Rocky Bongkar Tujuan Moeldoko Kudeta Ketum Demokrat, Terkait Anies

Sabtu, 06/02/2021 09:42 WIB
Pengamat politik Rocky Gerung bongkar tujuan Moeldoko kudeta AHY dari Ketum Demokrat. (Ayosemarang)

Pengamat politik Rocky Gerung bongkar tujuan Moeldoko kudeta AHY dari Ketum Demokrat. (Ayosemarang)

Jakarta, law-justice.co - Wacana kudeta kursi kepemimpinan Partai Demokrat dari Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY masih panas hingga saat ini. Sejumlah nama yang diduga menjadi dalang atau aktornya sudah mulai terungkap ke publik, seperti Moeldoko dan beberapa nama lainnya.

Jika kebanyakan orang masih berkutat pada nama-nama yang bermain dalam aksi ini, Pengamat Politik Rocky Gerung sudah lebih jauh menganalisisnya. Dia menyebut ada kepentingan jangka panjang dari Moeldoko untuk mengkudeta AHY.

Salah satunya adalah untuk menjegal Anies Baswedan untuk maju pada Pilpres 2024 mendatang. Menurut dia, hal itu sudah disusun leh parpol yang sedang mengusai istana saat ini.

Langkah itu satu skema dengan penetapan ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold, penyederhanaan parpol dan kudeta parpol oposisi supaya takluk pada kepentingan oligarki.

“Saya anggap dari awal, kudeta Partai Demokrat ini nggak penting kalau nggak ada penantangnya. Jadi Anies selalu jadi faktor. Dia selalu mengganggu establishment, potensi ganggu establishment dan hendak dibatalkan melalui kudeta. Begitu kalau kita lihat cerita panjangnya,” ujarnya dalam perbincangan dengan kolumnis Hersubeno Arief di kanal Youtube Rocky Gerung Official sepeti dikutip, Sabtu (6/2/2021).

Kalau ditarik benang merahnya, selain Anies, Rocky menilai Istana berupaya ingin menggagalkan munculnya AHY dalam kompetisi 2024 nanti. Sebab keduanya punya profil dan kapasitas pergaulan di dunia internasional, yang sepanjang ini tak dijalankan oleh Jokowi.

Sementara Rocky belum melihat potensi tokoh 2024 seperti Ridwan Kamil, Ganjar Pranowo maupun Sandiaga Uno, yang mampu berbicara dalam prestasi dan jaringan dunia internasional.

“Istana cemas dengan reputasi Anies dalam kancah global. AHY punya kemampuan isu global dan kecerdasannya kira-kira diinginkan untuk hasilkan Indonesia yang lain. Kualitas AHY dan Anies ini mampu mengucapkan demokrasi dengan konsep akademis. Kalau Ridwan Kamil Ganjar saya belum dengar untuk fight isu global,” tuturnya.

Rocky mengatakan selain kudeta, skema ambang batas presiden minimal 20 persen merupakan paket senada dalam mengunci calon berkualitas pada kompetisi 2024.
Namun untungnya, publik sebagian sadar cara rezim mengondisikan ambang batas presiden ini adalah bagian dari skema tersebut. Harusnya yang dibatasi bukan syarat pencalonan dukungan di Pilpres.

“Pemerintah berupaya halangi dengan PT (presidential threshold), tapi soalnya publik tahu ngapain halangi parpol yang kecil itu dengan PT atau parliamentary threshold. Kan mestinya partai besar tunjukkan siapa capresnya, supaya diuji di pikiran konsep pikirannya. bukan jumlah PT,” jelasnya.

Rocky mengatakan dari awal dia melihat kudeta Partai Demokrat adalah sinyal satu paket kecemasan oligarki kekuasaan yang cemas pada Partai Demokrat dan AHY dan PKS dengan Anies.

Dia melihat Partai Demokrat sudah berupaya menunjukkan siap berkompetisi soal ide dan gagasan, sama juga dengan Anies yang bukan cuma secara fungsinya membersihkan Kali Ciliwung saja tapi akal pikiran dunia internasional.

“Jadi AHY Anies dia itu diintai kekuasaan yang takut agar jangan sampai Indonesia itu jadi terbuka. Mereka ingin Indonesia dikunci,” katanya.

Terbongkarnya narasi kudeta Partai Demokrat ini bisa berdampak serius bagi perpolitikan rezim Jokowi lho. Rocky mengatakan jika Presien Jokowi nggak pandai mengelola komunikasi politik soal kudeta ini, bisa berdampak serius.

“Yang paling berbahaya itu sebetulnya kalau Presiden menyimpulkan bahwa kudeta Partai Demokrat ini sebetulnya juga berakibat kudeta terhadap Presiden. Karena presiden berpikir ini kok diam-diam kudeta Partai Demokrat apa dengan cara itu bisa ambil kekuasan lebih besar, sehingga inginkan perubahan politik lebih cepat. Kalkulasi politik preisen bisa mendua,” ujarnya.

Menurutnya, masuk akal kalau Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ngeluh ke Jokowi dan menuduh ada orang Istana yang mencoba kudeta, sebab partai besutan SBY ini merupakan partai oposisi. Dampak dari terbongkarnya kudeta Partai Demokrat ini bisa beragam.

Secara elektoral, Rocky melihat akan menjadi berkah, rating Partai Demokrat akan naik. AHY berhasil menyodorkan problem langsung ke Presien Jokowi.

Dampak lainnya, yakni publik membaca Partai Demokrat potensial untuk melahirkan tokoh sebab ada upaya mengambil alih parpol biru ini. Selain itu, kudeta Partai Demokrat ini menunjukkan ada ambisi politikus yang kebelet menuju 2024.

“Ada tokoh Istana yang semua ambisi pergi cepat ke 2024, konsekuensinya yang sekarang ditinggalkan pelan-pelan. Moeldoko itu satu sinyal ada menteri dan yang lainnya ingin ambisi (ambil) parpol lain,” ujarnya.

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar