Pakar Desak Pemerintah Waspadai Varian Corona dari Brasil

Minggu, 07/03/2021 14:20 WIB
Ilustrasi Vaksin Corona. (ist).

Ilustrasi Vaksin Corona. (ist).

law-justice.co - Pakar Epidemiolog FKM UI Pandu Riono mendesak pemerintah untuk waspada terkait potensi masuknya varian corona dari Brasil.

Kata dia, varian virus Covid-19 yang beredar di Brasil berjenis P1 bisa menghindar dari sistem antibodi vaksin Sinovac.

Karena hingga saat ini jenis vaksin yang tersedia di Indonesia baru vaksin Sinovac saja.

Oleh karena itu, Pandu minta pemerintah memperkuat pemeriksaan dan pelacakan untuk mencegah masuknya varian baru virus tersebut ke Tanah Air.

“Virus P1 yang ditemukan di Brazil ternyata bisa menghindar dari sistem antibodi yang diprovokasi vaksin Sinovac. Vaksinasi bisa kurang bermanfaat, bila varian P.1 tersebut masuk dan mendominasi populasi SarsCov2 yang beredar di Indonesia. Perkuat sistem surveilans Tes-Lacak-Isolasi,” tulisnya melalui Twitter, Minggu (7/3/2021).

Beberapa mutasi virus yang disebut lebih berbahaya kini juga sudah tersebar. Salah satunya adalah adanya mutasi virus dari Inggris berjenis B117, dan dari Afrika Selatan Berjenis B1351.

Di Indonesia sendiri, tercatat sudah ada dua kasus yang membawa varian baru virus Corona dari Inggris, B117. Virus itu disebut memiliki daya lebih cepat menular.

Sementara itu, varian virus B1351 saat ini sudah mendominasi strain virus di Afrika Selatan. Setidaknya lebih dari 1,5 juta orang terinfeksi dan hampir 50.000 orang meninggal.

Pada mutasi virus Covid-19 di Afrika Selatan itu juga diketahui cukup kuat melawan vaksin dari Pfizer dan BioNTech, Moderna, AstraZeneca, Johnson & Johnson, dan Novavax.

Padahal, pada pengujian sebelumnya vaksin Pfizer memiliki efikasi paling tinggi, hingga di atas 90 persen.

Begitu pula dengan vaksin Moderna yang efikasinya mencapai di atas 80 persen.

Namun, ternyata sejumlah studi tersebut menunjukkan antibodi penetral yang dihasilkan dari vaksin lebih rendah pada orang yang divaksin menggunakan vaksin-vaksin yang sudah beredar di seluruh dunia.

Namun, secara umum vaksin tersebut masih bisa bekerja melawan varian mutasi virus tersebut.

(Tim Liputan News\Yudi Rachman)

Share:




Berita Terkait

Komentar