Begini Sindiran Menohok Iwan Fals soal Buzzer di Era Presiden Jokowi

Jum'at, 12/02/2021 08:18 WIB
Musisi Iwan Fals (Liputan6.com)

Musisi Iwan Fals (Liputan6.com)

Jakarta, law-justice.co - Pasca mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Kwik Kian Gie, legenda hidup musik Indonesia, Iwan Fals juga ikut berkomentar tentang serangan buzzer yang merajalela di era pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).

Lewat sebuah unggahan di akun Twitter pribadinya pada Selasa (9/2), Iwan Fals menilai melontarkan kritik kian sulit seiring perkembangan zaman.

"Iya ya. Zaman dulu belum ada internet, jadi belum ada buzzer, lancar-lancar aja ngritik, tapi klo sekarang, yang dikritik mah santai-santai saja, tapi teman-temannya itu, lho...wihwihwihwihwiiihhh..." tulis Iwan.

Unggahan ini langsung mendapat respons dari beberapa pengikutnya. Mereka menilai bahwa mengkritik pemerintah dulu dan sekarang sama-sama berbahaya.

"Zaman dulu kritik pemerintah bisa hilang. Zaman sekarang kritik pemerintah dibully buzzer. Pilih mana?" tulis salah satu pengguna akun Twitter.

Warganet lainnya menimpali, "Iya, dulu zaman masih banyak yang nerima buat bikin kaset rekaman, tapi kalau sekarang sudah ditelepon duluan. Ngeririhrih."

Iwan melontarkan komentar ini untuk menanggapi pemberitaan mengenai ekonom Kwik Kian Gie yang mengaku takut menyampaikan pendapat berbeda atau berlawanan dengan pemerintah saat ini.

Kwik khawatir usai mengemukakan pendapat berbeda dengan rezim, akan langsung ada serangan buzzer di media sosial.

"Saya belum pernah setakut saat ini mengemukakan pendapat yang berbeda dengan maksud baik memberikan alternatif. Langsung saja di-buzzer habis-habisan, masalah pribadi diodal-adil," kata Kwik melalui Twitter.

Ia kemudian menjelaskan bahwa pendapat berbeda yang diutarakan bukan untuk menyerang, melainkan memberi masukan alternatif.

Mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi dan Industri era Presiden Abdurrahman Wahid itu kemudian membandingkan saat dirinya menyampaikan kritik saat Soeharto berkuasa.

Kwik mengaku leluasa melontarkan kritik ke rezim Orde Baru di kolom Harian Kompas. Menurutnya, kritik yang dirinya sampaikan saat itu juga tergolong tajam.

"Kritik-kritik tajam, tidak sekalipun ada masalah," ujarnya.

Kwik sendiri merupakan anggota PDI-Perjuangan (PDIP), partai yang juga menjadi tempat Presiden Joko Widodo bernaung. Kwik mengatakan bahwa dirinya masih menjadi kader PDIP.

Namun, kata Kwik, meski satu partai, tidak lantas dirinya harus terus menjilat atau mencari muka di hadapan Jokowi.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar