OPM Klaim Tembak Mati 4 Anggota TNI-Polri & Bakar Sekolah di Enarotali

Jakarta, law-justice.co - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) menyatakan telah menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri.

Sebagai informasi, penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.

Baca juga : Alasan OPM Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya Saat Serang TNI-Polri

"Komandan Daerah Pertahanan VIII Intanjaya Undius Kogoya bertanggung jawab atas tewasnya empat anggota TNI-PoIri beserta satu mobil belakang kosong," kata juru bicara TPNPB, Sebby Sambom, dalam keterangan tertulis pada Kamis, 2 Mei 2024.

Dia mengatakan, penyerangan yang menyebabkan empat anggota aparat TNI-Polri ini terjadi pada Rabu siang, pukul 12:05 WIT. Penembakan itu terjadi di sekitaran Desa Bibida, Kabupaten Enarotali.

Baca juga : TNI Benarkan Ada Serangan OPM, Tapi Bantah Ada Prajurit yang Terluka

"Hal ini bermula saat anggota TNI-Polri masuk (Bibida) tanpa izin sehingga kami tembak," tutur Sebby.

TPNPB mengatakan perihal penembakan empat aparat itu, TNI-Polri tak boleh salahkan masyarakat Enarotali.

Baca juga : Viral Pilot Susi Air yang Disandera OPM Minta TNI Tidak Jatuhkan Bom

"Kami siap lakukan operasi di Kabupaten Enarotali, Deiyai, Dogiyai, dan Nabire. Empat wilayah ini menjadi daerah operasi TPNPB-OPM," tutur dia.

Sebby mengatakan, kelompok ini juga membakar gedung sekolah dasar di daerah itu. Alasannya bangunan sekolah dasar itu digunakan oleh militer dan polisi.

"Dan anggota TNI menjadi guru-guru di sekolah tersebut," ucap dia.

Sebby mengatakan, Komando Daerah Pertahanan (Kodap) VIII Intan Jaya yang dikomandoi oleh Keny Tipagau dan Aprianus Bagubau, membakar sekolah dan rumah tempat jualan milik TNI-Polri pukul 08:10 pagi. Sekolah dan tempat dagang ini berada di Pogapa.

"Hal itu di lakukan lantaran kios-kios tersebut milik TNI-Polri," ujar dia.

Melalui Keny Tipagau, TPNPB-OPM meminta agar warga sipil segera kosongkan kampung Pogapa, Kecamatan Homeyo.

Anggota kelompok bersenjata di Enarotali, Deiyai, Dogiyai, dan Nabire diminta supaya bersatu untuk menghadapi respons balik TNI-Polri.