Cak Nun Ancam Turunkan Jokowi, Ruhut Malah Ketawa dan Singgung HRS

Selasa, 16/02/2021 22:23 WIB
Politikus PDIP Ruhut Sitompul ketawa mendengar Cak Nun ancam turunkan Jokowi dari pesiden (tribunnews)

Politikus PDIP Ruhut Sitompul ketawa mendengar Cak Nun ancam turunkan Jokowi dari pesiden (tribunnews)

Jakarta, law-justice.co - Ancaman Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun untuk menurunkan Joko Widodo atau Jokowi dari jabatannya sebagai presiden tak dianggap oleh politikus PDI Perjuangan Ruhut Sitompul. Hal serupa juga dilakukan oleh mantan Politikus Demokrat Ferdinand Hutahaean yang bahkan menertawainya. Cak Nun mengungkapkan hal itu jika situasi negara dalam kondisi darurat.

Ruhut merespons demikian sebab dia menilai budayawan dan cendikiawan muslim itu cuma omong doang. Ruhut bahkan menegaskan bahwa untuk menurunkan seorang presiden bukanlah perkara mudah. Sedangkan Ferdinand menyamakan Cak Nun dengan Habib Rizieq Shihab.

“Cak Nun ancam turunin Presiden andaikan negara sudah darurat, ha ha ha tertawa aku termehek mehek emangnya Supir Presiden Taxi bisa dituruni dipinggir jalan ngebacot pakai otak jangan pakai dengkul. Perusahaan taxinya saja sudah lama bubar MERDEKA,” tulis Ruhut seperti dikutip, Selasa (16/2/2021),

Nggak jauh beda, Ferdinand pun menertawai sesumbar Cak Nun itu. Mantan politikus Partai Demokrat itu menyamakan Cak Nun dengan Habib Rizieq, cuma koar-koar saja.

“Omongan begini sudah biasa keluar dari Cak Nun dan Rizieq Sihab, tapi cuma sebataas kata-kata yang tak pernah bisa diwujudkan. Biarlah mulutnya berkoar-koar, tak perlu kita tanggapi serius, cukup tertawakan saja,” tulis Ferdinand.

Dikutip dari video berjudul ‘Hancurnya Indonesia Dimulai Rezim Ini’ yang baru-baru ini tayang di saluran Youtube Ayo Berbagi Ilmu, Cak Nun pertama-tama mengaku acap berseberangan dengan pemerintah. Namun, perbedaan tersebut bukan membuatnya benci, melainkan menuntutnya untuk cinta dan peduli.

“Pikiran saya berbeda mengenai Indonesia, saya punya cara berpikir yang berbeda dengan semuanya. But, I love you. Berbeda tidak masalah, dan saya tidak akan masalah, tidak akan memaksakan kehendakmu,” ujar Cak Nun.

Cak Nun menambahkan, jika harus bicara jujur, dia sejatinya tak setuju dengan konsep NKRI saat ini. Bahkan, dia juga mengaku tak setuju dengan sistem dan pemimpin negaranya. Kendati demikian, dia tetap mencintai Indonesia.

“Saya hari ini tidak setuju dengan NKRI, presidennya saya juga tidak setuju, sistemnya juga tidak setuju, but I love you.”

“Kalau wanita terjalanjur hamil, apa kita pukulin laki-lakinya atau anaknya kita lahirkan dan kita santuni? Itu yang terjadi pada Indonesia, karena aku mencintai baik laki-lakinya, perempuannya, maupun anaknya. Saya akan mencintai mereka semua,” terangnya.

Lebih jauh, Cak Nun mengklaim, dia telah membuat sejumlah teori atau gambaran ideal untuk memajukan negara. Namun demikian, kata dia, Indonesia tidak membutuhkan jasanya. Sehingga, dia lebih memilih diam.

“Ngomongin perdamaian, saya punya catatan banyak sekali mengenai itu. Tapi tidak bisa saya omongkan 100 persen. Saya punya teori macem-macem, banyak sekali. Tapi karena Indonesia enggak butuh saya, ya saya diam saja. But I love you, dari jauh aku tetap mencintaimu,” tegasnya.

Cak Nun berkisah, dahulu Soeharto turun dari jabatannya sebagai Presiden RI lantaran dia yang memintanya. Kini, dia bisa saja melakukan hal serupa, asalkan situasi negara sudah benar-benar gawat.

“Saya ini sebenernya tidak percaya dengan Indonesia, tapi Anda jangan marah. Saya yang bikin turun Pak Harto. Saya yang ngomongin Pak Harto secara pribadi, dan saya ingin melakukan itu lagi pada suatu hari.”

“Kalau negara sudah darurat, saya akan turunkan (presiden) lagi,” kata dia.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar