Presiden Filipina Sampai Kehabisan Air Mata karena Sulit Dapat Vaksin

Kamis, 01/04/2021 11:41 WIB
Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengaku sudah kehabisan air mata akibat sulitnya mendapatkan vaksin Covid-19 (netralnews)

Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengaku sudah kehabisan air mata akibat sulitnya mendapatkan vaksin Covid-19 (netralnews)

law-justice.co - Kesulitan mendapatkan vaksin Covid-19 dialami oleh Pemerintah Filipina. Bahkan Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengaku sudah kehabisan air mata karena menangis demi karena sulit mendapatkan vaksin untuk melawan virus Corona tersebut.

Dia pun meminta warganya untuk sabar dan mengerti situasi karena pemerintah melakukan yang terbaik untuk menangani krisis. Ia juga mengungkap betapa sulitnya mendapatkan vaksin Covid-19.

"Seandainya saya memiliki kekuatan tongkat ajaib untuk menghilangkan masalah kita, saya akan melakukannya," katanya dalam pidatonya beberapa hari lalu, seperti dikutip Arab News, Rabu (31/3/2021).

"Saya bergulat dengan masalah virus corona. Sebenarnya sebagian besar waktu saya dibutuhkan untuk mencari cara dan di mana kita bisa mendapatkan vaksin," tambah mantan walikota Davao itu.

Distribusi vaksin dunia yang tidak adil membuat Filipina sulit mendapatkan akses karena beberapa negara telah mengamankan pasokan global.

"Jika Anda tahu, saya ingin melewati api penyucian saat ini sampai saya dapat membantu semua orang Filipina. Saya ingin menangis di depan Ada, tapi saya sudah kehabisan air mata," tuturnya.

Dengan situasi yang ada, Duterte meminta agar masyarakat untuk bersabar, terlebih Filipina bukan produsen vaksin. Ia juga telah memerintahkan pihaknya untuk memberikan akses bagi swasta untuk mengimpor vaksin sesuka hati.

“Kami melakukan yang terbaik. Kami bukan negara penghasil vaksin. Kami tidak memiliki keahlian dan kami tidak memiliki pengetahuan medis atau ilmiah. Jadi kita tunggu saja," kata Duterte.

Filipina sudah mencatat 741.181 kasus Covid-19, dengan 13.191 orang meninggal dunia. Dari total kasus tersebut, 603.310 orang telah sembuh, sedangkan jumlah kasus aktif saat ini mencapai 124.680 orang.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar