Agar BUMN Efisien, Erick Thohir Belajar ke China

Jum'at, 02/04/2021 21:33 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir belajar ke China agar BUMN efisien (swa)

Menteri BUMN Erick Thohir belajar ke China agar BUMN efisien (swa)

law-justice.co - Tiga orang Menteri Jokowi berkunjung ke Fujian, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) pada Jumat (2/4/2021). Ketiganya adala Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi bersama Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi dan Menteri BUMN, Erick Thohir.

Erick ke China ingin mempelajari keberhasilan pemerintah China dalam mereformasi dan mentransformasi BUMN mereka untuk menjadi lebih efisien, memberikan kontribusi yang maksimal untuk masyarakat, dan menjadi pemain kelas dunia.

Pada kunjungan kerja ke Wuyi, China, Erick Thohir melakukan pertemuan dengan Vice Chairman dari State-Owned Asset Supervision and Administration (SASAC), Mr. Ren Hongbin untuk membahas peningkatan kerjasama BUMN antar kedua negara. SASAC adalah instansi pemerintah China yang mengelola 97 BUMN di sana.

"Saya bertemu dengan mereka untuk mempelajari bagaimana Tiongkok berhasil mereformasi dan mentransformasi BUMN mereka untuk menjadi lebih efisien, memberikan kontribusi yang maksimal untuk masyarakat, dan menjadi pemain kelas dunia. BUMN Indonesia dan BUMN Tiongkok mempunyai misi dan visi yang sama untuk negaranya,"kata Erick Thohir dalam pernyataan resminya, Jumat (2/4/2021).

Erick bilang sama seperti di Indonesia BUMN di China juga memberikan kontribusi ke masyarakat selain membantu peningkatan penerimaan negara. Namun, ada perbedaan antara China dan Indonesia. Apa itu?

"Bayangkan, dalam daftar Global Forbes 500, 48 di antaranya BUMN Tiongkok yang dikelola SASAC, sedangkan BUMN kita sendiri baru ada 2 di daftar itu, BRI dan Mandiri," ujar Erick.

Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak sepakat untuk melanjutkan dialog dan membuat platform kerjasama BUMN antar kedua negara yang lebih kongkret. Untuk mewujudkan kerja sama yang berkelanjutan, SASAC mengundang Kementerian BUMN dan BUMN Indonesia untuk melakukan pertemuan rutin dengan mereka dan BUMN Tiongkok.

Selanjutnya, SASAC dan Kementerian BUMN akan meninjau beberapa proyek kerjasama disektor ketenagalistrikan dan kerjasama investasi perikanan kelas dunia untuk wilayah Timur Indonesia.

Selain itu, Erick bertemu dengan perwakilan dari CBL yang merupakan konsorsium China yang terdiri dari Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL), Brunp, dan Lygend. Konsorsium ini bermitra dengan konsorsium BUMN yang terdiri dari MIND ID, Pertamina, PLN, dan Antam untuk pengembangan EV Battery.

"Saya ingin memastikan bahwa CBL berkomitmen untuk kerjasama ini dan segera menindaklanjuti nota kesepahaman yang telah ditandatangani sebelumnya. Saya tegaskan proyek investasi ini didukung penuh oleh pemerintah karena akan memberikan nilai tambah yang besar bagi sektor pertambangan kita. Skema kerjasama ini tidak hanya membuat Indonesia menjadi pasar, tapi dengan transfer teknologi kita akan menjadi pemain EV Battery kelas dunia".

 

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar