Keluar dari Penjara, Japarov Langsung Terpilih Jadi Presiden Kyrgiztan

Selasa, 12/01/2021 21:38 WIB
Mantan narapidana Sadyr Japarov terpilih sebagai Presiden Kyrgiztan (idntimes)

Mantan narapidana Sadyr Japarov terpilih sebagai Presiden Kyrgiztan (idntimes)

Jakarta, law-justice.co - Krygyztan mencatatkan sejarah baru lantaran presiden terpilihnya saat ini Sadyr Japarov adalah seorang mantan narapidana. Lebih hebatnya lagi, Japarov terpilih tak lama setelah dirinya keluar dari penjara.

Tiga bulan lalu, dia berada di balik jeruji besi menjalani hukuman penjara 11 setengah tahun karena dugaan penculikan. Sekarang dia telah terpilih sebagai Presiden Kyrgyzstan, meraih kemenangan luar biasa dengan 79 persen suara.

Japarov menjadi perdana Menteri Kyrgyzstan pada Oktober 2020, setelah dikeluarkan dari penjara oleh pengunjuk rasa yang menuntut pemecatan pendahulunya, Sooronbay Jeenbekov, selama kerusuhan yang disertai kekerasan.

Gerakan jalanan dibentuk setelah pemilihan parlemen Kyrgyzstan pada 4 Oktober, ketika beberapa partai oposisi negara itu menolak untuk menerima hasil tersebut. Selain membebaskan Japarov dari penjara, para demonstran juga menyerbu Gedung Putih, kediaman kepresidenan Kyrgyzstan.

Pada 2013 Japarov dituduh merencanakan penculikan kepala daerah Karakol dalam protes mendesak nasionalisasi tambang emas Kumtor. Dia melarikan diri dari Kyrgyztan dan tinggal di Siprus hingga ditangkap pada 2017 saat mencoba kembali ke negaranya.

Setelah keluar dari penjara, dia dengan cepat dipilih oleh parlemen sebagai Perdana Menteri Sementara. Kemudian, setelah Jeenbekov mengundurkan diri, Japarov dipromosikan menjadi Penjabat Presiden, setelah ketua parlemen negara itu menolak menerima jabatan tersebut.

Bersamaan dengan memberinya kemenangan pemilihan, negara itu juga mendukung perombakan pemerintahan, dengan 81 persen memilih untuk menjauh dari demokrasi parlementer dan kembali ke sistem presidensial lama Kyrgyzstan.

Setelah diterapkan, keseimbangan kekuasaan akan bergeser dari badan legislatif negara dan menuju cabang eksekutif, sistem yang lebih umum di negara-negara bekas blok Soviet.

"Selama 30 tahun terakhir, korupsi telah mengakar di setiap bidang kehidupan kami. Tapi mulai sekarang, kami tidak akan membiarkannya terus seperti itu," kata Japarov bersumpah sebagaimana dilansir RT.

Dia meraih kemenangan telah mengalahkan semua kandidat lainnya, dengan runner-up Adakhan Madumarov hanya menerima 6,7 persen suara.

Sistem politik Bishkek telah mengalami perubahan konstan dalam dua dekade terakhir, dengan tiga pemimpin digulingkan oleh protes sejak 2005. Di tempat lain di Asia Tengah, politik relatif kurang dramatis, dengan negara-negara sering kali mempertahankan pemimpin yang sama selama satu dekade atau lebih.

 

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar