Nawaitu Redaksi

Elon Musk Jualan Starlink, Pemerintah Dapat Apa?

Jakarta, law-justice.co - Baru baru ini Elon Musk, salah satu orang terkaya di dunia berkenan mengunjungi pulau dewata. Kedatangannya dalam rangka jualan starlink yang sangat besar potensi pasarnya di Indonesia. Bukan cuma jualan, Elon Musk juga  menghadiri World Water Forum 2024 pada keesokan harinya. Dia ikut berpidato dan berbicara terkait air hingga kemampuan energi surya.

Karpet merah memang  telah digelar untuk kedatangannya. Ia bahkan diberi kesempatan  berbicara di podium kehormatan bak kepala negara. Keinginannya untuk jualan Starlink-pun  langsung disambut gembira oleh para pejabat di negara ini dengan membukakan pasarnya di Indonesia meskipun disini sebenarnya sudah punya program satelit sendiri dan transformasi digital untuk kebutuhan warganya.

Baca juga : OPM yang Ditembak Aparat di Paniai Papua Bekas Anggota TNI

Elon Musk terasa sangat superior dibandingkan dengan pemerintah Indonesia  yang inferior di mata dunia. Citra seolah "negara tak punya marwah" seperti ini menambah stigma buruk Indonesia di mata dunia yang memang sekarang berada di titik nadirnya.

Mengapa Elon Musk begitu diberlakukan istimewa oleh Jokowi dan anak buahnya ?, Pada hal bukankah Elon Musk sebenarnya sudah berkali kali “menipu” nya ?. Apa bahaya Starlink yang dijual Elon Musk bagi Indonesia ?

Baca juga : Ini Alasan PKB Jakarta Duetkan Anies Baswedan dan Kaesang

Perlakuan Istimewa

Salah satu alasan sederhana mengapa Elon Musk begitu istimewa dimata pejabat Indonesia adalah karena dia itu seorang kaya raya yang tentu saja sangat banyak uangnya. Bisnisnya begitu menggurita di hampir seluruh dunia dengan asset ribuan triliun nilainya.

Baca juga : Sidang Asusila di DKPP, Aktivis Desak Ada Sanksi Maksimal untuk Hasyim

Dimana mana kalau orang itu kaya raya maka akan banyak yang mendekatinya baik rakyat biasa maupun pejabat negara. Sebagai orang paling kaya didunia dengan bisnisnya yang ada di seluruh dunia, tentu membuat para pejabat Indonesia termasuk presiden Jokowi ingin bekerjasama dengannya. Siapa tahu orang kaya seperti Elon Musk itu mau berinvestasi di Indonesia.

Makanya sudah sejak lama bahkan konon mulai akhir tahun 2020 yang lalu, Elon Musk sudah dibujuk bujuk untuk mau berinvestasi di Indonesia. Bahkan, menteri hingga Presiden RI Joko Widodo sendiri sudah bertemu dengan CEO dari Tesla Elon Musk di Amerika "merayu" supaya mau berinvestasi di Indonesia.

Presiden Joko Widodo sempat berkunjung ke markas SpaceX Boca Chinca Texas pada Sabtu (14/5/2022). Dalam pertemuannya dengan Elon ini berbicara banyak hal, termasuk kerja sama Indonesia dengan Tesla perusahaannya

Dalam kunjungannya saat itu, Presiden turut serta didampingi  Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perdagangan saat itu, Muhammad Lutfi dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia..

"Tindak lanjut perintah saya untuk berbicara dengan Elon mengenai investasi, mengenai teknologi, mengenai inovasi, dan sekarang saya ke sini dan bertemu langsung dengan Elon untuk mendiskusikan kerja sama yang akan datang," ujar Jokowi dalam keterangan persnya.

Saat itu Elon Musk mengaku siap menjajaki kerja sama dengan Indonesia. "Saya rasa Indonesia memiliki potensi yang besar, dan saya rasa kita melalui Tesla dan SpaceX akan mencoba beberapa kerja sama dengan Indonesia," begitu katanya.

Sebelum kunjungan Presiden ke markas SpaceX, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan juga sudah menyambangi Elon Musk, di kantornya.  Kunjungan itu terus berulang pada kesempatan tahun tahun berikutnya. Dalam rangka misi besarnya merayu Elon Musk agar mau berinvestasi di Indoesia.

Harus diakui bahwa komunikasi antara Indonesia dengan Elon Musk, memang sudah dilakukan sejak lama tetapi sampai sekarang belum juga ada kantor Tesla di Indonesia. Bahkan RI sempat di "prank" karena Tesla malah membuka kantor di Thailand pada Mei 2022 lalu, bukan di Indonesia.

Bukan cuma di Thailand, pada awal Maret 2023, Tesla justru dilaporkan membuka kantor di Malaysia. Hal tersebut diungkap Menteri Perdagangan Internasional dan Industri Malaysia, Tengku Zafrul Aziz, di akun Twitter-nya.

Setelah Malaysia, Elon Musk malah mengungkapkan keinginannya untuk berinvestasi di China. Hal tersebut diungkap selama kunjungannya ke Shanghai pada April 2023.Musk sesumbar akan membuka pabrik baterai baru yang akan memproduksi 10.000 megapack per tahun untuk dijual ke seluruh dunia.

Meskipun terkesan “dicueki” oleh Elon Musk, Menteri Luhut masih yakin bahwa Tesla akan berinvestasi di Indonesia. Sehingga negosiasi dengan Elon Musk-pun terus berlangsung untuk meluluhkan hatinya."Elon musk sudah investasi di Thailand dan betul dia buka agen. Sama juga di Indonesia dia mau buka agen, kalau Elon Musk negosiasi dengan kami terkait litium baterai ini saya kira sudah sangat maju. Mereka akan datang lagi ke Indonesia," kata Luhut saat berbicara pada acara peresmian SPKLU di Borobudur, Sabtu (4/6/2022).

Karena dicueki, kala itu, Luhut juga sempat mengungkapkan kekesalannya terhadap bos Tesla yang seakan melakukan tarik-ulur dengan Indonesia. Pasalnya, perusahaan milik miliarder Elon Musk tersebut dikatakan sudah menghubungi pemerintah RI sejak 2 tahun sebelumnya.

Namun, niat itu seperti bualan belaka. Luhut menegaskan Indonesia tak bisa didikte oleh calon investor dari mana pun juga."Semua mau mendikte. Saya bilang: hey you can not do this, saya bilang sama dia: Today is different. Kita harus sama. Saya bilang kamu nggak bisa begitu lagi. `This country is not banana republic`. `This country is a great country`," begitu katanya.

Tapi seperti mengabaikan harga dirinya sendiri karena di cueki oleh Elon Musk, nyatanya ia tetap saja berharap agar pemilik Tesla itu mau berinvestasi di Indonesia.Harapan itu tetap membuncah saat Elon mengunjungi pulau dewata tempo hari meskipun soal investasi di Indonesia ini tetap saja dipandang sebelah mata oleh bos Tesla.

Seperti disinggung diatas, saat acara pemberian perangkat Starlink di Bali, Elon Musk hanya mengatakan punya keinginan berinvestasi di Indonesia namun tak berkomentar lebih lanjut kapan akan merealisasikannya."Kami akan berinvestasi di Indonesia. Karena acara ini adalah soal Starlink, saya rasa hal seperti itu [investasi] akan diumumkan di event lain," kata Musk seolah olah ingin menghindar saat dikejar komitmennya.

Kena Tipu ?

Dengan adanya serangkaian keinginan untuk berinvestasi di Indonesia namun sampai sekarang masih belum juga ada realisasinya membuat sementara orang berkesimpulan bahwa Elon Musk sedang “menipu” pejabat Indonesia. Elon Musk sebagai pemilik Tesla terkesan ingin `menipu` dengan melakukan tarik-ulur investasinya di Indonesia.

Fenomena ini sungguh ironis, karena Jokowi sebagai penguasa Indonesia yang sudah berkali kali menipu rakyat Indonesia lewat janji janji palsunya ternyata terkena tipu pula. Mungkin saat ini baru Elon Musk lah satu satunya orang yang berani menipu Jokowi dan jajarannya.

Bukan cuma berhasil “menipu” para pejabat Indonesia, Elon Musk diduga juga sukses mempermalukan para pejabat itu seolah olah ada dibawah kendalinya. Bahkan  intensitas pejabat Indonesia yang begitu getol “merayu” bos Tesla saat  itu sempat ditanggapi miring oleh pengamat politik Rocky Gerung.

Pengamat politik Rocky Gerung menyebut Presiden Jokowi disuruh mengemis bisnis oleh oligarki. “Presiden disuruh mengemis bisnis oleh Oligarki nikel,” ujar Rocky dikutip GenPI.co dari akun YouTube Rocky Gerung Official yang tayang pada Selasa (17/5/22).

Tentu bukan tanpa alasan Rocky menyebut Jokowi sedang dimanfaatkan oleh oligarki nikel. Pasalnya, Elon Musk hanya mengincar nikel yang ada di Indonesia.“Masa Elon Musk mau mengajak Indonesia menjadi partner dalam SpaceX? Ajaib, kan,” kata Rocky.

Rocky juga menilai pertemuan tersebut terlalu dipaksakan oleh Jokowi. Rocky mengatakan, untuk urusan bisnis, sebenarnya Jokowi tak perlu datang langsung menemui Elon Musk.Jokowi kata Rocky hanya perlu mengirim tim khusus untuk mengurus bisnis itu bersama Elon Musk.“Jokowi memaksa untuk bertemu dengan Elon Musk, itu ajaib,” kata Rocky.

Selain itu, sempat beredar foto dirinya (Elon Musk) yang duduk sendirian bak tuan besar di kursi, sementara di belakangnya berjajar para menteri rezim penguasa saat ini,  laksana inlander yang mengelilingi “majikannya”.

Foto yang diambil pada 23 Mei 2024 ini mengingatkan kita kepada era penjajahan Belanda silam yang memperlakukan bangsa Indonesia hanya seperti jongosnya saja.  Dari foto "tuan besar dan jongosnya" itu memang bisa mencerminkan kondisi bagaimana Republik ini seolah-olah tidak ada apa-apanya menghadapi bisnis StarLink yang baru saja diizinkan pemerintah untuk sekaligus menggelar bisnis provider internet dan telekomunikasi di Indonesia.

Karena bukan hanya seperti "pungguk merindukan bulan" menanti investasi Elon Musk dengan Tesla-nya membangun pabriknya di Indonesia, untuk sekedar mengambil komponen baterai EV-nya pun masih tanda tanya. Sampai sampai seorang Presiden pun harus sowan untuk mendapatkan belas kasihannya. Bukan cuma itu, ketika berkunjung ke pulau Dewata pun harus diperlakukan bagaikan seorang raja dengan gelaran karpet merahnya.

Perlakuan kepada sosok Elon Musk yang begitu istimewa seolah olah melebihi seorang kepala negara itu sebenarnya memang menurunkan kredibilitas bangsa Indonesia hanya karena mengincar belas kasihannya untuk mau berinvestasi di Indonesia. Seakan akan tidak ada alternative lain yang bisa dilakukan oleh pemerintah Indonesia.

Mengundang Bahaya

Harus diakui masuknya Starlink akan menjadikan dunia internet menjadi lebih berwarna. Internet starlink, dikenal simple, powerfull, dan unlimited sehingga benar benar menjadi sebuah harapan baru untuk dunia perinternetan di Indonesia.

Jika biasanya untuk jangkauan internet pada suatu daerah membutuhkan upaya yang besar, dengan berbagai pemasangan utilitas jaringan, pemancar, jaringan fiber, dan belum lagi menembus birokrasi yang mungkin sangat membutuhkan waktu yang panjang, Starlink adalah  solusinya.

Starlink dapat menyalurkan data yang lebih cepat dibandingkan layanan internet lainnya. Starlink memberikan kecepatan transmisi data lebih cepat mencapai 222 Mbps dan 24 Mbps. Proses pemasangannya singkat, kurang dari 30 menit dan bisa menjangkau daerah terpencil bahkan dapat bekerja saat jalur telekomunikasi putus atau listrik sedang tidak menyala.

Selain kelebihan Starlink yang lebih unggul dibandingkan dengan layanan internet lainnya, ternyata produk ini mengundang bahaya bagi Indonesia sehingga kehadirannya memang memunculkan pro dan kontra.

Kehadiran Elon Musk dengan Starlink-nya tak hanya membuat elit penguasa Indonesia kehilangan harga dirinya  tetapi juga bisa mengundang bahaya bagi negara kesatuan republik Indonesia.Beberapa  Pakar Keamanan Siber mengungkap potensi bahaya Starlink di Indonesia,diantaranya :

Pertama, Bisa mengancam keamanan negara. Itu terjadi karena Network Operation Center (NOC) Starlink saat ini belum dilakukan dari Indonesia. Starlink masih belum menggunakan IP lokal sehingga jaringannya langsung tersambung ke Starlink di Amerika.Dengan begitu, Pemerintah Indonesia tidak memiliki kontrol atas mereka. Sebagai informasi, alamat Internet Protocol (IP) adalah serangkaian angka yg menjadi identitas perangkat yang terhubung dengan jaringan.

Perusahaan Elon Musk itu bukan hanya trafik dan kontennya di luar jangkauan yuridiksi, kedaulatan digital dan kewenangan hukum nasional Indonesia tapi juga fungsinya bisa dimanfaatkan mereka yg ingin melawan kedaulatan negara atau yang mengancam keamanan nasional kita.

Untuk diketahui bahwa perusahaan Starlink sebagai perusahaan AS itu dilindungi oleh UU AS yang bernama US Cloud Act 2018. Menurut UU tersebut, data yg mereka kumpulkan atau berada di perusahaan AS tidak boleh diakses negara lain (termasuk Indonesia), tapi harus terbuka pada Pemerintah dan penegak hukum Amerika.

Selain itu, kalau Starlink  melayani Papua atau daerah konfik lain maka datanya bisa diakses intelejen dan pemerintah AS untuk kepentingan politiknya. Sebaliknya data data itu tidak bisa diakses oleh pemerintah Indonesia. Disitulah kenapa Starlink ini dapat membahayakan keutuhan NKRI, saat melayani wilayah terpencil  dan pedalaman Papua karena bisa dimanfaatkan oleh pemberontak yang tinggal disana

Jadi, ketergantungan pada layanan internet satelit seperti Starlink yang dioperasikan oleh perusahaan asing dapat mengakibatkan negara kehilangan kontrol langsung atas infrastruktur komunikasi, membatasi kemampuan untuk mengambil tindakan darurat atau koordinasi dalam situasi konflik dan sebagainya

Semua alat sadap milik KPK, BIN, Polri, Kejaksaan akan tidak berguna karena tidak ada akses ke Starlink dan jaringannya. Kemudian, kemungkinan campur tangan asing dalam operasional komunikasi, dan gangguan terhadap fungsi penting pemerintah dan militer dalam koordinasi dan respons darurat akan banyak terkendala

Tak hanya itu, ancaman akses yang tidak diinginkan negara asing atau entitas jahat terhadap infrastruktur satelit dapat mengakibatkan serangan siber seperti mata-mata atau penyalahgunaan data, yang dapat merugikan keamanan nasional kita

Kedua, Ambruknya perusahaan telekomunikasi dan internet di Indonesia. Kehadiran Starlink dapat berdampak negatif terhadap operator lokal di Indonesia, baik dari segi pendapatan, penetrasi pasar, maupun posisi bersaing dalam industri telekomunikasi domestik. Dengan masuknya Starlink ke Indonesia dua-tiga tahun lagi perusahaan telekomunikasi dan internet di Indonesia berpotensi bakal menemui ajalnya.

Jaringan internet lokal dalam negeri seperti Telkomsel dan XL yang selama ini telah berpartisipasi dalam pembangunan telekomunikasi dan internet di Indonesia akan kalah saing sehingga gulung tikar karenanya. Apalagi kalau Pemerintah tidak memberikan kepada mereka equal playing field dengan keadilan dalam pemberlakuan pemenuhan kewajibannya.

Oleh karena itu, Starlink harusnya memenuhi berbagai kewajiban yang sama seperti perusahaan lainnya, mulai dari kewajiban pendirian badan usaha yang berkedudukan di Indonesia, Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), aspek potensi interferensi, penerapan kebijakan perpajakan dan pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), kewajiban pemenuhan Quality of Service (QoS), hingga aspek perlindungan dan keamanan data, serta aspek kedaulatan bangsa.

Pada bagian lain,[pemerintah melalui Kementerian Kominfo] harus menata kompetisi, lokasi/ wilayah operasionya, misalnya Starlink di IKN [Ibukota Nusantara] atau daerah yang belum ada jaringan internetnya .

Dalam industri telekomunikasi yang dinamis, di mana persaingan memang menjadi bagian yang tidak terpisahkan, diharapkan pemerintah dapat menciptakan equal playing field dengan keadilan dalam pemberlakuan pemenuhan kewajiban penyelenggaraan telekomunikasi di Indonesia termasuk kepada Starlink, kalau tidak maka hanya akan membuat jaringan internet lokal menemui ajalnya atas peran negara yang tidak berpihak kepadanya.

Harus diakui dalam industry telekomunikasi yang dinamis, persaingan itu memang tak akan terhindarkan. Karena itu, perlu ada regulasi yang jelas, kerjasama dengan pemangku kepentingan, dan strategi bisnis yang adaptif. Ini kalau tidak segera diatur, dalam dua atau tiga tahun ke depan, semua perusahaan telekomunikasi dan internet di Indonesia bisa tinggal nama.

Pada sisi lain kita cukup menyayangkan lemahnya kebijakan pemerintah dibidang penyediaan layanan internet ini sehingga pada akhirnya memberikan peluang untuk masuknya Starlink ke Indonesia. Pada hal dengan melihat potensi besar dari bisnis telekomunikasi ini, seharusnya bukan hal yang sulit bagi pemerintah untuk membeli satelit yang dapat menunjang kebutuhan masyarakatnya. Selain itu, investasi ini akan mendukung pengembangan usaha dan layanan telekomunikasi untuk masa depan Indonesia.

Optimalisasi penggunaan dana dari sektor telekomunikasi dapat menjadi solusi strategis untuk meningkatkan kualitas layanan internet di Indonesia. Dengan investasi pada teknologi dan infrastruktur yang memadai, bukan hanya kualitas hidup masyarakat yang meningkat, tetapi juga daya saing ekonomi digital Indonesia di kancah global dunia .

Tapi rupanya kesempatan dan peluang emas itu tidak dimanfaatkan oleh Pemerintah sebagaimana mestinya, justru Pemerintah dengan bangganya mengundang masuk Elon Musk dengan Starlinknya untuk masuk ke Indonesia. Pada hal kebijakan ini mengandung bahaya bagi nasib kedaulatan Indonesia.

Kini dengan telah masuknya Starlink ke Indonesia, upaya yang dapat dilakukan untuk melindungi kedaulatan Indonesia adalah dengan “memaksa” Starlink agar mau patuh kepada hukum yang berlaku di Indonesia, bukan sebaliknya.

Sementara itu untuk melindungi operator lokal seperti Telkomsel dan XL barangkali hanya dengan  membatasi dominasi pasar Starlink agar tidak terlalu merajalela.Salah satu langkah strategis yang bisa dilakukan adalah dengan menurunkan harga kuota internet serendah mungkin, misalnya menjadi Rp 800 per 1 GB. Jika langkah ini diambil, Starlink akan kesulitan bersaing dalam hal harga, sehingga tidak bisa memonopoli pasar kuota internet di Indonesia.

Yang menjadi pertanyaan adalah apakah Pemerintah Indonesia mau melakukannya ? Menujukkan keberpihakan pada rakyatnya dan pemain internet lokal yang selama ini telah berjasa menemani pengguna Internet di Indonesia ?. Atau jangan jangan para pejabat Indonesia itu masih terjangkit mental inlander sehingga tetap  berpihak pada oligarki kaya asal Amerika sambil berharap belas kasihan kepadanya agar mau berinvestasi di Indonesia ?