Jadi Calon Kapolri Termuda, Komjen Sigit Harus Lakukan Hal Penting Ini

Sabtu, 23/01/2021 11:45 WIB
Jadi calon Kapolri termuda, hal penting ini harus dilakukan Komjen Listyo Sigit Prabowo (pikiran rakyat)

Jadi calon Kapolri termuda, hal penting ini harus dilakukan Komjen Listyo Sigit Prabowo (pikiran rakyat)

Jakarta, law-justice.co - Penunjukan Komjen Listyo Sigit Prabowo sebagai calon tunggal Kapolri oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah membuat sejarah baru. Pasalnya, dia adalah calon Kapolri termuda selama Kepolisian berdiri.

Meski begitu, Komjen Sigit yang merupakan Akpol Angkatan 1991 itu dihadapkan dengan tantangan yang besar, yakni soal soliditas di tubuh Polri. Menurut Ketua Presidium Indonesia Cinta Kamtibmas, Gardi Gazarin mengatakan, selain menjaga soliditas, tantangan Komjen Sigit adalah mencegah kejahatan konvensional.

“Pertama, tantangan masalah aksi teror atau kelompok radikal lainnya. Tetapi yang penting kalau saya cermati masalah soliditas internal Polri dengan soliditas tinggi maka apapun tantangannya, ke depan akan lancar,” katanya dalam diskusi virtual yang diadakan Beranda Ruang Diskusi dan dipandu Yophiandi, Jumat (22/1/2021).

Selama ini pergantian Kapolri dalam kurun waktu setahun hingga dua tahun belakangan tidak pernah lepas dari soliditas. Hal itu juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam menangani pandemi COVID-19.

“Era pandemi dicari soliditas internal, menyusul dengan institusi terkait. Seperti TNI kemudian dari Satgas Covid-19 termasuk dengan stakeholder lain," katanya. “Dari Kapolri sekarang yang dibutuhkan kekompakan. Karena dengan Kapolri ini kompak di internal maupun di luar saya yakin semua beres,” tambahnya.

Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unpad, Prof. Muradi menyatakan, ketika Presiden sudah menunjuk satu nama menjadi Kapolri, maka di tubuh Pori semuanya akan ikut nurut. “Ketika Presiden sudah menunjuk satu nama. Maka di internal biasanya manut jarang sekali ada dinamika yang akan membuat terbelah dan sebagainya," imbuh Prof. Muradi.

Mengenai penunjukan Kapolri yang statusnya lebih muda dari angkatan Polri lainnya sudah pernah terjadi sebelum masa reformasi. Dia memandang hal tersebut tidak masalah. “Penunjukan Kapolri yang lebih mudah, saya kira bukan pengalaman pertama. Kalau di era reformasi dua kali. Sebelumnya ada zaman pak Harto jauh lebih muda. Saya kira normal-normal saja,” ujarnya.

Menurutnya, pembawaan calon Kapolri tunggal itu cukup supel. Apalagi ketika DPR menyetujuinya menjadi Kapolri, Listyo langsung melakukan kunjungan ke petinggi partai politik. “Pak Sigit punya pendekatan yang mirip dengan Pak Tito. Ini memang agak lebih lentur mugkin lebih banyak bergaul juga dengan berbagai pihak. Salah satunya politisi," tuturnya.

Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Beka Ulung Hapsara menyebut salah satu tantangan ke depan Kapolri adalah menurunkan angka aduan kepolisian. Karena hampir setiap tahun angkanya peringkat pertama, sebagai institusi yang paling banyak diadukan.

“Pekerjaan rumah bersama kita. Bukan hanya tanggung jawab kepolisian, tapi jadi tanggung jawab Komnas HAM. Bukan soal bicara kasus saja, tapi ada peningkatakan kapasitas,” kata Beka.

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Rusdi Hartono meyakini, bahwa calon Kapolri Komjen Listyo dapat membawa instutusi Polri menjadi makin baik serta lebih dicintai oleh masyarakat "Ke depan komitmen dari Komjen Listyo ketika menjadi Kapolri nanti bagaimana membawa institusi ini lebih baik. Dipercaya dan dicintai oleh masyarakat," jelas Rusdi.

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar