Utang Luar Negeri RI Naik, Kini Sudah Capai Rp 5.845 T

Jum'at, 15/01/2021 12:23 WIB
Bank Indonesia. (Liputan6)

Bank Indonesia. (Liputan6)

Jakarta, law-justice.co - Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia mencapai USD 416,6 miliar atau sekitar Rp 5.845,73 triliun (kurs Rp 14.032) hingga akhir November 2020.

Secara rinci, ULN sektor publik (pemerintah dan bank sentral) mencapai USD 206,5 miliar dan ULN sektor swasta, termasuk BUMN, mencapai USD 210,1 miliar.

Dengan perkembangan tersebut, ULN Indonesia pada akhir November 2020 tumbuh 3,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019 (year on year/yoy). ULN ini meningkat jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada Oktober 2020 yang tumbuh 3,3 persen (yoy).

ULN pemerintah pada akhir November 2020 tumbuh 2,5 persen (yoy) menjadi sebesar USD 203,7 miliar. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan Oktober 2020 yang tumbuh sebesar 0,3 persen (yoy).

“Perkembangan ini dipengaruhi oleh kepercayaan investor yang terjaga sehingga mendorong aliran masuk modal asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN), serta penarikan sebagian komitmen pinjaman luar negeri untuk mendukung penanganan pandemi COVID-19 dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN),” ujar Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono dalam keterangannya, Jumat (15/1/2021) dikutip dari Kumparan.

Sementara ULN bank sentral sebesar USD 2,82 miliar per November 2020. Angka ini naik tipis 3,6 persen dibandingkan November 2019 yang sebesar USD 2,72 miliar.

Untuk ULN swasta sebesar USD 210,06 miliar per November 2020, tumbuh 5,2 persen (yoy). Namun pertumbuhannya melambat jika dibandingkan Oktober 2020 yang tumbuh 6,4 persen (yoy).

ULN swasta tersebut terdiri dari lembaga keuangan sebesar USD 45,94 miliar, seperti bank USD 34,21 miliar dan lembaga keuangan nonbank sebesar USD 11,62 miliar. Serta terdapat ULN swasta bukan lembaga keuangan sebesar USD 164,11 miliar.

Rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir November 2020 sebesar 39,1 persen. Angka ini dinilai relatif stabil dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 38,8 persen.

Sementara itu, struktur ULN Indonesia yang tetap sehat tercermin dari besarnya pangsa ULN berjangka panjang yang mencapai 89,3 persen dari total ULN.

“Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam memantau perkembangan ULN, didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya,” jelas Erwin.

“Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian,” tambahnya.

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar