Kebakaran Kilang Pertamina Balikpapan, Polisi Selidiki Apa Penyebabnya

Jakarta, law-justice.co - Pada Sabtu (25/5) dini hari sekira pukul 04:24 Wita, Kilang Pertamina Balikpapan di Jalan Yos Sudarso atau yang kerap disebut jalan minyak, kawasan Balikpapan Barat terbakar.

Kepulan asap tebal berwarna hitam pekat membumbung tinggi kemudian disusul dengan kobaran api yang besar.

Baca juga : Kilang Minyak di Cilacap Kebakaran, Pertamina Pastikan BBM-Elpiji Aman

Kondisi ini pun membuat warga yang bermukim tak jauh dari kawasan kilang Pertamina Balikpapan panik, suasana hening pada subuh tadi seketika berubah menjadi ramai.

Bunyi sirine yang diduga berasal dari area kilang Pertamina terdengar jelas oleh warga.

Banyak warga yang keluar rumah dan merekam kejadian tersebut kemudian membagikannya video hasil rekaman melalui berbagai media sosial.

"Kilang Pertamina Balikpapan terbakar lagi, apinya sangat besar," ucap seseorang dalam rekaman video yang beredar.

Kobaran api terlihat besar dari atas gunung kawasan Balikpapan Barat.

Momen mencekam dirasakan warga yang panik dan khawatir.

"Paniklah mas, itu kan dekat dan sangat jelas sekali apinya besar begitu. Baru kan yang terbakar ini minyak apa nda ngeri itu," ujar Arif warga Kampung Baru.

Pengolahan Minyak

PT Kilang Pertamina Indonesia (KPI) Unit Balikpapan menjelaskan kebakaran terjadi di area Crude Distilation Unit IV (CDU) atau Unit Distilasi Minyak Mentah.

Untuk diketahui, unit tersebut merupakan unit yang mengolah crude menjadi produk-produk seperti BBM, LPG, dan lainnya.

Dengan kapasitas produksi sekitar 170 ribu barel per hari serta kapasitas normal sekitar 300 ribu barel.

"Ini masih dalam tahapan normalisasi. Saat kejadian, tidak ada aktivitas maintenance di lokasi karena sudah kita nyatakan normal kilangnya," ujar General Manager PT KPI Unit Balikpapan, Arafat Bayu Nugroho, Sabtu (25/5) siang.

Ia membeberkan, saat kejadian, terdapat sekitar sembilan tenaga operator yang mengoperasikan kilang.

Meski begitu, mereka segera mengaktifkan Emergency Shutdown System (ESD) dan berkumpul di tempat aman.

Sehingga, Arafat memastikan, kebakaran tersebut tak menimbulkan korban jiwa maupun cidera.

"Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa maupun cidera baik itu dari pekerja Pertamina, maupun mitra kerja yang sedang bekerja di dalam kilang. Selain itu, saat kejadian, tidak ada aktivitas maintenance ataupun aktivitas perbaikan kilang dan sebagainya. Kebakaran bisa diselesaikan pada pukul 07.30 wita tanpa ada korban jiwa," jelasnya.

Terdengar Letupan

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari PT KPI, kronologi insiden kebakaran ini terjadi di Plant 1 CDU IV) Kilang RU V Balikpapan. Sebelum kebakaran, kilang beroperasi normal dengan kapasitas CDU IV sebesar 174 MBSD dan HVU II sebesar 40 MBSD.

Namun, sekitar pukul 04:25 WITA, tim operasi melaporkan adanya suara letupan di sekitar area CDU IV dekat Kerosene Stripper Column. Segera setelah itu, tim petugas melakukan upaya pengamanan dengan sistem ESD (Emergency Shutdown) pada CDU-IV, NHT-PLF, dan melakukan normal shutdown pada HVU II dan HPU A.

Api berkobar selama kurang lebih setengah jam sebelum tim pemadam kebakaran Pertamina berhasil mengendalikannya. Kebakaran ini terjadi di tengah hujan deras yang mengguyur kawasan ini.

Sekitar pukul 07.30 WITA, amukan api kemudian baru berhasil dipadamkan secara maksimal usai melakukan pendinginan di area kejadian guna memastikan tidak ada potensi kebakaran ulang.

Proses pemadaman berlangsung hingga pukul 08:00 WITA, melibatkan enam unit fire truck dari RU V dan satu unit dari PHM serta gun monitor di sekitar kejadian. Tim pemadam kebakaran dari Pertamina Group di Balikpapan, seperti PHM, PHKT, dan C&T, juga dikerahkan untuk membantu proses pemadaman.

Selain menggunakan mobil pemadam, pemadam statis (fire ground) yang berada di sekitar lokasi juga diaktifkan untuk membantu proses pemadaman dan mengisolasi sumber panas.

Tim KPI memastikan area kejadian benar-benar aman dan bebas dari sumber panas.

Bayu mengklaim, meski insiden terjadi di area kilang, namun tidak ada dampak langsung yang dirasakan oleh masyarakat sekitar.

Bahkan pihak Kilang Balikpapan tetap melakukan pemantauan ketat untuk memastikan insiden ini tidak memberikan dampak negatif kepada warga.

"Selain itu, kami juga melakukan monitoring produksi BBM untuk memastikan suplai ke masyarakat tetap terjaga," tambah Arafat Bayu.

Demi mengantisipasi keselamatan masyarakat sekitar, PT KPI Unit Balikpapan menutup akses jalan Minyak yang berada di sekitar area kilang, hingga kawasan jalan Panorama, saat kebakarn terjadi pada Subuh dini hari.

Tak hanya itu, sejumlah petugas keamanan KPI bersama aparat kepolisian juga bersiaga di setiap persimpangan. Seiring dengan kemacetan arus lalu lintas yang terjadi akibat penutupan jalan.

"Saat penanganan, memang dengan terpaksa kita harus menutup Jalan Minyak untuk memastikan agar masyarakat tetap aman, dan bisa kita yakinkan tidak ada dampak ke masyarakat terkait kebakaran ini," ungkap Arafat Bayu Nugroho

Tak Ganggu Pasokan

Arafat Bayu menyatakan bahwa langkah-langkah darurat telah diambil dengan melakukan emergency shut down di Kilang Balikpapan 2, sementara Kilang Balikpapan 1 tetap beroperasi normal.

"Kejadian ini tidak menyebabkan gangguan pada penyediaan BBM di masyarakat," katanya. Pertamina memastikan bahwa Kilang Balikpapan I (CDU V dan HVU III) tetap beroperasi normal dan dalam keadaan standby di area OM dan Jetty.

Bayu menjelaskan, selain upaya pemadaman, KPI Unit Balikpapan juga bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menjaga kondusifitas masyarakat sekitar.

Salah satunya melalui koordinasi dengan Mitra Binaan Kampung Siaga Bencana (KSB) di wilayah Kampung Atas Air Kelurahan Margasari dan Kelurahan Baru Tengah. KSB berperan penting dalam memantau kondisi warga di sekitar kilang agar tetap tenang.

"Kami berterima kasih atas doa dan dukungan dari semua pihak untuk suksesnya penanganan kondisi ini. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan dari pihak berwenang demi keselamatan bersama," ucap Bayu. Dia menegaskan komitmen perusahaan untuk menangani situasi dengan koordinasi yang baik dan cepat.

Polisi Investigasi

Polresta Balikpapan melakukan investigasi kebakaran yang terjadi di PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) unit Balikpapan pada Sabtu (25/5) pukul 04.25 Wita. Kapolresta Balikpapan Kombes Pol Anton Firmanto mengatakan, mereka tengah melakukan asesmen untuk menganalisa penyebab kebakaran tersebut.

Bahkan, Tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) juga telah berada di TKP.

"Tim Inafis kami sudah masuk ke TKP. Dalam kejadian ini, mereka mencari tau penyebabnya dengan mengumpulkan bukti-bukti yang ada di lapangan," ungkapnya pada awak media di depan Kantor PT KPI RU V, Sabtu (25/5) siang.

Ia juga membeberkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan tim Laboratorium Forensik (Labfor) untuk mencari tau penyebab kebakaran tersebut. "Kita berkoordinasi dengan labfor yang kita datangkan secepatnya untuk bisa mencari tahu apa akibat dari kebakaran tersebut," ujar Anton.

Sementara itu, General Manager Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan, Arafat Bayu Nugroho menambahkan, pihaknya juga turut melakukan investigasi untuk mencari tau penyebab pasti kebakaran.

"Jadi selain di bantu oleh pihak kepolisian, kami juga mengerahkan tim migas dan lembaga pemerintah yang lain, seperti Badan Riset dan lnovasi Nasional (BRIN) untuk terlibat aktif dalam kegiatan asesmen. Mudah-mudahan ketika sudah selesai, bisa kita perkirakan kapan bisa kita lanjutkan lagi kilang kita," tutur Bayu.

TERDENGAR LETUPAN

1. Pukul 04.00 WITA
Kilang beroperasi normal dengan Kap CDU IV 174 MBSD, HVU II 40 MBSD

2. Pukul 04.25 WITA
- Informasi awal dari tim operasi terdapat suara letupan di sekitar area CDU IV dekat area C-1-02
(Kerosene Stripper Column)
- Selanjutnya langsung dilakukan upaya pengamanan dengan ESD CDU-IV, NHT-PLF dan normal
shutdown HVU II dan HPU A.
- Tim fire fighting langsung menuju TKP melakukan proses pemadaman dan pendinginan equipment
sekitar (Tangki Naphtha, Tangki LPG dan Tangki HVGO)
Pukul 07.30 WITA
- Api berhasil dipadamkan secara maksimal
- Proses pemadaman menggunakan 6 unit fire truck RU V dan 1 unit fire truck PHM dan gun monitor di
sekitar kejadian
- Pendinginan di area guna memastikan tidak ada potensi kebakaran ulang.
Sumber: PT KPI

Bakal jadi yang Terbesar

KILANG atau Refinery Unit (RU) V Balikpapan merupakan salah satu Unit Bisnis Direktorat Pengolahan Pertamina yang produknya mayoritas disalurkan ke kawasan Indonesia bagian Timur Indonesia, dan beberapa produk disalurkan ke Indonesia bagian Barat dan diekspor.

Area Manager Communication, Relations, & CSR PT Kilang Pertamina Internasional Unit Balikpapan, Dodi Yapsenang mengungkapkan, Kilang Balikpapan merupakan kilang terbesar kedua milik Pertamina.

Saat ini menurut Dodi, kilang Pertamina yang terbesar adalah Kilang Cilacap. Namun, ke depannya Kilang Balikpapan tengah didorong pengembangannya oleh Pertamina. Diharapkan dalam beberapa tahun mendatang kilang ini akan menjadi kilang terbesar milik BUMN sektor migas tersebut.

"Saat ini Kilang Balikpapan bukan yang terbesar milik KPI, yang terbesar masih di Kilang Cilacap. Tapi Kilang Balikpapan memang sedang didorong pengembangannya dan menjadi yang terbesar ke depannya," ungkap Dodi saat dihubungi Tribunnews, Sabtu (25/5).

"Kapasitas produksinya sekitar 260 MBSD (miles/ thousand barrels per stream day)" sambungnya. Ia melanjutkan, Kilang Balikpapan memproduksi dan mengolah berbagai macam jenis bahan bakar minyak (BBM), termasuk BBM subsidi jenis Solar hingga Pertalite.

"Kilang Balikpapan itu produksinya seperti BBM subsidi juga seperti Pertalite dan juga termasuk Solar," ucapnya.

Mengutip keterangan Pertamina, Kilang Balikpapan merupakan salah satu Unit Bisnis Direktorat Pengolahan Pertamina yang produknya disalurkan ke kawasan Indonesia bagian Timur di Indonesia dan beberapa produk disalurkan ke Indonesia bagian Barat dan diekspor.

Sejak pertama kali dibangun RU V telah mengalami beberapa kali perbaikan guna meningkatkan margin dan kapasitas produksi. Pertamina menyebut, produk-produk yang sesuai dengan Service Level Agreement (SLA) yaitu meliputi BBM seperti Premium, Kero, Solar, Pertadex dan Pertamax.

Selain itu Kilang Balikpapan juga memproduksi non-BBM seperti Smooth Fluid 05 dan LPG.

Seluruh produk yang dihasilkan digunakan untuk memasok kebutuhan dalam negeri khususnya wilayah Indonesia Bagian Timur. Kilang ini telah beroperasi sejak 1922 dan saat ini memasok hingga 26 persen total kebutuhan BBM di seluruh Indonesia.

Lokasi RU V sangat strategis untuk memasok kebutuhan BBM di kawasan Indonesia Timur, dan didukung oleh jaringan distribusi yang baik, mencakup pipa distribusi,kapal tanker, serta moda transportasi darat.

Saat ini kapasitas Refinery Unit V memiliki kapasitas pengolahan minyak mentah 260 MBSD (miles/ thousand barrels per stream day) setara 25 persen dari kapasitas intake nasional dan market share BBM 15,6 persen skala nasional. Kapasitas kilang RU V ditargetkan untuk dikembangkan menjadi 360 MBSD.