Bobrok Kemenkes Terungkap, Menkes Pilih Pakai Data KPU untuk Vaksinasi

Jum'at, 22/01/2021 21:49 WIB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin ungkap kebobrokan Kementerian Kesehatan (Tribunnews)

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin ungkap kebobrokan Kementerian Kesehatan (Tribunnews)

Jakarta, law-justice.co - Kebobrokan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) diungkapkan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Hal itu terkait data milik Kemenkes untuk vaksinasi COVID-19. Karenanya, Menkes lebih memilih memakai data dari KPU.

Awalnya, Budi menceritakan dirinya diyakinkan bahwa sejumlah rumah sakit dan puskesmas mampu menampung masyarakat untuk penyuntikan vaksin Corona. Namun faktanya, tidak semua bisa menampung.

"Saya nggak mau dua kali ketipu, ini dibilang secara agregat cukup, jumlah puskesmas sama rumah sakit buat nyuntik, rumah sakit pemerintah saja, nggak usah ngelibatin pemda, swasta, cukup. Aku kapok kan. Aku bisa nggak, aku nggak percaya data nasional," katanya dalam diskusi virtual di channel YouTube PRMN SuCi.

Budi kemudian melihat secara rinci. Dan, untuk di Bandung pun sejumlah puskesmas dan rumah sakit penuh.

"Aku melihat granularity nggak sampai provinsi sampai kabupaten/kodya, aku lihat semua. Ternyata nggak sih. Itu 60 persen nggak cukup karena Bandung penuh rumah sakit sama puskesmas, nyuntik bisa. Begitu di Puncak Jaya, di mana Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, baru 3 ribu hari baru selesai, 8 tahun baru selesai," ucapnya.

Untuk itu, ke depan Budi akan memperbaiki dari sisi strategi vaksinasi, kemudian logistik vaksin, dan pengadaan vaksin. Dia mengatakan tak akan lagi menggunakan data Kemenkes dan lebih memilih data dari KPU, yang baru saja menggelar pilkada serentak.

"Karena fasilitasnya nggak ada. Jadi sekarang saya sudah lihat baik kabupaten/kodya nanti saya akan perbaiki strategi vaksinasinya. Ada pengadaan vaksin, logistik vaksin dan strategi vaksinasi. Datanya juga supaya nggak salah gimana, sudah kapok saya nggak mau lagi pakai datanya Kemenkes, di-crossing-crossing, Dukcapil. Aku ambil datanya KPU, KPU sudahlah kita ambil, KPU manual itu. Kemarin baru pemilihan Jawa Barat, banyak pemilihan kayaknya itu yang paling current, jadi ambil data KPU base-nya untuk rakyat di atas 17 tahun," ujarnya.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar