Kerugian Akibat Banjir Kalsel Total Rp.1,349 T, BPPT Ungkap Fakta ini

Senin, 25/01/2021 16:04 WIB
Banjir Bandang di Kalsel (Popmama)

Banjir Bandang di Kalsel (Popmama)

Kalimantan Selatan, law-justice.co - Tim Reaksi Cepat Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Wilayah Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) memperkirakan nilai kerugian akibat bencana banjir yang melanda Kalimantan Selatan mencapai Rp1,349 triliun.

"Estimasi dampak kerugian per 22 Januari 2021 dari sektor pendidikan, kesehatan dan sosial, pertanian, perikanan, infrastruktur, dan produktivitas ekonomi masyarakat sekitar Rp 1,349 triliun," kata anggota Tim Reaksi Cepat Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Wilayah BPPT Nugraheni Setyaningum kepada ANTARA di Jakarta, Senin (25/1/2021) dikutip dari Antara.

Rinciannya, nilai kerugian di sektor produktivitas masyarakat sekitar Rp604,562 miliar, sektor infrastruktur sekitar Rp424,128 miliar, sektor pertanian sekitar Rp216,266 miliar.

Selain itu, sektor perikanan sekitar Rp46,533 miliar, sektor pendidikan sekitar Rp30,446 miliar, dan sektor kesehatan dan perlindungan sosial sekitar Rp27,605 miliar.

"Estimasi saat ini cukup representatif menggambarkan kemungkinan kerugian," kata Nugraheni, yang merupakan perekayasa muda itu.

Data yang digunakan dalam memperhitungkan estimasi kerugian akibat banjir di Kalimantan Selatan antara lain data luas area yang tergenang berdasarkan citra spasial, data penggunaan lahan berdasarkan Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI).

Di samping itu, data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), data umur padi dari Kerangka Sample Area (KSA) Badan Pusat Statistik, serta data-data yang tertuang dalam peraturan daerah.

Perhitungan dilakukan untuk mengetahui perkiraan nilai kerugian gagal panen akibat lahan sawah yang tergenang di sektor pertanian dan di sektor perikanan, perhitungan dilakukan untuk mengetahui nilai kerugian akibat hilangnya ikan budi daya di empang, kolam, dan tambak akibat banjir.

Sementara itu, nilai kerugian di sektor infrastruktur yang dihitung meliputi jumlah rumah yang terendam, jumlah rumah terdampak, jumlah sekolah rusak, dan jumlah tempat yang terdampak banjir.

Estimasi Tim Reaksi Cepat Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Wilayah BPPT ini belum memperhitungkan dampak banjir pada kegiatan pariwisata, transportasi, pertanian palawija dan holtikultura, kerusakan lingkungan, sarana sanitasi, dan kondisi perekonomian dalam jangka panjang.

Citra satelit radar menunjukkan luas wilayah yang tergenang akibat banjir di Kalimantan Selatan sekitar 164.090 hektare.

Menurut BPPT, banjir yang pada Januari 2021 melanda wilayah Kalimantan Selatan terjadi akibat curah hujan ekstrem dan penurunan tutupan lahan (vegetasi kerapatan tinggi/hutan), terutama di daerah hulu yang menjalankan fungsi penyimpanan air.

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin Totok Agus Daryanto menyebut banjir di wilayahnya sejak 14 Januari 2021 telah menyebabkan 289 bangunan sekolah rusak.

Rinciannya, 119 bangunan sekolah taman kanak-kanak (TK), 146 sekolah dasar (SD), dan 24 sekolah menengah pertama (SMP) rusak.

Menurut dia, ada 31 bangunan sekolah yang rusak berat akibat banjir. Itu terdiri dari delapan sekolah TK, 21 SD, dan dua SMP. Sekolah-sekolah itu membutuhkan renovasi total setelah banjir.

Bangunan sekolah yang lain, ia mengatakan, mengalami kerusakan dalam kategori ringan hingga sedang.

Totok mengatakan bahwa Dinas Pendidikan mendata kerusakan bangunan sekolah akibat banjir dan memperhitungkan kebutuhan dana untuk memperbaikinya.

"Usai banjir ini kita perbaiki. Sekarang kita data dan hitung secara cermat, anggaran berapa perlu dialokasikan," katanya.

Dia mengatakan bahwa perbaikan bangunan sekolah akan bisa segera dilakukan karena kegiatan belajar mengajar masih dilaksanakan dari jarak jauh akibat pandemi Covid-19.

Banjir yang melanda Kota Banjarmasin sejak 14 Januari berdampak pada setidaknya 100 ribu warga menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar