Sudah Masuk ke Indonesia, Ini 7 Fakta Soal Mutasi Virus Corona B.1.1.7

Kamis, 04/03/2021 22:51 WIB
Ilustrasi mutasi Virus Corona B.1.1.7 Inggris. (radartegal)

Ilustrasi mutasi Virus Corona B.1.1.7 Inggris. (radartegal)

law-justice.co - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan mutasi virus Corona B.1.1.7 Inggris sudah masuk ke Indonesia. Terdapat dua kasus Covid-19 dengan mutasi virus corona ini. Hal itu disampaikan oleh Wakil Menteri Kesehatan dr. Dante Saksono.

"Tadi malam saya mendapatkan informasi bahwa dalam tepat satu tahun hari ini kita menemukan mutasi B.1.1.7 UK di Indonesia, ini fresh from the oven baru tadi malam ditemukan dua kasus," kata Dante.

Lantas, apa itu mutasi virus corona B.1.1.7?

Berikut fakta seputar mutasi virus corona B.1.1.7 yang sudah masuk ke Indonesia:

1. Deteksi metode WGS

Dante menjelaskan bahwa temuan dua kasus mutasi B117 ditemukan dari hasil pemeriksaan terhadap 462 sampel menggunakan metode pengurutan genom atau Whole Genome Sequence (WGS), yang telah dilakukan selama beberapa bulan terakhir. Dilansir dari Pusat Kontrol dan Pencegahan Wabah (CDC), WGS merupakan prosedur laboratorium yang menentukan urutan basa dalam genom suatu organisme dengan satu proses.
WGS membantu menghubungkan suatu kasus yang diteliti, dengan kasus lainnya sehingga wabah dapat dideteksi dan diselesaikan lebih cepat. Dante mengatakan, dengan adanya temuan dua kasus yang terkait dengan mutasi B.1.1.7 ini, maka Indonesia akan menghadapi pandemi Covid-19 dengan tingkat kesulitan yang semakin berat.

2. Nama B.1.1.7

Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof dr Zubairi Djoerban mengungkapkan, penamaan B.1.1.7 atau VUI 202012/01 adalah nama varian virus corona yang merebak di Inggris. "VUI singkatan dari Variant Under Investigation (VUI) tahun 2020, bulan 12, varian 01," ujar Zubairi.

Lembaga Kesehatan Publik Inggris melakukan investigasi berkelanjutan untuk varian ini ditetapkan sebagai VUI 202012/01 atau B.1.1.7. Varian ini ditinjau ulang dan ditetapkan pada 18 Desember 2020.

3. Lebih menular

Mutasi virus corona B.1.1.7 ini diketahui lebih menular hingga 70 persen dibandingkan dengan varian awal SARS-CoV-2 yang ditemukan di Wuhan, China. Negara-negara lain juga telah melaporkan penemuan kasus dari varian baru virus corona ini seperti Singapura, India, Malaysia, hingga Korea Selatan.

Berdasarkan publikasi Kesehatan Publik Inggris, mutasi B.1.1.7 telah meningkatkan penularan dibandingkan dengan varian yang beredar sebelumnya dan telah menyebar dengan cepat menjadi varian dominan di Inggris. Kepala Penasihat Ilmiah Pemerintah, Sir Patrick Vallance menuturkan, para ilmuwan telah mengidentifikasi 22 perubahan dalam kode genetik varian yang membuatnya lebih mudah menular.

4. Replikasi di tenggorokan

Replikasi adalah kemampuan virus untuk memperbanyak diri. Mutasi virus corona B.1.1.7 disebutkan lebih menular disebabkan karena varian virus corona ini mengalami replikasi lebih cepat di dalam tenggorokan. Sebuah studi yang dilakukan Universitas Birmingham Inggris menemukan, pasien Covid-19 dengan mutasi virus B.1.1.7, mempunyai viral load tinggi.

Adapun viral load yang lebih tinggi dapat menentukan tingkat penularan subjek dan kemampuan virus untuk ditularkan.

5. Gejala

Sebuah survei yang dilakukan oleh Kantor Statistik Nasional Inggris (ONS) menemukan gejala yang paling banyak dialami dari mutasi virus corona B.1.1.7. Orang yang terinfeksi Covid-19 dengan mutasi B.1.1.7 lebih merasakan gejala berikut ini dibandingkan varian sebelumnya: batuk, sakit tenggorokan, dan kelelahan nyeri otot.

Sejumlah ahli menyebut, pergeseran gejala, kemungkinan didorong oleh sifat varian yang lebih menular dan menyebar lebih cepat di tubuh.

6. Pengaruhnya pada vaksinasi

Saat ini, tidak ada bukti bahwa varian ini menyebabkan penyakit yang lebih parah atau peningkatan risiko kematian. Meski mutasi virus corona B.1.1.7 memiliki protein lonjakan yang membuatnya lebih menyerang tubuh, tetapi ahli virologi dan pakar kesehatan masyarakat percaya bahwa vaksin yang dikembangkan perusahaan akan tetap efektif melawan varian baru virus corona.

Melansir Kompas.com, 30 Desember 2021, Zubairi mengatakan bahwa tindakan vaksinasi hampir pasti, namun tetap efektif. Di sisi lain, para ilmuwan terus bekerja untuk mempelajari lebih lanjut tentang varian ini untuk lebih memahami penularan dan meningkatkan perlindungan.

7. Penularan B.1.1.7

Seorang peneliti Michael Kidd mengatakan, perkembangan riset penularan mutasi B.1.1.7 dapat membantu memberikan penjelasan mengapa virus dapat berkembang biak pada setiap orang yang terinfeksi. Akan tetapi, masih belum diketahui secara pasti penyebab virus menyebar dengan cepat.

Kendati demikian, terdapat faktor lain yang berpengaruh maraknya penularan, yaitu perilaku manusia. Selama pandmi Covid-19, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berulang kali mengampanyekan protokol kesehatan. Di Indonesia, kita mengenalnya dengan 3M, yaitu menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar