Nasib Indonesia Usai Tesla Bangun Pabrik di India, Begini Kata Erick

Selasa, 23/02/2021 20:29 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir tanggapi langkah Tesla yang pilih bangun pabrik di India (swa)

Menteri BUMN Erick Thohir tanggapi langkah Tesla yang pilih bangun pabrik di India (swa)

Jakarta, law-justice.co - Perusahaan kendaraan listrik terbesar asal Amerika Serikat, Tesla beberapa waktu lalu dikabarkan akan membangun pabrik di India. Padahal, sebelumnya perusahaan Elon Musk itu berpeluang besar dibangun di Indonesia.

Terkait hal itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir buka suara. Dia mengatakan saat ini pemerintah masih dalam tahap pembicaraan dengan berbagai negara untuk melakukan pengembangan baterai untuk kendaraan listrik (EV battery), salah satunya dengan Tesla.

Hal ini dilakukan dalam rangka pengembangan sumber daya alam yang ada di dalam negeri, terutama untuk nikel sehingga potensi industri EV battery di dalam negeri sangat besar.

"Kita juga terus mengadakan pembicaraan dengan beberapa perusahaan besar lainnya dari Jepang, Amerika (Serikat) termasuk yang sering dibicarakan di publik yaitu Tesla," kata Erick dalam acara The Indonesia 2021 Summit: The Future is Now secara virtual, Selasa (23/2/2021).

Saat ini investasi yang sudah mencapai tahap perjanjian bisnis untuk pengembangan EV battery adalah antara konsorsium BUMN dengan perusahaan asal China, China`s Contemporary Amperex Technology atau CATL dan perusahaan asal Korea Selatan, LG Chem.

Konsorsium BUMN yang dimaksud adalah antara holding pertambangan BUMN MIND ID, PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero).

Pengembangan ini dilakukan mengingat Indonesia merupakan salah satu produsen nikel terbesar dunia. Di samping juga memiliki sumber daya alam lainnya seperti bauksit, tembaga dan lain-lain.

Dengan jumlah sumber daya yang dimiliki, industri ini diperkirakan dapat menopang pertumbuhan Indonesia hingga 20 tahun ke depan.

"Nah hal-hal ini tentu tidak lain Indonesia tumbuh dengan program yang jelas seperti EV battery ini bisa juga menjadi pondasi daripada pertumbuhan Indonesia, tidak hanya untuk satu tahun tapi 20 tahun yang akan datang berdasarkan kekuatan sumber daya alam Indonesia," tutupnya.

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar