SBY Dijuluki `Bapak Magkrak`, Andi Arif Singgung `Prof Linglung`

Jum'at, 15/01/2021 15:23 WIB
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Andi Arief (Foto: Kumparan)

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Andi Arief (Foto: Kumparan)

Jakarta, law-justice.co - Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Yusuf Leonard Henuk, mempertanyakan cuitan politikus Partai Demokrat Andi Arief soal gerombolan Prof Linglung dapat tugas menyerang Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Yusuf meminta Andi Arief segera klarifikasi cuitannya tersebut. Sebab, jika tidak ada klarifikasi, ia mengancam akan melaporkan Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Demokrat itu ke polisi.

Yusuf memberikan batas waktu ke Andi Arief hingga pekan depan untuk klarifikasi cuitan tersebut.

"Saatnya @Andiarief harus klarifikasi siapa yang dimaksud "Prof Linglung" & jika tak ada klarifikasi sama sekali dari @Andiarief__ hingga @ProfYLH ke Jakarta minggu depan,berarti @Andiarief__ masuk urutan "4 Petinggi @PDemokrat=" yang harus dilaporkan @ProfYLH ke @poldametrojaya," tulis Yusuf merespons cuitan Andi yang dikutip VIVA pada Jumat, 15 Januari 2021.

Sebelumnya, Andi Arief nge-tweet tentang foto hoax Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dirawat di rumah sakit dalam kondisi parah. Andi dalam cuitannya itu menyinggung ada pihak yang dapat tugas menyerang SBY dengan isu hoax.

Ia menyebut pihak yang menyerang SBY yakni gerombolan Prof Linglung, Denok Siregar, dan Dewi Tanjung. Andi mendoakan mereka bisa kembali ke habitatnya sebagai manusia.

"Mudah-mudahan gerombolan Prof linglung, Denok siregar dan Dewo Tanjung --yang mendapat tugas khusus menyerang Pak SBY oleh negoro gombal-- bisa kembali ke habitatnya sebagai manusia," tulis Andi di akun Twitternya, @Andiarief_ Jumat (15/1/2021).

Dilihat dari foto yang diposting Andi, tampak gambar SBY mengenakan kemeja biru sedang terbaring di tempat tidur di rumah sakit. Dalam foto itu terdapat tulisan `LUPA SEMUANYA SBY MAKIN PARAH`.

Di gambar foto itu terdapat tiga petugas yang mengenakan pakaian alat pelindung diri (APD) memeriksa SBY yang sedang terbaring. Salah seorang di antaranya memeriksa SBY dengan alat pengukur suhu tubuh thermo gun.

Terkait itu, Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) DPP Partai Demokrat Ossy Dermawan menjelaskan foto SBY dirawat karena COVID-19 adalah hoax. Ia mengatakan kondisi SBY saat ini sehat.

Menurut dia, SBY berada di kediamannya di Cikeas, Bogor, Jawa Barat. Dia pun menyindir penyebar foto hoax tersebut sebagai orang tak bermoral.

Sebelumnya, Guru Besar Universitas Sumatera Utara (USU), Prof. Yusuf Leonard Henuk, mengaku pernah mengirim berkas atau dokumen ke Istana Negara untuk diajukan sebagai menteri dalam Kabinet Indonesia Maju untuk mengisi kekosongan dua menteri yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo.

Berkas atau dokumen tersebut dikirim oleh Henuk ke Istana Negara di Bogor, Jawa Barat, dengan tujuan Presiden Republik Indonesia. Pengiriman berkas menggunakan jasa TIKI tertanggal 8 Desember 2020.

Profesor Henuk tertarik mengirim berkas tersebut setelah Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Edhy Prabowo dan Menteri Sosial, Juliari Batubara, ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus dugaan korupsi menjerat dua menteri itu.

"Ya, sebelum pengangkatan 6 menteri baru itu," ungkap Henuk dilansir dari Vivanews, Jumat siang (15/1/2021).

Henuk mengungkapkan percaya diri dengan keilmuan yang dimiliki dan menyadang sebagai Profesor dan Guru Besar di Fakultas Pertanian USU membuat Presiden Jokowi akan mempertimbangkannya menjai menteri di Kabinet Indonesia Maju.

"Kebetulan dua menteri kosong. Saya tidak salah toh, normal-normal saja itu," kata dia.

Henuk belakangan menjadi sorotan publik dan netizen di media sosial terkait dengan cuitannya di Twitter yang menyerang dan menghina Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY dengan menyebut `Bapak Mangkrak Indonesia` dan menyerang putra SBY, Agus Harimurti Yudhoyono menyebut AHY bodoh sekali yang dikatakan lewat akun media sosial.

Henuk pun menghayal bila diri menjadi menteri Presiden Jokowi. Ia tidak bisa lagi memberikan kritikan dan serangan cuitan petinggi Partai Demokrat itu. Namun dari cuitan tersebut. dia mengaku terkenal di Indonesia.

"Untung saya tidak masuk di kelompok mereka (jadi menteri), saya tidak bisa bersuara lagi. Dari kasus SBY saya punya andil lah," tutur Henuk.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar