Arsjad Rasjid Ingatkan soal Potensi Harga Barang Melonjak

Jakarta, law-justice.co - Sebagai informasi, Perekonomian Indonesia dalam kondisi stabil di tengah gejolak ekonomi dunia. Meski begitu, terdapat ancaman nyata yang berpotensi menggerus daya beli masyarakat.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid mengatakan, meskipun di tahun 2024 Indo­nesia dihadapkan pada tantangan ekonomi global, pihaknya meli­hat ekonomi Indonesia tangguh, salah satu negara dengan per­tumbuhan yang resilient.

Baca juga : Arsjad Rasjid Apresiasi Kadin Sumsel yang Dorong Kopi Sumsel Mendunia

“Kekuatan ekonomi Indonesia sudah terbukti tangguh, berhasil mengatasi krisis saat pandemi Covid-19 dan dampak konflik geopolitik Rusia dan Ukraina,” katanya seperti melansir Rakyat Merdeka.

Meski ekonomi Indonesia tangguh, Arsjad mengingatkan Pemerintah agar tetap was­pada dengan berbagai tantangan global yang ada.

Baca juga : Terkait Dugaan Pencemaran Nama Baik, Pelapor Anwar Usman Dipolisikan

Seperti perlambatan ekonomi di beberapa negara maju, per­lambatan konsumsi dan produksi di China, dampak perubahan iklim dan El-Nino dan konflik geopolitik di Timur Tengah.

Pria kelahiran Jakarta 54 tahun lalu ini mengungkapkan, kondisi tersebut bakal mengakibatkan, kenaikan harga komoditas dunia, mempengaruhi biaya produksi mau­pun biaya beban utang dalam dolar.

Baca juga : Sewa Pengacara KPU Lawan MK di PTUN, MKMK Didesak Pecat Anwar Usman

“Terutama sektor industri yang bergantung pada bahan baku impor, seperti industri manufaktur dan pelemahan nilai tukar,” jelasnya.

Hal tersebut, lanjut Arsjad, harus benar-benar diantisipasi, karena dapat mempengaruhi harga jual produk dan daya beli masyarakat, sehingga berdampak kepada kesejahteraan masyarakat.

Sebagai mitra strategis Pemerintah, Arsjad menegaskan, Ka­din Indonesia berkomitmen untuk bekerja sama dengan Pemerintah dalam mendorong kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia, terutama melalui perannya dalam bidang ekonomi dan usaha.

Sebagai organisasi perwakilan dunia usaha, Kadin Indonesia siap mendukung Pemerintah dalam menyukseskan program dan kebijakannya.

“Kadin Indonesia terus berkomitmen dalam mema­jukan ekonomi nasional dan mendorong pertumbuhan dunia usaha, sebagai bentuk kontri­busi mewujudkan visi Indonesia Emas 2045,” ujar Direktur Uta­ma PTIndika Energy Tbk ini.

Kadin Indonesia juga meng­hormati putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memutus­kan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih untuk periode 2024-2029.

Peraih penghargaan Young Global Leader ini yakin, putusan MK telah membawa kepastian hasil pemilihan umum. Sehingga dapat mendorong stabilitas poli­tik serta suasana yang kondusif untuk perekonomian.

Dia berharap, Pemerintahan ke depan mampu menjaga ting­kat inflasi, mendorong iklim yang kondusif bagi investasi, perdagangan dan pertumbuhan sektor-sektor ekonomi.

Kadin Indonesia mengajak seluruh masyarakat dan elemen pelaku ekonomi untuk bersatu mengedepankan semangat gotong-royong dan Bhinneka Tunggal Ika.

Arsjad menegaskan, persatuan penting untuk menghadapi tantangan dan ancaman krisis ekonomi global.

“Kadin Indonesia siap mendu­kung dan bekerja sama dengan Pemerintah dalam semangat gotong royong, untuk mewujudkan visi In­donesia Emas 2045,” imbuhnya.

Mampu Bertahan

Menteri Keuangan (Menkeu) sekaligus Ketua Komite Sta­bilitas Sistem Keuangan (KSSK) Sri Mulyani optimistis ekonomi Indonesia mampu bertahan meski di tengah ancaman krisis ekonomi global.

Ani, sapaan Sri Mulyani mem­perkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh sekitar 5 persen pada 2024. Artinya, ekonomi Indonesia akan tumbuh di level yang hampir sama seperti tahun-tahun sebelumnya.

Bendahara negara itu menga­takan, proyeksi ekonomi tumbuh 5 persen pada tahun ini didukung oleh permintaan domestik yang kuat baik dari sisi konsumsi pemerintah, rumah tangga, dan lembaga non-profit yang me­layani rumah tangga (LNPRT).

Dari sisi investasi bangunan, lanjut Ani, juga lebih tinggi dari perkiraan.

“Ini ditopang oleh berlanjut­nya Proyek Strategis Nasional (PSN) di sejumlah daerah dan aktivitas konstruksi properti swasta sebagai dampak positif dari insentif yang diberikan oleh pemerintah,” kata Ani dalam konferensi pers Hasil Rapat Berkala KSSK II Tahun 2024, Jumat (3/5/2024).

Namun, dia mengatakan, kiner­ja ekspor masih belum cukup kuat seiring dengan moderasi harga-harga komoditas dan lemahnya permintaan global.