Soal Isu Kudeta, AHY Diminta Jangan Bermimpi Ketinggian

Rabu, 03/02/2021 21:33 WIB
Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) diminta untuk tak bermimpi ketinggian (Foto: Tempo)

Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) diminta untuk tak bermimpi ketinggian (Foto: Tempo)

Jakarta, law-justice.co - Isu kudeta kepemimpinan Partai Demokrat diungkapkan oleh Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY. Terkait hal itu, pengamat politik sekaligus pegiat media sosial, Eko Kuntadhi menilai AHY belum punya cukup bekal untuk menjadi pemimpin negara.

Menurutnya, sejauh ini, AHY hanya mengandalkan nama besar ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY. Pada video berjudul ‘AHY Baper, Demokrat Caper’ yang tayang di saluran Youtube CokroTV, Kuntadhi mengatakan, AHY memilih jalur politik lantaran kariernya di bidang militer stagnan atau begitu-gitu saja. Namun, di kontestasi pertamanya pada Pilgub DKI 2017, pria karismatik tersebut jutru dihadapkan pada kegagalan.

“AHY sudah terlanjur mengundurkan diri dari karier militernya, dan ia gagal jadi Gubernur DKI,” ujar Kuntadhi seperti dikutip, Rabu (3/1/2021).

Kendati perjalanannya di dunia perpolitikan nasional tidak mulus, namun kata Kuntadhi, AHY tidak langsung padam. Sebab, AHY punya satu modal untuk bergerak lebih jauh, yakni statusnya yang merupakan putra mantan Presiden Indonesia.

Bahkan, meski gagal total di Pilgub DKI, nyatanya dia berhasil terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Umum atau Ketum Partai Demokrat pada pertengahan tahun lalu. AHY kala itu menempati posisi yang ditinggalkan ayahnya.

“Tapi biar bagaimana pun, AHY adalah putranya SBY. Putra seorang mantan presiden yang juga petinggi Partai Demokrat,” ucapnya.

Lebih jauh, Kuntadhi menilai, meski yang dipimpin merupakan ‘partai keluarga’, namun AHY belum tentu bisa melakukannya dengan baik dan benar. Sebab, seperti yang telah disampaikan di awal, kariernya di bidang politik masih terlalu muda, sehingga ucapannya belum tentu didengarkan.

“Meski partai itu milik bapaknya sendiri, namun tetap saja bukan perkara gampang. Wajah AHY yang masih kinyis-kinyis mengesankan dia terlalu muda. Belum matang di dunia politik. Bahkan, istilahnya dia masih bau minyak kayu putih,” urainya.

Berkat alasan tersebut, agaknya sulit bagi AHY untuk bermimpi menjadi pemimpin negara. Sebab, kata Kuntadhi, sejauh ini pria 42 tahun itu hanya sibuk menjual nama besar ayahnya.

Jika hanya itu modal AHY dalam merajut karier politiknya, maka Kuntadhi memintanya jangan bermimpi terlalu tinggi.

“Setiap anak Indonesia boleh menggantungkan cita-citanya setingi langit. Tapi yang juga penting adalah kualitas personalnya. Jika modal utamanya hanya gelendotan (numpang) nama besar bapaknya, cita-citanya (menjadi pemimpin) kedengarannya menjadi tinggi sekali,” kata dia.

 

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar