Awal Pekan, Nilai Tukar Rupiah & Harga Emas Antam Kompak Perkasa

Senin, 01/02/2021 12:04 WIB
Awal Pekan, Nilai Tukar Rupiah & Harga Emas Antam Kompak Perkasa. (Liputan6).

Awal Pekan, Nilai Tukar Rupiah & Harga Emas Antam Kompak Perkasa. (Liputan6).

Jakarta, law-justice.co - Pada hari Senin 1 Februari 2021 ini, nilai tukar rupiah berada di level Rp14.025 per dolar Amerika Serikat.

Posisi tersebut menguat 5 poin atau 0,04 persen dari Rp14.030 per dolar AS pada Jumat (29/1).

Rupiah menguat bersama dolar Hong Kong 0,01 persen, baht Thailand 0,02 persen, peso Filipina 0,04 persen, won Korea Selatan 0,1 persen, dan ringgit Malaysia 0,015 persen.

Sementara yen Jepang stagnan. Sedangkan yuan China melemah 0,54 persen dan dolar Singapura minus 0,05 persen.

Begitu pula dengan mata uang utama negara maju, bergerak variasi pagi ini. Franc Swiss melemah 0,11 persen, dolar Kanada minus 0,08 persen, dan euro Eropa minus 0,06 persen.

Namun, rubel Rusia menguat 0,01 persen, poundsterling Inggris 0,12 persen, dan dolar Australia 0,2 persen.

Kendati menguat pada pagi ini, Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan melemah pada hari ini karena sentimen kejatuhan indeks saham Asia.

Proyeksinya, mata uang Garuda berada di kisaran Rp14 ribu sampai Rp14.100 per dolar AS pada hari ini.

Ariston melihat indeks saham Asia turun karena kondisi teknis awal bulan, di mana para manajer investasi melakukan koreksi pada penempatan saham-saham mereka.

Selain itu, rupiah juga terpengaruh tingginya kasus harian covid-19 meski kebijakan Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tengah diberlakukan.

"Pembatasan aktivitas ekonomi yang lebih ketat bisa mendorong pelemahan rupiah," ujar Ariston seperti melansir CNNIndonesia.com, Senin (1/2).

Kemudian, rupiah juga akan dipengaruhi oleh rilis kenaikan Indeks Harga Konsumen alias inflasi. Sebelumnya, para analis memperkirakan inflasi tahunan mungkin berada di kisaran 1,5 persen, namun proyeksi ini mungkin lebih rendah karena PPKM.

"Inflasi yang jauh lebih rendah dari ekspektasi mungkin bisa menekan rupiah karena itu bisa menunjukkan turunnya aktivitas ekonomi Indonesia," jelasnya.

Emas Antam Menguat

Harga emas PT Aneka Tambang (Persero) alias Antam berada di level Rp955 ribu per gram pada Senin (1/2) ini. Posisi ini naik tipis Rp1.000 per gram jika dibandingkan dengan harga emas sebelumnya yang sebesar Rp954 ribu per gram.

Lalu, harga pembelian kembali (buyback) naik Rp2.000 per gram ke level Rp838 ribu per gram.

Berdasarkan data Antam, berikut adalah harga jual emas Antam menurut ukurannya:
0,5 gram senilai Rp527 ribu,
2 gram Rp1,85 juta,
3 gram Rp2,75 juta,
5 gram Rp4,55. juta,
10 gram Rp9,04 juta,
25 gram Rp22,48 juta,
50 gram Rp44,89 juta,
100 gram senilai Rp89,71 juta,
250 gram Rp224,01 juta,
500 gram Rp447,82 juta, dan
1 kilogram Rp895,6 juta.

Harga jual emas tersebut sudah termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas emas batangan sebesar 0,45 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Bagi pembeli yang tidak menyertakan NPWP memperoleh potongan pajak lebih tinggi sebesar 0,9 persen.

Sementara harga emas di perdagangan internasional berdasarkan acuan pasar Commodity Exchange COMEX naik 0,17 persen ke level US$1.853,4 per troy ons.

Sementara, harga emas di perdagangan spot menguat 0,21 persen ke US$1.851,5 per troy ons pada pagi ini.

Direktur PT Solid Gold Berjangka Dikki Soetopo memperkirakan tren harga emas cenderung melemah, meskipun tipis hari ini. Pasalnya, investor memilih bermain aman dengan menempatkan investasinya ke dolar AS.

"Akibatnya indeks dolar AS naik dan harga emas mengalami tekanan," ujarnya.

Ia menuturkan penguatan dolar AS ditopang oleh belum jelasnya nasib stimulus fiskal AS senilai US$1,9 triliun, yang diusulkan pemerintahan Presiden AS Joe Biden.

Selain itu, pasar khawatir terhadap prospek perlambatan pemulihan ekonomi global lantaran muncul varian baru virus corona.

"Pekan ini perhatian pasar masih akan tertuju pada perkembangan stimulus fiskal AS," terangnya.

Ia memperkirakan hari ini harga emas akan melaju di rentang US$1.824 hingga US$1.865 per troy ons, cenderung melemah.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar