Kasus Covid-19 di Indonesia Malah Naik saat Kasus Global Turun

Jum'at, 05/02/2021 11:34 WIB
Masyarakat melintas di depan mural imbauan untuk melawan COVID-19 di kawasan Tomang, Jakarta. Penambahan jumlah kasus positif terkonfirmasi virus corona (Covid-19) di Indonesia per hari mencapai empat ribuan lebih. Mural ini berupa ajakan masyarakat agar patuhi protokol kesehatan. Robinsar Nainggolan

Masyarakat melintas di depan mural imbauan untuk melawan COVID-19 di kawasan Tomang, Jakarta. Penambahan jumlah kasus positif terkonfirmasi virus corona (Covid-19) di Indonesia per hari mencapai empat ribuan lebih. Mural ini berupa ajakan masyarakat agar patuhi protokol kesehatan. Robinsar Nainggolan

Jakarta, law-justice.co - Hingga saat ini, tren penambahan kasus dan kematian terkait pandemi Covid-19 secara global mulai menurun. Namun, Indonesia mengalami anomali dengan mengalami peningkatan jumlah kasus dan kematian karena Covid-19.

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) seperti melansir kompas.id, penambahan kasus di Indonesia dalam sepekan terakhir berada di peringkat ke-7 tertinggi di dunia. Sementara penambahan kematian dalam sepekan terakhir berada di peringkat ke-11 dunia.

Di Asia, Indonesia telah menjadi negara dengan penambahan kasus dan kematian terbanyak. Indonesia menggeser India yang sebelumnya menjadi yang tertinggi dalam penambahan kasus dan kematian karena Covid-19.

Secara global, jumlah Covid-19 saat ini telah menginfeksi 104.434.827 orang dan menewaskan 2.263.877 orang. Itu berarti tingkat kematian karena Covid-19 secara global mencapai 2,16 persen.

Berdasarkan laporan Satuan Tugas Penanganan Covid-19, penambahan kasus Covid-19 di Indonesia pada Rabu (3/2/2021) sebanyak 11.984 orang sehingga secara akumulatif mencapai 1.111.671 kasus. Jumlah kasus aktif mencapai 175.236 orang, dan merupakan yang tertinggi di Asia.

Adapun korban jiwa bertambah 189 orang dan secara akumulatif menjadi 30.770 orang. Tingkat kematian karena Covid-19 di Indonesia mencapai 2,76 persen. Jawa Timur menjadi daerah dengan tingkat kematian tertinggi, yaitu 6,9 persen, disusul Lampung 5,1 persen, Sumatera Selatan 4,9 persen, dan Jawa Tengah 4,3 persen.

Dengan rasio kasus positif sepekan terakhir mencapai 29 persen, tingkat penularan di komunitas diperkirakan jauh lebih besar. Analisis epidemiologi oleh Imperial College London, misalnya, memperkirakan, penambahan kasus harian di Indonesia mencapai 173.183 kasus.

Epidemiolog Indonesia di Griffith University, Dicky Budiman, memaparkan, jumlah kasus Covid-19 di Indonesia saat ini belum mencapai puncaknya sehingga risiko penambahan kasus harian masih akan terus terjadi.

Tren meningkatnya kasus dan kematian ini disebabkan kegagalan pembatasan sosial, tes, lacak, dan isolasi, selain belum disiplinnya warga menerapkan protokol kesehatan.

Menurut Epidemiolog Universitas Indonesia Iwan Ariawan, berdasarkan pemodelan yang dilakukan timnya pada Oktober 2020, puncak gelombang Covid-19 di Indonesia baru terjadi pada Maret 2021 dengan penambahan kasus sekitar 40.000 kasus per hari.

Namun, penambahan kasus harian bisa mencapai 60.000 per hari jika upaya pembatasan gagal dilakukan.

Penambahan kasus harian yang sangat tinggi ini akan berkonsekuensi pada peningkatan kebutuhan tempat isolasi dan ruang perawatan. ”Saat ini kami baru mau melakukan pemodelan lagi dengan tambahan variabel baru, termasuk adanya vaksin,” katanya.

Selain bertambah tinggi, dengan gagalnya pembatasan mobilitas antarwilayah, penyebaran Covid-19 juga bakal meluas ke berbagai daerah. ”Karena kondisi Indonesia yang kepulauan, ledakan wabah juga bisa berganti-ganti, sehingga secara nasional puncak kasus penularan akan berlangsung lama,” kata Dicky.

Indikasi lonjakan kasus telah banyak dilaporkan di berbagai daerah. Laporan Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan pada 2 Februari 2021 menyebutkan, terdapat 25 provinsi yang mengalami kenaikan kasus harian dan hanya 9 provinsi yang menurun.

Salah satu daerah dengan penambahan kasus mengkhawatirkan ialah Nusa Tenggara Timur yang mendapatkan penambahan 173 kasus baru pada Selasa, dan tambahan 112 kasus baru pada Rabu.

Padahal, NTT mengalami keterbatasan kapasitas fasilitas kesehatan sehingga terjadi kelangkaan tabung oksigen di tujuh rumah sakit rujukan Covid-19 di Kupang.

Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia NTT Yudith Kota, Kamis (28/1/2021), mengatakan, kelangkaan mulai terjadi pekan ketiga Januari 2021. Idealnya, 12 rumah sakit di Kupang membutuhkan 450-500 tabung oksigen sehari. Namun, yang tersedia 200-250 tabung oksigen (Kompas, 29 Janauri 2021).

Tren global

Selain Indonesia, negara yang masih mengalami peningkatan kasus Covid-19 di antaranya Perancis, Brasil, dan Italia. Sementara di negara-negara yang sebelumnya terpukul paling hebat yang mengalami penurunan selain India ialah Amerika Serikat, Spanyol, Inggris, dan Meksiko.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada konferensi pers di awal pekan ini mengatakan, ”Selama tiga minggu berturut-turut, jumlah kasus baru Covid-19 yang dilaporkan secara global turun sejak pekan lalu.”

Dia mengingatkan, masih banyak negara dengan jumlah kasus yang terus meningkat meski tren di tingkat global menurun merupakan berita menggembirakan.

”Selama setahun terakhir, ada saat-saat di hampir semua negara ketika kasus menurun, tetapi pemerintah membuka terlalu cepat dan individu lengah sehingga virus datang kembali,” kata Tedros.

Dia juga mengingatkan, saat ini ada sejumlah varian baru SARS-CoV-2, termasuk yang pertama kali didokumentasikan di Afrika Selatan dan Brasil yang menimbulkan kekhawatiran tentang peningkatan penularan dan penurunan kemanjuran vaksin.

Akan tetapi, tren global dalam kasus menunjukkan virus dapat dikendalikan, bahkan dengan varian baru yang beredar.

Untuk implementasi vaksin, Indonesia menambah 49.766 orang yang mendapat suntikan pertama sehingga total menjadi 646.026 orang. Sementara yang mendapat suntikan kedua bertambah 19.622 orang sehingga total 71.621 orang.

Data global seperti bisa diakses di Our World in Data menunjukkan, penyuntikan vaksin di Indonesia merupakan yang terendah jika dibandingkan dengan lima negara lain dengan populasi tertinggi di dunia.

Amerika Serikat memimpin jumlah penyuntikan vaksin sebanyak 5,32 persen, China 1,58 persen, Brasil 0,98 persen, India 0,27 persen, dan Indonesia masih sekitar 0,19 persen. Secara global, negara dengan pemberian vaksin tertinggi adalah Israel yang mencapai 54,7 persen.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar