Dituding Rasis ke Natalius Pigai, Begini Penjelasan Guru Besar USU

Senin, 25/01/2021 21:50 WIB
Guru Besar USU Prof Yusuf L Henuk  jawab tudingan upaya rasis ke Natalius Pigai (indozone)

Guru Besar USU Prof Yusuf L Henuk jawab tudingan upaya rasis ke Natalius Pigai (indozone)

Jakarta, law-justice.co - Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (USU) Profesor Yusuf Leonard Henuk disebut melakukan aksi rasis dengan menghina aktivis HAM Natalius Pigai. Pasalnya, dia menyandingkan foto Pigai dengan seekor monyet dalam sebuah unggahannya di media sosial.

Terakit hal itu dia lantas menjelaskan duduk perkaranya. Menurutnya, dia tidak pernah mengatakan rasis atau membandingkan pria asli Papua itu dengan monyet. Dia mengaku, hal itu hanya sebuah sindiran kepada mantan Komisioner Komnas HAM itu agar bisa berinstrospeksi diri. Pasalnya, saat itu Pigai menyampaikan kritik kepada AM Hendropriyono.

"Postingan dibuat tanggal 2 Januari 2021 tidak ada tanggapan atau respon negatif, baik dari Pigai dan netizen lainnya, selain komentar negatif. Yang muncul saat ini akibat postingan Ambroncius Nababan baru-baru ini.

Sebelumnya, pada tanggal 2 Januari 2021, Prof Yusuf menulis kalimat yang ditujukan kepada Pigai. Hal itu untuk menanggapi kritikan Pigai terhadap AM Hendropriyono.

“ Pace @NataliusPigai2 beta mau suruh ko pergi ke cermin lalu coba bertanya pada diri ko:"Memangnya @NataliusPigai2 punya kapasitas di negeri ini?".Pasti ko berani buktikan ke @edo751945 & membantah pernyataan @ruhutsitompul yang tentu dapat dianggap salah,” tulis Yusuf sambil menyertakan foto Pigai dengan monyet yang sedang bercermin.

Sedangkan upaya rasis terhadap Pigai yang baru-baru ini terjadi dilakukan oleh Ambroncius Nababan.

“Edodoeee pace. Vaksin ko bukan Sinovac tapi ko punya sodara bilang vaksin rabies. Sa setuju pace,” tulis akun Ambroncius.

Dalam unggahan itu juga dia menyandingkan foto Pigai dengan Gorila dengan menyematkan kata-kata rasis.

Pigai pun berkomentar mengenai hal itu. Dia kecewa dengan foto yang beredar itu.

“ I am proud of you, mr @LloydAustin black African American most powerful gentlement in the world. We have been on fire againt Indonesian Colective (state) Racism to black African Melanesian (Papuan) more then 50 years. Torture, killing & slow motion genocide. We need attention,” tulis Pigai

<blockquote class="twitter-tweet"><p lang="in" dir="ltr">Yth. <a href="https://t.co/OJiX1NuOWs">https://t.co/OJiX1NuOWs</a>, mohon dimuat klarifiksi <a href="https://twitter.com/ProfYLH?ref_src=twsrc%5Etfw">@ProfYLH</a> biar beritanya berimbang. Sedangkan,bagi <a href="https://twitter.com/NataliusPigai3?ref_src=twsrc%5Etfw">@NataliusPigai3</a>, mohon &quot;instrospeksi<br>diri&quot; jika tak ingin &quot;diserang&quot;,jangan asal berkomentar agar jangan terjadi saling serang di medsos. Terima kasih semua atas perhatiannya. <a href="https://t.co/4YKuwYFPTY">pic.twitter.com/4YKuwYFPTY</a></p>&mdash; Prof. Yusuf L. Henuk (Partner BIBI LUNG) (@ProfYLH) <a href="https://twitter.com/ProfYLH/status/1353700814875811840?ref_src=twsrc%5Etfw">January 25, 2021</a></blockquote> <script async src="https://platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script>

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar