Indonesia Diintai Mata-mata Asal China, BIN Didesak Gerak Cepat

Jakarta, law-justice.co - Dunia dihebohkan dengan kehadiran perangkat mata-mata Aria-body asal China akhir-akhir ini. Pasalnya, mata-mata ini menargetkan sejumlah negara, termasuk di dalamnya Indonesia.

Untuk mengantisipasi hal itu, Pakar keamanan siber dari CISSRec Pratama Prasadha, mendesak pemerintah, khusunya Badan Intelijen Negara (BIN) dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk bergerak cepat mengtasinya.

Baca juga : Tembak Jatuh Balon Mata-mata China, AS Tutup Tiga Bandara

Karena menurutnya, Aria-body merupakan malware yang disusupkan lewat file semacam Word yang tidak akan dicurigai target. Dengan caranya yang tidak diketahui itu, hacker atau peretas dapat dengan mudah mengendalikan perangkat korbannya.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa Aria-body dilengkapi juga dengan fitur keylogger. Dengan begitu, kegiatan korban akan terpantau termasuk saat memasukkan username dan kata kuncinya.

Baca juga : AS PAstikan Balon Udara yang Ditembak Jatuh Pengintai Kiriman China

"Pada akhirnya peretas bisa melakukan kegiatan seolah-oleh dia adalah pemilik perangkat tersebut," katanya seperti dilansir dari viva.co.id, Senin (11/5/2020).

Dia lantas menjelaskan target utama dari mata-mata Aria-body ini. Menurutnya, sasaran utamanya adalah pegawai negeri sipil (PNS) dan instansi penting negara. Maka dia menyarankan penggunaan email phishing disertai Aria-body dianggap sangat efektif.

Baca juga : Membelot ke AS, Mata-mata China Ini Punya Info Covid di Lab Wuhan

"Karena sasarannya adalah PNS dan instansi penting negara, maka penyebaran utamanya lewat email phising, di mana turut disertakan file yang telah disusupi Aria-body ini dianggap sangat efektif," jelas Pratama.

Dia meminta agar BSSN dan BIN bergerak cepat, karena secara teknis BSSN bisa membantu melakukan digital forensic pada setiap perangkat diplomat, kementerian/lembaga, dan juga seluruh perusahaan BUMN.

BSSN juga menyiapkan sejumlah hardware dan software yang bisa digunakan untuk dapat berkomunikasi dan tukar informasi dengan aman.

"Edukasi harus dijalankan kepada seluruh pegawai, terutama dalam situasi work from home (wfh) di mana akan semakin sulit melakukan cek dan kontrol keamanan, karena perangkat di rumah dan internet di rumah ada kemungkinan lebih rentan," ungkap dia.

Dan dengan situasi seperti saat ini, dimana PNS bekerja dari rumah, maka menurut dia sanagat diharapkan BSSN cepat bertindak.

Aria-body digunakan oleh kelompok hacker atau peretas Naikon APT, yang banyak dikaitkan berada di bawah perintah langsung Pemerintah China.

Selain Indonesia, sejumlah pemerintah negara lain di Asia Pasifik disiapkan untuk jadi target serangan siber oleh hacker lewat Aria-body China ini.