Impor Beras Batal, Jokowi Minta Menkeu Siap Anggran Serap Beras Petani

Sabtu, 27/03/2021 08:27 WIB
Presiden Jokowi minta Menkeu Sri Mulyani siapkan anggaran khusus untuk serap beras petani (indozone)

Presiden Jokowi minta Menkeu Sri Mulyani siapkan anggaran khusus untuk serap beras petani (indozone)

law-justice.co - Pemerintah secara resmi membatalkan rencana untuk mengimpor beras sebanyak 1 juta ton yang selama ini menjadi polemik di masyarakat. Untuk itu, Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk segera menyiapkan anggaran untuk menyerap beras dari para petani.

Untuk menyerap beras para petani tersebut, Presiden Jokowi menekankan telah meminta Perum Bulog melaksanakan tugasnya dan akan didukung dari sisi anggarannya.

"Saya pastikan beras petani akan diserap Bulog dan saya akan segera memerintah Menteri Keuangan agar membantu terkait anggarannya," kata Presiden Jokowi dalam keterangannya di akun Youtub Sekretariat Presiden, Jumat (26/3/2021).

Jokowi menekankan, hingga Juni 2021, beras impor tidak akan masuk ke Indonesia. Sebab, harga gabah ditingkat petani menurutnya belum sesuai dengan harga yang diharapkan.

"Saya tahu kita memasuki masa panen dan harga beras di tingkat petani belum sesuai yang diharapkan. Oleh sebab itu saya minta segera hentikan perdebatan yang berkaitan dengan impor beras, ini justru bisa membuat harga jual gabah turun atau anjlok," paparnya.

Sebagai informasi, pada awal bulan ini, sejumlah daerah di Jawa Tengah telah memasuki panen raya. Namun para petani mengeluhkan harga jual gabah basah yang anjlok.

Di Kabupaten Kendal, harga gabah basah bahkan merosot hingga Rp3.600 per kilogram. Padahal pada panen sebelumnya, harga per kilogram mencapai Rp4.300. Anjloknya harga gabah basah membuat petani kesulitan. Hal itu karena harga jual tidak sebanding dengan biaya produksi.

"Bingung mas, karena kualitasnya juga sama dibanding hasil panen sebelumnya, tapi ini bisa merosot sampai segitu harganya," kata Muslim (40), petani asal Desa Sijeruk, Kecamatan Kendal.

Ia menambahkan, kemungkinan karena panen saat ini bersamaan di beberapa tempat sehingga stok melimpah sehingga mempengaruhi harga.

"Banyak yang lagi panen, mau gak mau harganya ngikuti, sekarang jadi Rp3.600 per kilonya," kata Muslim.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar