Pesawat Rp 5,3 T Jadi Besi Tua, Qatar Airways Stop Pakai Airbus A380

Senin, 18/01/2021 13:22 WIB
Airbus A380 Berhenti dipakai Qatar Airways (CNN)

Airbus A380 Berhenti dipakai Qatar Airways (CNN)

Jakarta, law-justice.co - Maskapai penerbangan terkemuka dunia, Qatar Airways, akan menghentikan penggunaan pesawat jumbo jet Airbus A380 milik mereka. Qatar Airways memiliki total 10 unit pesawat seharga Rp 5,3 triliun per unit, yang sebagiannya hanya akan menjadi besi tua.

Padahal Airbus A380 terbilang sebagai pesawat baru dan dioperasikan oleh Qatar Airways tak lebih dari 6 tahun.

CEO Qatar Airways, Akbar Al Baker, mengatakan pihaknya memiliki 10 unit pesawat jumbo jet Airbus A380. Dari jumlah itu, setengahnya telah berhenti terbang sejak Maret 2020 lalu. Penghentian penggunaan Airbus A380 akan dilanjutkan alias jadi besi tua, meski pandemi COVID-19 sudah berakhir.

“Inilah mengapa kami memutuskan tidak akan mengoperasikan Airbus A380 di masa mendatang, bahkan ketika kami mengoperasikannya, kami hanya akan menerbangkan setengah dari jumlah yang kami miliki," kata Akbar Al Baker saat berbicara di forum industri penerbangan CAPA, seperti dikutip dari CNN, Senin (18/1/2021).

Alasan utama penghentian penerbangan Airbus A380, adalah karena pesawat itu tidak ramah lingkungan. "A380, menurut saya adalah salah satu pesawat terburuk dalam hal emisi," lanjut Al Baker.

Airbus pertama kali membuat jumbo jet A380 pada 2005, meskipun pertama kali diperlihatkan ke publik pada 2007. Pesawat dengan kabin dua tingkat ini bisa memuat maksimal sebanyak 850 penumpang. Meskipun jika layanan penumpang dibagi dalam 3 kelas yakni first class, business, dan economy, kapasitasnya jadi sekitar 500 penumpang saja.

Pesawat ini dihargai USD 375,3 juta atau sekitar Rp 5,3 triliun per unit. Hingga Januari 2020, Airbus telah mengirim sebanyak 242 unit A380 kepada para pemesannya. Qatar Airways pertama kali memiliki Airbus A380 pada 2014 dan digunakan untuk melayani rute Doha-London.

Sebelumnya, manajemen Airbus sendiri pada 2019 telah mengumumkan akan menghentikan produksi A380 pada 2021. Tapi sebelum penghentian produksi dilakukan, pandemi telah memukul industri penerbangan dunia. Airbus pun gagal mencapai target produksi 600 unit A380 sebelum benar-benar menghentikan pembuatan pesawat jumbo jet ini.

Dampak buruk pandemi COVID-19, telah membuat Airbus A380 ini menghilang lebih cepat dari langit industri penerbangan. Maskapai penerbangan termasuk Lufthansa, Qantas, British Airways, dan Air France semuanya mengandangkan pesawat terbang super jumbo mereka ketika pandemi melanda sejak Maret lalu.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar