Demokrat & Berkarya Direbut, Gatot: Politik Menyimpang dari Pancasila!

Senin, 08/03/2021 05:04 WIB
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo (Finroll.com)

Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo (Finroll.com)

law-justice.co - Mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menilai, pengambilalihan paksa kursi ketua umum partai politik mencerminkan kondisi yang tidak sehat.

Hal itu dikatakannya untuk melihat peristiwa di Partai Demokrat dan Partai Berkarya yang diakuisisi.

"Contohnya yang baru-baru terjadi. Demokrat mau diambil, Berkarya dengan mudah diambil, jadi ngapain kita capek-capek bikin partai? Kita tunggu aja lah nanti kita rebut dengan cara-cara seperti ini, seperti ini, ini kan politik yang tidak sehat seperti ini," kata Gatot seperti dilihat dalam channel YouTube Bang Arief pada Minggu (7/3/2021).

Gatot juga menilai saat ini praktik politik di Indonesia sudah menyimpang dari Pancasila. Ia mencontohkan terjadinya money politics atau politik uang pada saat voting dalam pengambilan keputusan.

Menurut dia yang sesuai dengan keadaban bangsa ialah sistem musyawarah.

"Kemudian saya katakan politik kita sudah menyimpang dari Pancasila. Di sila keempatnya. Itulah demokrasi kita kan di situ kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Jadi musyawarah itu sekarang sudah enggak. (Yang dipilih) voting, begitu voting money politics bisa terjadi," tuturnya.

Menurut Gatot, pihak yang melakukan penyimpangan terhadap hal itu adalah oknum politikus. Itulah realitas politik yang saat ini ia lihat.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar