IMF Peringatkan Potensi Risiko Tinggi Pengunaan Mata Uang Digital

Kamis, 22/04/2021 16:29 WIB
IMF. (CNBC)

IMF. (CNBC)

law-justice.co - Lembaga Dana Moneter Internasional (IMF) peringatkan dunia soal potensi dan risiko pengunaan mata uang digital yang kian marak dalam beberapa waktu terakhir.

Walau diakui mata uang digital memiliki potensi untuk membuat layanan keuangan lebih inklusif, namun ada juga risiko yang perlu diperhatikan.

Kepala Misi China dan Asisten Direktur IMF di Departemen Asia dan Pasifik Helge Berger mengatakan, ada bahaya dari jaringan dan protokol keamanan selama pengunaan mata uang digital.

"Ketika Anda beralih dari mata uang cetak ke mata uang elektronik, Anda harus memiliki kerangka kerja operasional di sekitarnya yang melibatkan jaringan dan komputer serta protokol keamanan," katanya.

Walau Walau pun banyak memberikan kemudahan dalam setiap transaksi menggunakan mata uang digital.

"Ada banyak janji dalam mata uang elektronik ini," kata Helge Berger seperti dilansir dari Xin Hua.

"Mereka menurunkan biaya transaksi dalam memegang uang tunai dan memindahkan uang tunai. Mereka bisa membuatnya lebih aman," tambah Berger.

Berger juga bilang dalam masa resesi ekonomi, mata uang digital banyak membantu proses pemulihan di beberapa negara termasuk China.

"Dan kami telah melihat beberapa keuntungan mata uang digital selama resesi tahun lalu, ketika otoritas fiskal di China menggunakan sarana elektronik untuk menargetkan dukungan fiskal kepada konsumen tertentu dengan cara yang membantu," katanya.

"Kita harus belajar bagaimana melakukan ini dengan aman," tambahnya.

Ada juga risiko internasional, yang perlu diingat, kata pejabat IMF itu.

“Jika mata uang-mata uang elektronik memudahkan penggunaan mata uang suatu negara di negara lain, maka terdapat komplikasi yang berkaitan dengan substitusi mata uang, yang dapat berdampak pada kemampuan bank sentral nasional untuk mengontrol suplai uang domestik, kredit domestik dan inflasi,” ungkapnya.

Berger mengatakan sepertinya banyak bank sentral sedang bereksperimen atau setidaknya berpikir secara konseptual untuk meluncurkan versi digital mata uang mereka, mencatat bahwa China adalah salah satu negara ekonomi besar pertama yang telah mendorong maju dengan eksperimennya.

"Ini area yang mengasyikkan," katanya. "Kami terus mengawasinya dan bersama dengan otoritas China, kami belajar dari pengalaman China."

(Tim Liputan News\Yudi Rachman)

Share:




Berita Terkait

Komentar