12 Relawan MER-C dari Indonesia Terjebak saat Israel Serang Rafah

Jakarta, law-justice.co - Sebanyak 12 relawan organisasi kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia terjebak di Rafah saat pasukan Israel menyerang kota tersebut.

Kepala Presidium MER-C Indonesia Sarbini Abdul Murad mengatakan belasan relawan tersebut tak bisa keluar dari Rafah pada Senin (6/5) imbas serangan Zionis.

Baca juga : Hamas Siap Perang Jangka Panjang dengan Israel

Mereka semestinya bertukar shift dengan tim medis berikutnya yang telah menunggu untuk masuk ke Gaza dari Kairo, Mesir.

"Jadi pada hari Senin itu tim etape yang ketiga itu keluar dari Gaza dan tim ke keempat (seharusnya) masuk ke Gaza. Oleh sebab itu, sekarang tim yang ketiga tidak bisa keluar dari Gaza dan tim yang keempat tidak masuk ke Gaza," kata Sarbini dalam konferensi pers di kantor MER-C, Rabu 8 Mei 2024.

Baca juga : Gelar Rapat Darurat, FIFA Bahas Kemungkinan Cabut Keanggotaan Israel

Sarbini menyebut belasan relawan MER-C yang masih terjebak di Rafah terdiri atas perawat dan dokter bedah. Mereka berjumlah 12 orang.

Menurut Sarbini, para relawan tak bisa meninggalkan Rafah lantaran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menginstruksikan agar tak ada tim medis yang keluar masuk dari dan ke Rafah.

Baca juga : Rafah Porak-poranda, MER-C Mau Pindahkan Markas Tim Relawan

"Oleh sebab itu teman-teman MER-C pada hari ini masih terkonsentrasi di Gaza di beberapa rumah sakit mereka bekerja. Kita doakan bahwa mereka bisa selamat dan bisa melaksanakan tugas-tugas. Kita mengharapkan mereka bisa dievakuasi atau bisa keluar dari Gaza," ujar Sarbini dilansir CNN Indonesia.

Pasukan militer Israel menyerang wilayah timur Rafah pada Senin (6/5) lalu. Serangan yang menyasar rumah penduduk itu menewaskan belasan warga Palestina.

Tak cuma itu, pasukan Zionis juga mengerahkan tank-tank ke dalam Rafah. Mereka mengklaim berhasil mengambil kendali perbatasan Palestina dan Mesir tersebut.

Aksi militer Israel di Rafah ini menuai kecaman keras dari dunia internasional. Negara-negara mayoritas Muslim menilai serangan ke Rafah cuma akan memperburuk perkembangan negosiasi gencatan senjata.

Pasalnya, serangan itu diluncurkan tak lama setelah Hamas menyetujui proposal yang diajukan Mesir dan Qatar. Proposal tersebut berisi tiga fase pembebasan sandera.

Israel menolak proposal tersebut karena menilai isinya tak sesuai dengan persyaratan yang mereka ajukan.

Agresi Israel di Jalur Gaza hingga kini telah menewaskan lebih dari 34.700 orang. Mayoritas korban ialah anak-anak dan perempuan.