Ternyata Status KEK Bukit Algoritma Calon Silicon Valley RI Tak Jelas

Senin, 19/04/2021 07:08 WIB
Ternyata Status KEK Bukit Algoritma Calon Silicon Valley RI Tak Jelas. (Tempo).

Ternyata Status KEK Bukit Algoritma Calon Silicon Valley RI Tak Jelas. (Tempo).

law-justice.co - Ketua Pelaksana PT Kiniku Bintang Raya, Budiman Sudjatmiko enggan berkomentar ketika ditanya nasib status KEK Bukit Algoritma Cikidang, Sukabumi yang disebut akan menjadi `Silicon Valley` Indonesia.

Ketika ditanya restu Presiden Jokowi atas KEK Bukit Algoritma yang digembar-gembor sebagai Silicon Valley itu, ia hanya menyebut jawaban ada di pemerintah.

"Aku ga mau ngomong-ngomong ah, silahkan aja (tanya ke pemerintah)," pungkasnya seperti melansir cnnindonesia.com.

Namun, ia memastikan tidak ada masalah dalam pengadaan lahan seluas 888 hektare yang akan menjadi cikal bakal Bukit Algoritma.

Secara terpisah, Dhanny Handoko memastikan lahan yang dipakai merupakan lahan HGB perusahaannya, bukan lahan masyarakat. Lahan yang akan dibangun terhampar di sekitar Resort Cikidang, usaha milik keluarga yang dikelilingi oleh hamparan kebun sawit.

"Iya (clear), belinya juga dari perusahaan, status sudah HGB," jelasnya.

KEK didaftarkan sejak 2018

Dia menyebut proyek telah disiapkan sejak 2018, bersamaan dengan diusulkannya proyek menjadiKawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Telah didaftarkan sebagai KEK sejak 2018, Budiman mengatakan potensi peningkatan investasi di kawasan itu senilai Rp35,8 triliun dan diproyeksikan mampu menyerap 331,8 ribu pekerja.

Proyek bakal dibangun di atas tanah berstatus Hak Guna Bangunan (HGB) milik PT Bintang Raya Lokalestari, salah satu perusahaan pencetus proyek. Pada tahap awal, dana yang bakal dikucurkan senilaiRp18 triliun dan berasal dari investor Kanada. Budiman menyebut nama perusahaan tak dapat disebutkan karena dilindungi oleh disclosure agreement.

"Pak Dhanny Handoko (CEO PT Bintang Raya Lokalestari) punya ribuan Ha tanah tapi diberi 888 ha, kalau kurang bisa kita tambah berapa ratus ha lagi, tapi tunggu yang ini harus habis dulu," jelasnya pada media gathering di Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (18/4).

Selain Kanada, ia mengaku ada beberapa negara di Timur Tengah, Amerika Serikat (AS), China, dan Taiwan yang menyatakan minatnya, namun belum ada dari negara-negara itu yang menandatangani kontrak.

Rencana Silicon Valley

Diklaim bakal menjadi Silicon Valley Indonesia, ia mengatakan akan dibangun lima industri berbeda di sana, yakni industri nanoteknologi, industri bioteknologi, industri kuantum teknologi, industri semikonduktor (semiconductor), dan industri penyimpanan energi seperti baterai listrik.

Diperkirakan pembangunan memakan waktu hingga 11 tahun, adapun tiga tahun pertama akan difokuskan pada pembangunan infrastruktur dan fasilitas bangunan.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar