Berikut 6 Fakta Baru yang Mengerikan Soal Mutilasi Kalibata City

Jakarta, law-justice.co - Setelah menangkap dua pelaku pembunuhan dan mutilasi terhadap korban Rinaldi Harley Wismanu, polisi akhirnya menemukan enam fakta baru. Hal itu diketahui setelah kedua tersangka melakukan rekonstruksi sebanyak 37 adegan.

Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya AKBP Jean Calvijn Simanjuntak menjelaskan, ada empat TKP utama dalam kasus pembunuhan disertai mutilasi terhadap terhadap Rinaldi yang dilakukan oleh tersangka DAF (26) dan LAS (27).

Baca juga : Kisah Laeli, Wanita Pelaku Mutilasi Kalibata City yang Pintar dan Alim

TKP pertama adalah indekos tempat perencanaan, TKP kedua adalah lokasi eksekusi di Apartemen Pasar Baru Mansion, Jakarta Pusat. Kemudian TKP ketiga adalah Apartemen Kalibata City tempat menyimpan jasad korban, dan TKP keempat yakni rumah sewaan di Depok, yang rencananya akan digunakan untuk mengubur jasad korban.

"Dari rangkaian empat TKP ini dan dilaksanakan rekonstruksi, kami melihat ada enam fakta baru yang ditemukan saat rekonstruksi," kata Calvijn seperti dilansir dari jpnn.com, Jumat (18/9/2020).

Baca juga : Laeli, Pelaku Mutilasi Kalibata City Ternyata Perempuan Berprestasi

Fakta pertama adalah kedua tersangka awalnya merencanakan untuk melakukan pemerasan terhadap calon korban. Tersangka memancing calon korbannya dengan menggunakan aplikasi kencan Tinder untuk melakukan hubungan badan dengan tersangka LAS, dan tersangka DAF akan datang dengan mengaku sebagai suami LAS untuk kemudian melakukan pemerasan terhadap korban.

"Apabila pemerasan tidak terlaksana, maka kedua tersangka sepakat untuk melakukan eksekusi sampai dengan pembunuhan," tambahnya.

Baca juga : Ternyata, Pelaku Mutilasi Kalibata City Lulusan FMIPA UI yang Pintar

Fakta kedua adalah tersangka LAS memaksa korban untuk memberikan pin ponselnya sebelum membunuh dan memutilasi korban. Kemudian dengan berbekal ponsel korban, kedua tersangka bisa menguras habis harta milik korban.

"Karena di HP korban tersebut ada beberapa catatan yang dimiliki, sehingga pelaku ini dengan leluasa mengambil harta korban," tambahnya.

Fakta ketiga adalah tersangka DAF belajar memutilasi secara autodidak di media sosial. Tersangka DAF memutuskan untuk memutilasi korban karena kehabisan akal untuk membawa jasad korban keluar dari lokasi eksekusi di Apartemen Pasar Baru Mansion.

Fakta keempat adalah jenazah korban disimpan di dalam kamar mandi apartemen selama tiga hari pada tanggal 9 hingga 11 September. Selanjutnya, tersangka Fajar memutilasi tubuh korban menjadi 11 bagian selama dua hari.

Sedangkan fakta kelima adalah kedua tersangka memindahkan potongan tubuh korban dari Apartemen Pasar Baru Mansion ke Apartemen Kalibata City dalam dua kali pengiriman. Tersangka menyimpan potongan tubuh korban yang telah dimutilasi itu di dalam dua koper dan satu ransel.

Fakta keenam adalah kedua tersangka merencanakan mengubur potongan jenazah korban pada 17 September di sebuah rumah yang mereka sewa selama satu bulan di Depok, Jawa Barat. Namun, kedua tersangka terlebih dahulu tertangkap oleh polisi pada 16 September, setelah keluarga korban membuat laporan orang hilang ke Polda Metro Jaya, karena Rinaldy tidak bisa dihubungi oleh keluarga.

Calvijn juga menyebut kedua tersangka sudah merencanakan kasus ini mulai dari tahap perencanaan, eksekusi hingga upaya menghilangkan jejak dengan sangat rapi. Meski demikian hal itu tidak membuat kedua sejoli ini lolos dari kejaran pihak kepolisian.

"Rangkaian ini begitu rapi dipersiapkan dengan matang dari perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan pembersihan lokasi dengan cara mencat kemudian mengganti seprainya dengan berbagai macam yang ada," pungkas Calvijn.

Akibat perbuatanya DAF dan LAS dijerat dengan Pasal 340 KUHP, Pasal 338 KUHP serta Pasal 365 KUHP dengan ancaman hukuman mati atau penjara seumur hidup.