LSI: Tingkat Korupsi Era Jokowi Meningkat Pesat Dua Tahun Terakhir

Minggu, 07/02/2021 22:05 WIB
Grafis Indeks Persepsi Korupsi yang mengganjal kemajuan Ekonomi Indonesia

Grafis Indeks Persepsi Korupsi yang mengganjal kemajuan Ekonomi Indonesia

[INTRO]
Fenomena Tindak Pidana Korupsi di Indonesia selama dua tahun terakhir di era pemerintahan Joko Widodo semakin meningkat pesat. Hal itu berdasarkan temuan hasil survei dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) terhadap pendapat dari masyarakat, pelaku usaha maupun akademisi, aktivis, dan media massa.

"Mayoritas  responden umumnya memandang bahwa korupsi meningkat dalam dua tahun terakhir ini," ujar Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan saat menyampaikan hasil surveinya melalui virtual seperti dikutip pers, Minggu (7/2).
Djayadi mengatakan, sebanyak 46 persen responden yang berasal dari opini publik yang disurvei pada November-Desember 2020 menyatakan korupsi meningkat naik. "Secara keseluruhan persepsi terhadap peningkatan korupsi masih negatif. Artinya, lebih banyak masyarakat yang menilai bahwa korupsi meningkat dibandingkan yang menilai menurun," lanjut Djayadi.

Melalui opini publik yang disurvei pada Desember 2020, sebanyak 56 persen menyatakan korupsi meningkat. Selanjutnya, sebanyak 58 persen pelaku usaha dan pemuka bisnis menyatakan hal serupa dan hanya sedikit yang menyatakan korupsi menurut dalam dua tahun terakhir.

Sedangkan dari opini publik yang disurvei pada November-Desember 2020, opini publik yang disurvei pada Desember 2020, maupun pelaku usaha dan pemuka opini yang disurvei pada Desember 2020 sampai dengan Januari 2021.

Responden yang menyatakan tingkat korupsi di Indonesia menurun selama dua tahun terakhir paling tinggi sebanyak 23 persen responden. Tak hanya itu, survei ini juga meminta tanggapan dari para responden terhadap suap atau gratifikasi.

Faktanya mayoritas responden menyatakan bahwa perbuatan suap atau gratifikasi merupakan hal yang tidak wajar dan secara keseluruhan kita melihat bahwa suap/gratifikasi itu dinilai negatif dan jelas tidak wajar," tegasnya.

(Asep Saputra\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar