Wilayah Timur Indonesia Berpotensi Alami Gangguan Penerbangan

Jum'at, 15/01/2021 15:03 WIB
Awan Cumulonimbus (Liputan6)

Awan Cumulonimbus (Liputan6)

Jakarta, law-justice.co - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap potensi gangguan penerbangan karena pembentukan awan konvektif di wilayah udara Indonesia bagian tengah hingga timur hingga 21 Januari 2021.

"Potensi pertumbuhan awan konvektif yang menghasilkan gangguan penerbangan berpotensi pada sebagian wilayah Indonesia bagian Tengah hingga bagian Timur," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dilansir dari Detik, Jumat (15/1/2021)

Awan konvektif sendiri merupakan kumpulan awan yang kerap menghasilkan hujan. Awan ini juga dikenal dengan istilah awan cumulunimbus.

Menurut Dwikorita, terdapat beberapa wilayah yang paling potensial mengalami pertumbuhan awan konvektif hingga menyebabkan gangguan penerbangan di wilayah timur.

Daerah-daerah itu misalnya di sekitar wilayah Nusa Tenggara Barat hingga Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Maluku, serta Papua pada periode tersebut.

"Jalur penerbangan tujuan Sulawesi Selatan, Kepulauan Maluku, Papua dan NTT bagian Timur cenderung akan mengalami gangguan akibat tutupan awan konvektif," kata dia.

Sebelumnya, BMKG memperkirakan puncak musim hujan di seluruh wilayah Indonesia akan terjadi dalam kurun waktu 10 hari ke depan. Puncak musim hujan ini berpotensi terjadi hingga Februari 2021.

Potensi hujan dengan intensitas tinggi tersebut akan terjadi di wilayah selatan Indonesia. Puncak musim hujan ini juga berpotensi menimbulkan banjir di sejumlah daerah.

Sempat terjadi kecelakaan jatuhnya Sriwijaya Air SJ 180 di Kepulauan seribu. Pesawat itu jatuh tak lama setelah terbang dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Pesawat yang berisi 62 orang, termasuk kru pesawat, hendak menuju Pontianak, Kalimantan Barat. Saat pesawat tersebut terbang, hujan mengguyur sejumlah wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar