Menteri BUMN Beberkan Kriteria Direksi & Komisaris BUMN Masa Depan

Kamis, 08/04/2021 10:11 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir (Kompas)

Menteri BUMN Erick Thohir (Kompas)

law-justice.co - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengatakan sumber daya manusia (SDM) menjadi kunci utama untuk melakukan transformasi di BUMN. Terutama di masa pandemi ini sebab dibutuhkan perubahan pola pikir hingga modal bisnis.

Hal ini dilakukan untuk mendorong BUMN bisa bersaing secara sehat di industri dan menambah jumlah BUMN yang masuk dalam persaingan global.

"Kalau kita liat transformasi BUMN tidak mungkin berjalan kalau tidak ada transformasi human capital. Human capital menjadi kunci sangat penting untuk terjadi perubahan besar besaran pola pikir dan akhlak BUMN," kata Erick dalam konferensi pers, Rabu (7/4/2021).

"Transformasi yang kita hadapi ini dengan pandemi transformasi tidak hanya perubahan pola pikir sehingga bisnis model berubah tapi juga digitalisasi dan makin terbukanya persaingan global," lanjutnya.

Dia menyebut, salah satu peran SDM adalah target kementerian untuk meningkatkan kepemimpinan wanita di BUMN, yang saat ini baru mencapai 11% yang diharapkan bisa ditingkatkan secara bertahap, 15% di tahun ini dan 20% pada 2023 nanti.

Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan pelatihan khusus mengenai peran wanita tidak hanya dari sisi ekonomi dan juga perannya dalam rumah tangga. Sehingga, kata Erick, training yang diberikan tidak bisa digeneralisir dengan training lainnya.

Selain itu, target lainnya adalah untuk meningkatkan jumlah direksi muda di bawah usia 42 tahun di BUMN yang diharapkan jumlahnya bisa ditingkatkan menjadi 5% dari saat ini masih 4%.

"Belum lagi training CEO, sekarang sudah era benchmarking. CEO BUMN harus bisa bersaing dengan CEO global, harus ada benchmarking business model," kata dia.

Tak hanya untuk direksi BUMN, namun juga bagi komisaris perusahaan perlu dilakukan pelatihan bagi komisaris yang tidak memiliki latar belakang korporasi. Ini ditujukan agar direksi dan komisaris bisa memiliki pola pikir yang sama dalam mengembangkan BUMN ke depannya.

"Kita harapkan BUMN bisa menjadi korporasi yang tetap bersaing tapi juga public service-nya tetap melayani masyarakat dengan baik dan tentu di kancah global kita juga tidak kalah," tandasnya.

Sementara itu, Ketua Forum Human Capital Indonesia Alexandra Askandar mengatakan Forum Human Capital Indonesia (FHCI) menjadi wadah pengelola dan praktisi SDM di BUMN. Saat ini forum ini berkomitmen untuk memacu peningkatan kualitas dan kompetensi SDM di lingkungan BUMN untuk beradaptasi dengan perubahan bisnis yang bergerak dinamis di era volatility, uncertainty, complexity & ambiguity (VICA) dan disrupsi digital.

"FHCI mencermati tren pengembangan BUMN yang dirancang sedemikian rupa untuk adaptif dan kompetitif di era VUCA dan menyiasati dampak pandemi Covid-19 terhadap kinerja bisnis BUMN," kata dia.

"Dinamika ini direspon BUMN untuk mengembangkan program mencetak pemimpin dari internal perusahaan (creating leaders from within) dari generasi muda serta kaum perempuan yang berasal dari latar belakang sosial-budaya yang beragam untuk berkiprah di BUMN yang jenis usahanya cukup beragam itu," jelasnya.

FHCI telah menyiapkan program untuk mendukung ini, antara lain program Leadership Development, Raising Number of Diaspora Talents di jajaran direksi BUMN, dan program BUMN Bisa! (BersamaBangun Indonesia).

(Ade Irmansyah\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar