Ustaz Ini Sebut COVID-19 Tak Bisa Masuk ke Masjid, Benarkah?

Rabu, 27/01/2021 22:44 WIB
Ustaz Yahya Waloni sebut Covid-19 tak masuk masjid (wartaekonomi)

Ustaz Yahya Waloni sebut Covid-19 tak masuk masjid (wartaekonomi)

Jakarta, law-justice.co - Setelah sebelumnya mengatakan tak akan mau memakai masker meski dihukum, kini ustaz Yahya Waloni kembali menyampaikan pernyataan kontroversial lagi. Kini dia mengatakan bahwa virus asal Kota Wuhan, China itu tak bisa masuk ke masjid.

Sejauh ini, saat Ustaz Yahya Waloni berceramah di masjid, banyak jamaah yang datang. Seandainya virus tersebut ada, kata dia, pasti sudah banyak dari mereka yang tertular.

“Tidak ada musibah menimpa seseorang kecuali atas izin Allah. Di dalam masjid begini enggak ada virus. Ente (jamaah yang hadir) berdekatan gini, kalau betul virus ada di masjid, pas keluar mampus semua kita ini,” katanya yang kemudian disambut iringan tawa seperti dikutip dari channel Youtube hadits TV.

Lebih jauh, Ustaz Yahya Waloni juga mengingatkan pemerintah jangan membuat peraturan yang mengada-ada. Kegiatan agama dilarang-larang, tapi pemilihan kepada daerah diperbolehkan. Padahal, dalam praktiknya, terbilang sama. Yakni memicu terjadinya kerumunan.

“Enggak usah munafik bikin-bikin aturan. Tablig akbar dilarang, Pilkada enggak. Virus itu bukan datang dari Wuhan, tapi dari Tuhan,” tegasnya.

Sebenarnya, Yahya Waloni berulang kali diperingati istrinya untuk mengenakan masker. Lebih lagi, Yahya Waloni acap bepergian jauh saat mengisi ceramah. Namun prinsip dia tak berubah; sekali tidak, selamanya tetap tidak.

“Ikuti saja, Pak. Pakai masker supaya bisa naik kapal. Tetap naik, yakinlah naik. Tidak boleh naik kalau tidak ada antigen? Antigen bagaimana? Orang sehat begini,” ucap Yahya Waloni.

“Apalagi saya begini yang menentang-nentang kafir. Begitu dokternya dokter Kristen, aha, ini dia. Memang ditunggu-tunggu kau. Bukan disuntuk vaksin, saya malah disuntik mati,” tutupnya.

Ustaz Yahya Waloni mengklaim, selama hidupnya tak pernah mengkhianati prinsip. Jika dari awal sudah mengatakan A, maka seterusnya dia bakal mengatakan A. Itulah mengapa, sekuat apa pun bujukan orang lain terkait penggunaan masker, dia tetap tak mau.

“Saya background-nya filsafat. Jadi kalau A, ya A. B ya B. Enggak pernah berubah jadi C. Sampai ke liang kubur tetap A kalau sekarang A. Apalagi kalau sudah meludah, tak boleh ditarik kembali,” kata dia.

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar