Cari Alternatif Pemasukan & Fasilitasi Penulis, Twitter Akuisisi Revue

Jum'at, 29/01/2021 06:57 WIB
Cari Alternatif Pemasukan & Fasilitasi Penulis, Twitter Akuisisi Revue. (Music Ally).

Cari Alternatif Pemasukan & Fasilitasi Penulis, Twitter Akuisisi Revue. (Music Ally).

Jakarta, law-justice.co - Para investor media sosial burung biru, alias Twitter, nampaknya sudah semakin gemas meminta Twitter agar segera menambah sumber monetisasi platform tersebut.

Twitter akhirnya mengumumkan pihaknya baru saja “berbelanja” Revue, sebuah perusahaan rintisan asal Belanda yang menawarkan jasa email newsletter.

Melansir dari laman Techcrunch, tidak diketahui seberapa mahal Twitter mengakuisisi Revue. Yang pasti, akuisisi tersebut adalah upaya berkompetisi dengan platform media sosial lainnya yang memungkinkan pengguna monetisasi pengikut mereka melalui layanan newsletter.

Menurut laman New York Times, industri newsletter memang sedang naik-naiknya.

Sebelumnya, Twitter sudah menyediakan fitur monetisasi melalui pemasangan iklan. Namun, kondisi pandemi menyebabkan pemasukan Twitter dari iklan anjlok.

Para investor lalu mendesak Twitter agar membuka jalur monetisasi lainnya agar tak bergantung pada iklan.

Kepala Eksekutif Twitter Jack Dorsey mengatakan pihaknya masih dalam tahap awal dalam mengeksplorasi sumber pendapatan alternatif, termasuk produk langganan.

Sebelum mengakuisisi Revue, Twitter sudah melakukan pendekatan dengan perusahaan rintisan kompetitor Revue, yakni Substack.

Namun pendekatan tersebut tidak membuahkan kesepakatan. Pendiri Substack Hamish McKenzie menyatakan akuisisi oleh Twitter “tidak akan pernah terjadi.”

Dengan layanan newsletter, para penulis biasanya menawarkan dua opsi berlangganan, yakni gratis dan berbayar.

Platform seperti Revue dan Substack mengambil bagian dari langganan yang berbayar. Diketahui, Substack mengambil sekitar 10% keuntungan, sedangkan Revue hanya mengambil 6%.

Setelah diakuisisi Twitter, media sosial tersebut mengatakan akan memangkas bagian Revue menjadi 5% saja. Hal ini guna menarik para penulis baru agar mau menggunakan layanan newsletter Twitter.

“Twitter secara unik diposisikan untuk membantu banyak organisasi dan penulis untuk mengembangkan platform mereka secara lebih cepat dan lebih luas lagi dibandingkan layanan lainnya. Misi kami adalah memfasilitasi mereka agar lebih mudah terhubung dengan pelanggan mereka, sekaligus menolong pembaca menemukan penulis dan konten mereka,” jelas Kepala Produk Twitter Kayvon Beykpour.

Platform media sosial seperti TikTok, YouTube dan Snapchat memungkinkan pengguna mereka yang sudah punya nama agar memperoleh penghasilan melalui pembuatan konten.

Insentif yang diberikan untuk para pembuat konten (content creator) di ketiga media sosial ini sangat menguntungkan dan menarik banyak komunitas kreatif.

Meskipun begitu, Twitter dan Facebook adalah di antara platform lainnya yang belum secara optimal menyediakan sumber insentif untuk para pengguna mereka.

Seperti yang kita tahu, Twitter menawarkan platformnya sebagai media bertukar pikiran melalui cuitan dan utas. Karena sebagian besar konten mereka berbentuk tulisan, tak heran jika Twitter mengakuisisi Revue untuk mendongkrak bisnis mereka dari kalangan penulis.

Dengan begitu, para penulis atau pembuat konten yang eksis melalui kata-kata akan lebih mudah mencari pundi-pundi penghasilan dari pembaca setia, maupun pembaca baru mereka.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar