PKS Dorong Pemerintah Tuntaskan Ketimpangan Listrik Nasional

Sabtu, 13/02/2021 13:46 WIB
Warga di Sorong, Papua Barat menunjukkan aliran listrik yang telah tersambung di rumahnya. (Foto: Antara).

Warga di Sorong, Papua Barat menunjukkan aliran listrik yang telah tersambung di rumahnya. (Foto: Antara).

Jakarta, law-justice.co - Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR Bidang Industri dan Pembangunan, Mulyanto, mendorong pemerintah melalui Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM menuntaskan masalah ketimpangan pasokan listrik di seluruh wilayah Indonesia. Ia menilai, sangat tidak pantas ketika negara mengalami kelebihan (surplus) pasokan listrik tetapi masih ada wilayah tertentu yang belum tersentuh layanan listrik.

"Pemerataan listrik ini adalah soal keadilan sosial. Pasalnya menjadi aneh kalau di tengah surplus listrik yang mencapai lebih dari 30 persen sebagaimana terjadi sekarang ini, namun masih ada daerah-daerah di Indonesia yang gelap gulita," kata Mulyanto dalam keterangannya, Sabtu (13/2/2021).

Untuk diketahui, di Jawa-Bali misalnya, tingkat elektrifikasi sudah mendekati angka 100 persen, namun di wilayah Indonesia timur, NTT, Kalimantan Barat, dan sejumlah wilayah lainnya tingkat elektrifikasi masih jauh di bawah 90 persen.

Mulyanto mengungkapkan, berdasarkan laporan Dirjen Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM, yang disampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi Energi (Komisi VII) DPR RI disebutkan sedikitnya ada 433 desa yang masih belum teraliri listrik.

Sementara itu, jumlah RT yang sudah teraliri listrik sebesar 74,5 juta rumah tangga atau sebanyak 97 persen dari total RT secara nasional yaitu 77 juta rumah tangga.

Data BPS tahun 2020 menyebutkan ada sebanyak 98.9 persen rumah tangga secara nasional menggunakan listrik, baik dari PLN ataupun non-PLN. Sedangkan di Papua rasio penggunaan listrik di tingkat rumah tangga ini adalah yang terendah, yakni hanya sebesar 73.8 persen.

"Artinya, masih banyak rumah tangga dan saudara-saudara kita di daerah tersebut yang tidak dapat menikmati listrik. Ini ironi. Sudah lebih dari 70 tahun Indonesia merdeka namun mereka masih belum merdeka dari kegelapan," ujar Mulyanto.

Menurut Mulyanto, tahun lalu PLN telah berjanji agar tingkat elektrifikasi secara nasional dituntaskan 100 persen. Namun, kata dia, sampai hari ini janji itu masih tinggal janji.

Mulyanto mengimbuhkan PKS mendesak pemerintah bekerja ekstra memberikan pemerataan listrik bagi warga, sesuai dengan fungsi negara yang diamanatkan dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, yakni melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum sebagai wujud dari pemerataan dan keadilan bagi sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Untuk itu, menjadi penting membangun jaringan listrik interkoneksi yang mampu menghubungkan pulau-pulau besar di Indonesia, yang membuat listrik dapat terkoneksi dengan baik. Dengan begitu, antara wilayah yang surplus dengan wilayah yang kekurangan listrik dapat dijembatani untuk memenuhi rasa keadilan.

"Ke depan juga perlu dipikirkan pemerintah, agar unit pengukuran tingkat elektrifikasi bukan `desa`, tetapi `rumah tangga`, karena bisa jadi banyak rumah tangga dalam satu desa yang belum mampu memasang listrik. Ukuran tingkat elektrifikasi dalam satuan `rumah tangga` ini akan semakin akurat dalam mengukur tingkat pemerataan listrik," tandas Mulyanto.

(Muhammad Rio Alfin\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar