Bangkitkan Politik Identitas, Zulhas Kritik Wacana Poros Partai Islam

Kamis, 15/04/2021 23:15 WIB
 Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan kritik wacana pembentukan poros partai Islam karena dapat bangkitkan politik identitas  (Foto: Kanal Aceh)

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan kritik wacana pembentukan poros partai Islam karena dapat bangkitkan politik identitas (Foto: Kanal Aceh)

law-justice.co - Wacana pembentukan poros partai Islam dikritik oleh Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan atau Zulhas. Zulkifli menilai wacana poros partai Islam bertentangan dengan upaya rekonsiliasi nasional.

"Dalam satu-dua hari ini, saya menyimak munculnya wacana pembentukan koalisi partai Islam untuk pemilu tahun 2024. Saya menilai wacana ini justru kontra produktif dengan upaya kita melakukan rekonsiliasi nasional, memperkuat dan memperkokoh persatuan dan kesatuan kita sebagai bangsa dan negara," kata Zulkifli dalam keterangannya, Kamis (15/4/2021).

Mantan Menteri Kehutanan itu mengatakan politik identitas yang terbangun dalam Pilpres 2019 menimbulkan ketegangan di masyarakat. Zulhas khawatir wacana pembentukan poros Islam justru membangun kembali politik identitas seperti yang terjadi pada Pilpres 2019.

"Masih jelas dalam ingatan kita Pilpres 2019 begitu kuat menggunakan sentimen SARA dan politik aliran, politik identitas. Luka dan trauma yang ditimbulkan oleh ketegangan dan tarik-menarik itu masih terasa. Rakyat masih terbelah, meskipun elite cepat saja bersatu. Buktinya capres dan cawapres yang menjadi lawan dari pasangan pemenang kini sudah bergabung," papar Zulhas.

"Menanggapi wacana koalisi partai Islam 2024 itu, PAN melihat justru ini akan memperkuat politik aliran di negara kita. Sesuatu yang harus kita hindari. Semua pihak harus berjuang untuk kebaikan dan kepentingan semua golongan," imbuhnya.

PAN sebut Zulhas, saat ini sedang memperjuangkan dan memperkuat politik gagasan, politik yang mengedepankan konsep dan program. Wakil Ketua MPR RI itu menilai bahwa seharusnya saat ini semua pihak bersama-sama berpikir untuk kesejahteraan rakyat, mewujudkan ide kesetaraan, dan merumuskan gagasan tentang kedaulatan.

"Kita harus sama-sama berpikir bagaimana agar kita memiliki pemerintahan yang bersih, bagaimana memiliki hukum yang adil, bagaimana agar kita memiliki ekonomi yang setara, bagaimana agar kita tidak lagi bergantung pada impor pangan dari negara lain, bagaimana memperkuat militer dan pertahanan kita, bagaimana menciptakan harmoni di tengah segala perbedaan yang ada," tutur Zulhas.

Zulhas kemudian mengungkapkan gagasan PAN tentang Islam. PAN menginginkan agar ajaran Islam bisa diterjemahkan dalam kehidupan di Indonesia.

"Gagasan PAN tentang Islam adalah Islam substansial, Islam tengah (wasathiyah), ajaran Islam yang diterjemahkan ke dalam berbagai dimensi kehidupan. Gagasan Islam yang rahmatan lil`alamin. Dalam bahasa Buya Hamka, Islam garam, bukan Islam gincu," tutup Zulhas.

Seperti diketahui, wacana pembentukan poros partai Islam berawal dari pertemuan PPP dan PKS. Presiden PKS Ahmad Syaikhu dan Ketum PPP Suharso Monoarfa bertemu di DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Rabu (14/4). Dalam pertemuan itu, keduanya membuka peluang membentuk koalisi untuk Pemilu 2024.

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar