Bukan Abu Janda & Pigai, Rocky Sebut 2 Orang Ini Seharusnya Berdamai

Selasa, 09/02/2021 20:14 WIB
Pengamat Politik Rocky Gerung sebut bukan Abu Janda dan Natalius Pigai yang harus berdamai tapi Presiden Jokowi dan Habib Rizieq Shihab  (Ayosemarang)

Pengamat Politik Rocky Gerung sebut bukan Abu Janda dan Natalius Pigai yang harus berdamai tapi Presiden Jokowi dan Habib Rizieq Shihab (Ayosemarang)

Jakarta, law-justice.co - Pertemuan antara Natalius Pigai dengan Permadi Arya yang diduga untuk berdamai dalam kasus rasis dikecam oleh beberapa pihak, termasuk Rocky Gerung. Menurut pengamat politik itu, pertemuan keduanya merupakan perdamaian semu, sebab dia curiga ini adalah manuver agenda kekuasaan melalui aparat intelijen.

Rocky berpandangan yang pantas didamaikan itu bukan Pigai dan Abu Janda, tapi harusnya Habib Rizieq Shihab dan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, sebab permusuhan ini lebih berat.

Rocky Gerung mengungkapkan alasan Pigai dan Abu Janda tak pantas didamaikan dengan diplomasi meja makan. Sebab perseteruan antara kedua figur itu adalah konflik persoalan HAM. Perseteruan HAM itu, menurut Rocky, tidak bisa didamaikan dengan cara itu sebab hal itu menyangkut prinsip asasi manusia.

“Pigai dan Abu Janda bermusuhan itu kan soal HAM, nggak boleh diselesaikan di meja makan, kalau (masalah) politik boleh (didamaikan). Mestinya yang dipertemukan partai pendukung pemerintah itu Habib Rizieq Syihab dan Jokowi, itu mesti didamaikan. Sebab itu musuh politik. HAM itu nggak boleh,” katanya saat berbicang dengan Hersubeno Arief dalam kanal Youtube Rocky Gerung Official, Selasa (9/2/2021).

Rocky menjelaskan dalam sejarah panjang HAM, peradaban dalam menghargai ras dan identitas asasi manusia itu tak bisa didamaikan begitu saja. Perdamaian mesti dicatat dan harus ada bukti tandanya. Rocky merujuk pada perdamaian yang dilakukan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela dalam masalah dalam negeri mereka.

“Nelson mengambil inisiatif perdamaian dan perubahan karena pengertian masing-masing pihak. Nah ini kan usulan sekedar politisi untuk berdamai, artinya tak diingat sebagai sebuah perdamaian. Apalagi ini politisi pihak pemerintah lagi. Perdamaian itu dimediasi pihak ketiga, nah Dasco itu kan Gerindra, pimpinan DPR dan parpol pendukung Jokowi.Jadi ini tanda besar bagi publik,” tutur Rocky.

Dia mengulangi kembali seharusnya Dasco mengambil langkah pararel, setelah mempertemukan Pigai dan Abu Janda, langsung juga pertemukan Habib Rizieq dengan Jokowi. Rocky menduga manuver Dasco ini memang agenda kekuasaan.

“Ini pasti agenda kekuasaan melalui aparat intelijen. Jadi ada anggapan Pigai nanti berbahaya kalau tidak dirangkul dan Abu Janda terancam,” tuturnya.

Abu Janda dan Natalius Pigai sepakat rukun guyub setelah mereka berseteru di media sosial yang berujung pada pelaporan ke polisi. Keduanya bertemu dengan ditengahi oleh politikus Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad dalam sebuah hotel di Jakarta, kemarin.

Nah pertemuan Abu Janda dan Pigai ini menjadi sorotan sebagian warganet. Dalam postingan di akun Instagramnya, Abu Janda mengunggah foto selfie dengan Pigai. Dalam postingan itu dia menuliskan sepetik perbincangannya dengan Pigai kemarin malam.

Abu Janda menegaskan ke Pigai tak ada niatan mau rasis kepada tokoh HAM dan kemanusiaan itu. Abu Janda menceritakan dia pernah terbang ke kamp pengungsi di Jayapura waktu pecah kerusuhan Wanena pada 2019.

Abu Janda mengatakan ke Pigai, langkahnya terbang ke Jayapura itu untuk wawancara dan mendalami apakah benar kabar siapa sih penyerangan dalam kasus kerusuhan Wamena. Dari penelusuran saksi mata kerusuhan itu, Abu Janda mengatakan justru warga Wamena yang menolong warga pendatang.

“Saya lakukan itu agar tidak ada tensi antar etnis, jadi tak mungkin aku rasis ke kaka apalagi ke saudara Papua,” ujar Abu Janda ke Pigai.

 

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar