Hebat! Cuma 20.000, UGM Ciptakan Alat Pendeteksi Covid Hanya 15 Detik

Senin, 25/01/2021 19:14 WIB
GeNose Alat Deteksi Covid-19 dengan hembusan nafas buatan UGM cuma bayar Rp20.000 dan hasilnya dapat diketahui dalam 15 detik (Ayoyogya)

GeNose Alat Deteksi Covid-19 dengan hembusan nafas buatan UGM cuma bayar Rp20.000 dan hasilnya dapat diketahui dalam 15 detik (Ayoyogya)

Jakarta, law-justice.co - Langkah pemerintah untuk meningkatkan jumlah tracing dan tracking Covid-19 akan terbantu dengan alat yang diciptakan oleh anak bangsa sendiri. Pasalnya, Universitas Gadjah Mada (UGM) sudah membuat alat pendeteksi Covid-19 yang bernama GeNose.

Alat ini merupakan hasil kolaborasi tim ahli lintas bidang ilmu di UGM. Hebatnya, alat ini dapat mendeteksi Covid-19 dari embusan napas, terintegrasi dengan perangkat berbasis artifisial (Artificial Intelligence).

GeNose menjadi harapan dalam pelaksanaan tracing dan tracking Covid-19 di Indonesia, di samping penggunaan rapid test dan PCR. Alat ini bahkan sudah diuji coba di fasilitas umum, seperti stasiun kereta api.

Lantas, seperti apa cara kerja GeNose, serta bagaimana efektivitas serta harganya?

1. Mampu Deteksi Virus Hanya dalam 50 Detik

GeNose mendeteksi virus melalui embusan napas yang di simpan di dalam kantung udara. Kemudian kantung udara tersebut dihubungkan ke alat GeNose yang sudah didukung Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan (AI).

Menurut Kepala Produksi Konsorsium GeNose C19, Eko Fajar Prasetyo, sistem GeNose dapat mendeteksi virus dalam waktu 50 detik. "Secara akurasi dengan PCR tidak jauh beda. Kalau negatif GeNose, tidak perlu PCR," jelas Eko.

2. Akurasi 90 Persen

Dalam kunjungan kerja ke Stasiun Pasar Senen, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memuji keakuratan GeNose yang di atas 90 persen.

"Kita akan dorong ini dipakai di area publik dan akurasinya juga di atas 90 persen. Semakin banyak yang pakai, maka akan semakin akurat karena mesin akan semakin pintar," tutur Luhut di Stasiun KA Pasar Senen pada Sabtu (23/1/2021).

3. Sudah Dapat Izin Kemenkes

Luhut mengimbau GeNose untuk digunakan di banyak area publik karena sudah mendapatkan emergency use of authorization dan izin edar dari Kementerian Kesehatan.

"Pemerintah memberikan apresiasi kepada tim GeNose dari Universitas Gajah Mada (UGM) yang sudah bekerja keras untuk menciptakan inovasi ini dan membantu pemerintah dalam melakukan upaya 4T (Tracking, Tracing, Testing dan Treatment)," ujar Luhut.

4. Biaya Tes Rp20 Ribu

Luhut melanjutkan, harga yang dipatok untuk sekali tes dengan GeNose hanya Rp20 ribu. Alatnya sendiri harganya mencapai Rp62 juta.

"Alatnya hanya seharga 62 juta dan harga per orangnya hanya dikenakan sekitar Rp20 ribu. Jika pemakaian lebih banyak, tentunya cost-nya akan semakin turun dan nantinya alat ini akan terus dikembangkan, sehingga mempunya akurasi yang akan lebih tajam. Dan tentunya kita harus bangga karena ini buatan Indonesia," jelas Menko Luhut.

5. Dipasang di Stasiun Kereta Api per 5 Februari

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, mengatakan implementasi GeNose akan dimulai di stasiun-stasiun Kereta Api (KA) pada 5 Februari 2021.

"Kita rencakan di kereta api akan dimulai pada 5 Februari 2021. Bertahap, setelah itu baru pesawat terbang," kata Budi.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar