Doni Ingin RI Bebas Pandemi 17 Agustus, Pakar: Kerja Keras Dulu!

Selasa, 16/02/2021 16:04 WIB
Satgas covid Doni Monardo (Istimewa)

Satgas covid Doni Monardo (Istimewa)

Jakarta, law-justice.co - Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Doni Monardo menargetkan Indonesia bisa bebas dari pandemi Covid-19 pada Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus 2021.

Pernyataan itu diungkapkan Doni Monardo saat membuka Rapat Koordinasi Satuan Tugas Penanganan Covid-19 pada Minggu (14/2/2021) kemarin.

“Target kita adalah pada perayaan 17 Agustus yang akan datang, maka kita betul-betul harus bebas dari Covid-19. Artinya Covid-19 dalam posisi yang bisa dikendalikan,” kata Doni disiarkan YouTube Pusdalops BNPB.

Lantas, realistiskah target Doni Monardo itu? Menanggapi hal tersebut, epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono meragukan target pemerintah terkait pandemi Covid-19 akan terkendali pada 17 Agustus.

Pandu menjelaskan, Pemerintah sebaiknya tidak perlu mengutarakan target wabah virus corona terkendali, mengingat kasus positif Covid-19 di Indonesia juga masih tinggi.

"Tujuannya pak Doni ngomong gitu untuk apa, itu yang harus dipertanyakan. Apa sih maksudnya, kan gak pernah akurat," kata Pandu dilansir dari Suara.com, Selasa (16/2/2021).

Daripada membuat target tersebut, pemerintah disarankan agar lebih bekerja keras untuk mengendalikan penularan infeksi di masyarakat.

"Lebih baik kerja mencapai sasaran itu yang lebih penting. Daripada prediksi mengakhiri pandemi, orang gak mungkin tercapai. Jadi kita harus lebih banyak kerja keras. Negara lain memang sudah bisa kendalikan pandemi, tapi belum vaksinasi. Masih ada lockdown," tutur Pandu.

Pengajar di Fakultas Kesehatan Masyarakat UI itu menjelaskan, pengendalian Covid-19 tidak akan cukup hanya dengan program vaksinasi. Tetapi dibutuhkan tindakan simultan dengan disiplin melakukan protokol kesehatan, testing, pelacakan, juga isolasi.

Negara baru bisa dikatakan berhasil mengendalikan Covid-19 jika angka penularan di masyarakat juga menurun, jelas Pandu.

"Tapi benar-benar menurun bukan karena tesnya menurun. Yang paling menyedihkan, ini kan tesnya juga menurun," ujarnya.

Ia juga mengingatkan bahwa vaksinasi tidak akan mencegah penularan virus. Tetapi memberikan kekebalan lebih baik, sehingga apabila terinfeksi Covid-19 tidak menjadi sakit parah.

"Vaksinasi itu baru memberikan kekebalan. Vaksinasi tidak mencegah penularan. Mencegah untuk tidak jadi sakit, untuk tidak mati. Kalau ada sumber penularan yang belum ditemukan, makanya testing, lacak itu jadi hal yang penting dari semua cara untuk mengendalikan pandemi. Bukan vaksinasinya," papar Pandu.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar