Meski Surplus, Garam Aceh Dibarter Beras Karena Harga Anjlok

Jakarta, law-justice.co - Petani garam tradisional kembali terpukul karena harga jual yang rendah. Menurut pengakuan mereka, sejak tiga bulan terakhir harga garam anjlok dari Rp7.500 menjadi Rp3.300 per kilogram akibat melimpahnya pasokan barang di pasaran.

Panen garam memang sedang ramai di semua wilayah Indonesia, khususnya yang ada lahan garam, maupun wilayah yang memang terkenal dengan komoditas garam.
Meski ada kendala, namun para petani tetap telaten mengolah garam tradisional di area tambak garam Desa Cebrek, Kecamatan Simpang Tiga, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, Minggu (22/9/2019).

Baca juga : Lantaran Israel Bebal Tetap Serang Rafah, Harga Minyak Dunia Naik

Dikutip dari RRI.co.id, akibat stok melimpah di pasaran, petani garam tradisional kesulitan memasarkan hasil panen mereka yang juga sangat melimpah.
Akhirnya, agar tetap bisa melanjutkan kehidupan sehari-hari, petani garam tradisional Desa Cebrek menempuh jalan barter.

Para petani mengajak warga melakukan proses penukaran (barter) garam dengan beras di area tambak garam Desa Cebrek, Kecamatan Simpang Tiga, Kabupaten Pidie, Aceh, Minggu (22/9/2019).

Baca juga : Simak Deretan Rekomendasi Saham yang Diprediksi Raih Cuan Pekan Ini

Selain beras, para petani juga meminta warga agar mau barter dengan ikan, sayuran, sampai makanan siap saji.

 

Baca juga : Harga Emas Sandiwara Turun, Diramalkan Meroket pada 2025

Tags: garam | lokal | anjlok | harga |