IPO Tiga Anak Usaha Pertamina Disebut Naikkan Gairan Pasar Saham

Jum'at, 19/02/2021 13:07 WIB
Gedung Petamina (CNBC)

Gedung Petamina (CNBC)

Jakarta, law-justice.co - PT Pertamina (Persero) berencana untuk melakukan penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) pada Semester II tahun ini. Pilihan IPO dikabarkan mengerucut pada tiga unit usaha Pertamina.

Ketiga entitas bisnis yang dikabarkan akan IPO itu adalah PT Pertamina Power Indonesia (PPI), PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) dan PT Pertamina Internasional Shipping (PIS).

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji menilai rencana tersebut cukup prospektif dan disambut baik oleh pasar. Baik dari sisi momentum maupun sektor usaha yang akan IPO, Nafan melihat rencana itu sudah tepat.

Pemulihan ekonomi diprediksi akan terus berlanjut dan bisa terakselerasi pada Kuartal II (Q2). Oleh sebab itu, rencana untuk melakukan IPO pada Q3 atau Q4 potensial menarik minat pasar. Dari sisi segmen usaha, PPI dan PGE yang memiliki portofolio energi terbarukan akan diminati seiring dengan tren transisi ke energi bersih.

Begitu juga dengan segmen usaha angkutan (shipment) Pertamina, yang akan prospektif seiring dengan pemulihan demand. Selain itu, label Pertamina sebagai BUMN terbesar juga bakal menjadi sentimen positif bagi pasar.

"Pertamina sudah punya prestige, itu termasuk sentimen positif. (dari sisi sektor yang direncanakan IPO) shipping itu bagus. Segmen energi terbarukan juga penting sebagai diversifikasi, masa depan sangat ditentukan oleh itu," kata Nafandilansir dari Kontan.co.id, Kamis (18/2).

Mengenai valuasi atau besaran dana yang berpotensi didapat Pertamina saat IPO, Nafan memang belum memberikan gambaran. Namun, dia berharap harga per lembar saham tidak terlalu mahal, sehingga dapat lebih menarik minat investor.

"Mudah-mudahan penetapan harga IPO menarik, sehingga potensi oversubscribed. Jangan kemahalan, karena kan nanti pegerakan saham akan berdampak positif saat terjadi tren penguatan. Investasi bukan hanya jangka pendek, tapi juga jangka panjang," terangnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim. Menurutnya, di tengah kondisi pemulihan ekonomi, IPO anak atau cucu usaha Pertamina bisa mendorong gairah pasar.

Harga yang terjangkau bisa menarik investor dalam negeri untuk memiliki saham dari entitas bisnis holding perusahaan migas BUMN tersebut. Ibrahim bilang, IPO anak usaha Pertamina akan menarik jika harga penawarannya berkisar di level Rp 500 per lembar saham.

"Kalau bisa di bawah itu. Kalau terjangkau, masyarakat Indonesia bisa beli, agar yang memiliki masyarakat Indonesia sendiri. Jika terlalu tinggi, pasar bisa tidak merespon," ungkap Ibrahim.

Dia menambahkan, IPO anak atau cucu usaha Pertamina merupakan langkah yang tepat untuk memperoleh pendanaan. Selain itu, IPO bisa menjadi instrumen untuk meningkatkan transparansi perusahaan.

IPO perusahaan plat merah juga dinilai sebagai hal yang lumrah, termasuk untuk sektor migas. "Supaya tidak ada subsidi yang terlalu besar dari pemerintah, dana segar bisa didapat dari masyarakatnya. Jadinya masyarakat merasa bertanggung jawab, ada kontrol dan transparan," ungkap Ibrahim.

Dihubungi terpisah, Senior Vice President Corporate Communication and Investor Relation Pertamina Agus Suprijanto tidak menanggapi secara langsung mengenai kabar IPO tiga anak usaha Pertamina. Kata dia, Pertamina saat ini dalam tahap melakukan kajian terkait opsi terbaik untuk mekanisme pendanaan bagi pertumbuhan anak usahanya.

Yang pasti dalam upaya peningkatan nilai perusahaan dan keberlanjutan usaha ke depan, pembiayaan lewat pasar modal menjadi salah satu opsi yang akan dikerjakan Pertamina. "Saat ini dalam tahap melakukan kajian terkait opsi terbaik mekanisme pendanaan bagi pertumbuhan usaha anak perusahaan. Antara lain melalui penerbitan obligasi, project financing, partnership, pembiayaan pasar modal dan opsi lainnya," kata Agus 

Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan IPO kemungkinan besar akan dilakukan di semester kedua 2021. "Di triwulan ketiga dan triwulan keempat kami akan IPO salah satu unit bisnis kami," ungkap Nicke dalam diskusi virtual, Kamis (4/2/2021) lalu.

Dilansir dari Kontan.co, isyarat untuk IPO subholding Pertamina di sektor bisnis EBT dan shipping pernah disampaikan oleh Nicke Widyawati. "Jadi kami melihat subholding shipping dan renewable energy ini juga sedang kami kaji. Tapi intinya kami belum mengambil keputusan lebih jauh," kata Nicke dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR RI, 29 Juni 2020 lalu.

Sebagaimana diketahui, IPO memang menjadi salah satu pekerjaan rumah yang diberikan Menteri BUMN Erick Thohir kepada Pertamina pasca restrukturisasi dilakukan pertengahan tahun lalu.

Pasca restrukturisasi, Pertamina memiliki lima subholding. Pertama, upsteam subholding melalui PT Pertamina Hulu Energi. Kedua, subholding gas (PT Perusahaan Gas Negara Tbk). Ketiga, subholding refinery & petrochemical (PT Kilang Pertamina Internasional).

Keempat, subholding power & NRE (PT Pertamina Power Indonesia). Kelima, subholding commercial & trading (PT Patra Niaga). Selain itu, Pertamina juga menjalankan bisnis shipping company melalui PT Pertamina Internasional Shipping.

Saat dihubungi Kontan.co.id, Corporate Secretary Subholding Power & NRE Pertamina Dicky Septriadi menegaskan bahwa hal terkait IPO menjadi kewenangan dari induk usaha dan pemegang saham. "Belum ada tanggapan, pada intinya dari Subholding PNRE siap mendukung dan mengoptimalkan semua aspirasi pemegang saham," ungkap Dicky.

Director of Business Planning PT Pertamina Internasional Shipping Wisnu Medan Santoso juga menekankan, aksi korporasi berupa IPO sepenuhnya menjadi kewenangan Pertamina selaku holding. Saat ini, Pertamina juga masih fokus pada restrukturisasi internal, termasuk restrukturisasi bisnis shipping.

"Dengan pembentukan Subholding Shipping yang akan meningkatkan fundamental bisnis perusahaan sehingga dapat membiayai rencana ekspansinya secara mandiri," ungkap Wisnu.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar