Razman Mundur dari Kubu Moeldoko, AHY Berkomentar Begini

Senin, 05/04/2021 23:03 WIB
Ketum Demokrat AHY tanggapi mundurnya Razman Arif Nasution dari kubu Moeldoko (netralnews.com)

Ketum Demokrat AHY tanggapi mundurnya Razman Arif Nasution dari kubu Moeldoko (netralnews.com)

law-justice.co - Setelah Razman Arif Nasution mundur dari kubu Moeldoko, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY langsung mengomentarinya. AHY menilai keputusan itu berdasar kesadaran pribadi Razman.

"Sebetulnya apa yang dilakukan saudara Razman Nasution itu yang kami tahu adalah atas kesadaran pribadinya untuk menyatakan mundur dari gerakan itu, dengan alasan-alasan yang juga beliau sampaikan. Dan kalau punya statement-statement berikutnya kami tidak mengikuti," ujar AHY dalam konferensi persnya di Pasuruan, Senin (5/4/2021).

Menurut AHY, apa yang disampaikan Razman merupakan hal yang wajar. Sebagai warga Negara Indonesia, memiliki hak yang sama untuk berbicara.

"Yang jelas semua punya hak yang sama untuk berbicara di Indonesia ini. Yang penting tidak keluar dari koridor hukum dan juga etika," imbuhnya.

AHY menyampaikan pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk merangkul Razman Arief Nasution. Apalagi, setiap individu punya hak untuk berpolitik.

"Dan kalau ditanya nanti dirangkul, kalau menurut saya ya semua kita lihat dengan baik, tadi saya sampaikan isunya bagaimana. Kita sebenarnya tidak pernah cari masalah sejak awal. Dan kalau kemudian ada yang ingin bergabung kepada kita (untuk) menyampaikan penyesalan dan lain sebagainya, itu hak mereka," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Razman mengatakan dia keluar dari kubu Moeldoko karena sayang pada Moeldoko. Dia bercerita penggagas KLB Deli Serdang tidak memiliki data lengkap tentang anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) Partai Demokrat.

Razman mengaku tidak ingin dipermalukan saat sidang di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) bila masih ada di kubu Moeldoko. Menurutnya, pengunduran diri dilakukan demi menjaga nama baiknya.

"Kita mesti jaga dong nama kita. Bagaimana mungkin besok, misalnya di pengadilan, saya menyuguhkan data yang tidak valid. Kebayang nggak saya jadi bulan-bulanan majelis hakim dan sama penggugat. Saya nggak mau konyol di dalam," jelasnya.

"Saya minta mereka (penggagas KLB) transparanlah kepada Pak Moeldoko. Supaya Pak Moeldoko mengerti situasi yang sebenarnya. Jangan nanti apa yang disampaikan oleh AHY, bahwa Pak Moeldoko itu terkena makelar politik. Saya nggak mau itu gitu lho, karena saya sayang dengan Pak Moeldoko. Beliau aset bangsa," sambungnya.

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar