Hari Pertama PPKM Jawa-Bali, Rupiah Lesu & Emas Antam Loyo!

Senin, 11/01/2021 10:40 WIB
Hari Pertama PPKM Jawa-Bali, Rupiah Lesu & Emas Antam Loyo! (okezone).

Hari Pertama PPKM Jawa-Bali, Rupiah Lesu & Emas Antam Loyo! (okezone).

Jakarta, law-justice.co - Hari ini, Senin 11 Januari 2021, nilai tukar rupiah berada di level Rp14.025 per dolar Amerika Serikat (AS).

Posisi tersebut melemah 0,04 persen dibandingkan perdagangan sebelumnya di level Rp14.020 per dolar AS.

Pagi ini, rupiah melemah bersama mayoritas mata uang di kawasan Asia lainnya.

Kondisi ini ditunjukkan oleh yen Jepang turun 0,22 persen, dolar Singapura melemah 0,32 persen, dolar Taiwan melemah 0,07 persen, dan won Korea Selatan berkurang 0,72 persen.

Selanjutnya, peso Filipina melemah 0,05 persen, yuan China berkurang 0,13 persen, ringgit Malaysia turun 0,32 persen, dan baht Thailand turun 0,10 persen.

Sedangkan, rupee India berhasil menguat 0,11 persen dan dolar Hong Kong naik 0,02 persen terhadap dolar AS.

Serupa itu, mayoritas mata uang di negara maju kompak lesu di hadapan dolar AS.

Tercatat, poundsterling Inggris turun 0,41 persen, dolar Australia melemah 0,61 persen, dolar Kanada berkurang 0,32 persen, dan franc Swiss turun 0,35 persen.

Direktur PT Solid Gold Berjangka Dikki Soetopo mengatakan pelemahan rupiah dipicu oleh pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Pulau Jawa dan Bali mulai hari ini hingga 25 Januari 2020 mendatang. PPKM Jawa-Bali merupakan aturan baru pengganti istilah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Aturan ini diterapkan sejumlah daerah dengan tingkat penyebaran covid-19 tinggi. Meliputi, seluruh DKI Jakarta serta 23 kabupaten/kota di Jawa Barat, Jawa tengah, Jawa Timur, Banten hingga Bali.

"Ada sedikit kendala atau tekanan untuk rupiah yang dikhawatirkan pasar karena masih melonjaknya kasus covid-19 dan kebijakan PSBB ketat di DKI Jakarta, Pulau Jawa, dan Bali," ucapnya seperti melansir cnnindonesia.com.

Namun, ia memperkirakan pergerakan rupiah ke depan masih baik akibat ditopang masuknya aliran modal asing (capital inflow) ke pasar keuangan Indonesia. Kondisi ini sudah berlangsung sejak pekan lalu.

"Ditopang juga penguatan dari Indeks Harga Saham Gabungan, terutama dari saham-saham emiten farmasi. Termasuk, pasar obligasi mulai meningkat," ujarnya.

Ia meramal mata uang Garuda hari ini bergerak di kisaran Rp13.850 hingga Rp14 ribu per dolar AS.

Harga Emas Antam Hari Ini 11 Januari, Loyo ke Rp952 Ribu

Disisi lain, harga emas PT Aneka Tambang (Persero) alias Antam berada di posisi Rp952 ribu pada awal pekan ini. Posisi ini melemah Rp2.000 dari Rp954 ribu per gram pada Minggu (10/1).

Sedangkan harga pembelian kembali (buyback) turun Rp5.000 per gram dari Rp838 ribu menjadi Rp833 ribu per gram pada hari ini.

Berdasarkan data Antam, berikut harga jual emas berdasarkan ukuran:

0,5 gram senilai Rp526 ribu,
2 gram Rp1,84 juta,
3 gram Rp2,74 juta,
5 gram Rp4,53 juta,
10 gram Rp9,01 juta,
25 gram Rp22,41 juta,
50 gram Rp44,74 juta,
100 gram senilai Rp89,41 juta,
250 gram Rp223,26 juta,
500 gram Rp446,32 juta, dan
1 kilogram Rp892,6 juta.

Harga jual emas tersebut sudah termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas emas batangan sebesar 0,45 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Bagi pembeli yang tidak menyertakan NPWP memperoleh potongan pajak lebih tinggi sebesar 0,9 persen.

Sementara harga emas di perdagangan internasional berdasarkan acuan pasar Commodity Exchange COMEX turun 0,64 persen ke posisi US$1.823,7 per troy ons. Begitu juga dengan harga emas di perdagangan spot yang terjun 1,18 persen ke US$1.827,16 per troy ons pada pagi ini.

Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra memperkirakan harga emas di pasar internasional akan melemah dengan bergerak di kisaran US$1.800 sampai US$1.870 per troy ons pada hari ini. Pelemahan harga emas berlanjut dari akhir pekan lalu.

"Karena dipicu naiknya tingkat imbal hasil obligasi Amerika Serikat yang mendorong penguatan dolar AS," ungkap Ariston.

Tercatat, yield US Treassury tenor 10 tahun berada di kisaran 1,12 persen dari sebelumnya 1,08 persen. Ariston menduga kenaikan yield terjadi karena bank sentral AS, The Federal Reserve kembali optimis dengan pemulihan ekonomi negeri Paman Sam.

"Hari ini potensi pelemahan harga emas karena sentimen yield obligasi AS masih cukup kuat mendorong harga ke kisaran US$1.800 per troy ons," katanya.

(Ade Irmansyah\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar