Awas Varian baru Virus, Dari Arab Saudi

Kamis, 04/03/2021 00:00 WIB
Awas, Varian Baru Virus lebih Berbahaya karena Penyebaran dari Manusianya

Awas, Varian Baru Virus lebih Berbahaya karena Penyebaran dari Manusianya

law-justice.co -
Tepat setahun pandemi COVID-19 di Indonesia, wakil menteri kesehatan mengumumkan temuan 2 kasus COVID-19 varian Inggris B117. Belakangan diketahui keduanya adalah kasus import dari Saudi Arabia. "Tadi malam kita menemukan dua kasus, masuk dari Saudi Arabia dan memiliki strain virus baru ini," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dikutip dari Media , Selasa (2Maret 2021).

"Kasusnya sebenarnya kasus impor yang datang di Indonesia, dan datangnya bukan tadi malam. Datangnya beberapa minggu yang lalu. Karena berbagai prosedur baru terdeteksi ada dua kasus," kata Prof Amin, dalam diskusi online di kanal YouTube  , Selasa (2Maret 2021).

Mutasi yang lebih menular , Mutasi virus corona yang lebih menular sebelumnya telah teridentifikasi di Inggris pada November 2020. Negara-negara lain juga telah melaporkan penemuan kasus dari varian baru virus corona ini seperti Singapura, India, Malaysia, hingga Korea Selatan. Para ilmuwan mengatakan, mutasi B.1.1.7 ini, 70 persen lebih menular daripada sebelumnya.

Varian Baru Virus Corona B1525 Ditemukan di Inggris, Berpotensi Mengkhawatirkan Mutasi SARS-CoV-2 itu disebutkan lebih menular disebabkan karena varian virus corona ini mengalami replikasi lebih cepat di dalam tenggorokan. Sebuah studi yang dilakukan Universitas Birmingham Inggris menemukan, pasien dengan varian baru Covid-19, B.1.1.7, mempunyai viral load tinggi.

Viral load yang lebih tinggi dapat menentukan tingkat penularan subjek dan kemampuan virus untuk ditularkan. Baca juga: Pemerintah Gratiskan Vaksin Covid-19, Mengapa Diberikan Lewat Suntikan? Gejala yang ditimbulkan . sebuah survei yang dilakukan oleh Kantor Statistik Nasional Inggris (ONS) menemukan, orang yang terinfeksi varian baru Covid-19 merasakan gejala berikut ini dibandingkan varian sebelumnya: Batuk Sakit tenggorokan Kelelahan Nyeri otot

Sejumlah ahli menyebut, pergeseran gejala mungkin didorong oleh sifat varian yang lebih menular dan menyebar lebih cepat di tubuh.

Data tersebut didapat ONS setelah bertanya kepada orang-orang tentang gejala mereka setelah menerima tes positif yang kuat untuk Covid-19 antara 15 November 2020 hingga 16 Januari 2021.

Vaksin masih efektif , Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof dr Zubairi Djoerban mengatakan, tindakan vaksinasi hampir pasti, namun tetap efektif terhadap varian baru virus corona B.1.1.7.

varian baru ini juga tetap akan terdeteksi menggunakan uji PCR. "Tetap mampu mendeteksi (dengan PCR). Tes PCR ini bisa mendeteksi tiga spike (seperti paku-paku yang menancap pada permukaan virus corona) berbeda," kata dia. Di sisi lain, para ilmuwan sedang bekerja untuk mempelajari lebih lanjut tentang varian ini untuk lebih memahami betapa mudahnya ia dapat ditularkan dan apakah vaksin resmi saat ini akan melindungi orang terhadap varian baru tersebut. Saat ini, tidak ada bukti bahwa varian ini menyebabkan penyakit yang lebih parah atau peningkatan risiko kematian.

Varian baru ini  gen nya berubah , akan susah di kenali dan  diagnose . karena  merubah struktur antigen, anti bodi akan berubah juga, tapi belum ada publikasi .
Prof Amin : vaksin masih cukup efektif terhadap varian baru .

Apakah lebih berbahaya lagi ?  mutasi pada virus merubah pengenalan antibodi pada tubuh yg di bangkitkan tubuh. si virus lebh cepat masuk kedalam sel. penularannya lebih cepat , menyebabkan menyebarkan ke lebih banyak lagi.

Kecepatan penularan lebih tinggi , dilihat dari penyebaran antar benua  . Virus ini kan tidak punya Pasport . Penyebarannya yah karena di bawa oleh penyebaran manusianya.  Potensi karena pergerakan manusia yang menyebabkan percepatan Penyebarannya . Tetap melakukan 3M .Varian ini baru sudah menyebar ke banyak negara. Negara Adidaya sendiri ( AS) ikut kelabakan .

Solisinya : berarti kita harus lebih cepat bekerjanya , dan lebih di waspadai . Satgas lebih intens lalukan penanganan ungkap Prof Amin Soebandrio dalam TV media hari ini.2

(Patia\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar