Indonesia Disebut Tak Butuh Wapres, Ini Alasannya

Jum'at, 22/01/2021 20:49 WIB
Indonesia disebut tak butuh Wakil Presiden (pinterpolitik)

Indonesia disebut tak butuh Wakil Presiden (pinterpolitik)

Jakarta, law-justice.co - Partisipasi Wakil Presiden atau Wapres Ma`ruf Amin dalam pemerintahan dinilai minim oleh sejumlah pihak. Hal itu juga terjadi saat Indonesia dilanda banyak bencana seperti saat ini.

Minimnya peran Ma`ruf memunculkan kesimpulan bahwa Indonesia tak membutuhkan posisi Wapres. Menurut pengamat politik Universitas Nasional, Andi Yusran, dalam situasi seperti saat ini Wapres seharusnya lebih berperan.

Ia menilai seharusnya Maruf secara teknis bisa ‘membantu’ Presiden Joko Widodo untuk menangani berbagai masalah sosial dan kebencanaan bersama Menko PMK, Mensos, Mendagri dan BNPB. Namun nyatanya Jokowi lebih sering tampil sendiri atau ditemani jajaran menteri lain ketimbang Maruf Amin.

“Diam atau tidak berfungsinya Wapres dalam banyak kasus Kesra dalam negeri sepertinya memberikan sinyal jika sesungguhnya negara ini tidaklah membutuhkan jabatan setingkat Wapres,” katanya seperti dilansir dari rmol.

Minimnya peran Wapres selama satu tahun masa pemerintahannya dinilai bisa jadi jalan bagi pemerinteh merevisi konstitusi yang mengatur struktur kepemimpinan nasional. “Ini bisa jadi jalan masuk untuk melakukan ‘revisi konstitusional ‘ terhadap jabatan Wapres,” ujarnya.

Kinerja Maruf dibanding-bandingkan dengan Jusuf Kalla
Sepanjang menjabat sebagai Wapres, peran Maruf Amin tidak begitu nampak. Tak heran jika beliau kerap dibanding-bandingkan dengan Wapres sebelumnya, Jusuf Kalla yang selalu muncul dalam berbagai peran sebagai orang nomor dua di Indonesia.

Pengamat komunikasi politik Ari Junaedi menilai, ada perbedaan mendasar antara Jusul Kalla (JK) saat masih menjadi wakil presiden dengan Maruf Amin. Menurut dosen di Universitas Indonesia ini, JK cenderung menjadi ‘media idol’ karena gesit dan menguasai isu-isu nasional dengan baik.

Sedangkan Maruf terkesan santai. “JK bisa menjadi media idol karena paham semua aspek kehidupan. Sementara di sisi lain, masyarakat sepertinya belum terbiasa dengan gaya slowly-nya Maruf Amin,” ujar Ari dilansir dari laman jpnn Kamis 12 Maret 2020 lalu.

Sebagai mantan wartawan yang pernah bertugas di kantor wakil presiden era Hamzah Haz, ia melihat kecenderungan pemberitaan di media massa tidak memberi porsi lebih pada Maruf Amin. “Kemungkinan karena isu-isu tidak dikemas dengan baik di kantor Wapres Maruf Amin sekarang ini,” ucapnya.

Meski demikian, ia tidak melihat kesalahan ada di Ma’ruf. “Sekali lagi, kesalahan bukan terletak di Maruf Amin, sepertinya di bagian yang bertanggung jawab mengelola isu dan pemberitaan di sekitar Maruf Amin,” katanya.

Ari juga meyakini Jokowi lebih banyak menjadi fokus pemberitaan bukan karena tidak ada pembagian tugas yang seimbang antara Jokowi dengan Maruf Amin, tetapi karena pengelolaan isu tim yang ada.

 

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar