Jelang Penyerangan Rafah, Israel Gelar Pertemuan Rahasia dengan Mesir

Jakarts, law-justice.co - Israel dan Mesir disebut telah melakukan pembicaraan soal rencana invasi pasukan Zionis ke Rafah di Gaza selatan.

Dilansir New Arab, para pejabat tinggi intelijen dan militer kedua negara melakukan pertemuan pada Rabu (25/4) di Kairo, Mesir.

Baca juga : WHO : Invasi Israel ke Rafah Bisa Jadi Pembunuhan Massal

Menurut laporan, pertemuan itu diikuti Kepala Badan Keamanan Dalam Negeri Israel Ronan Bar, Kepala Staf Militer Israel Herzi Halevi dengan Kepala Dinas Intelijen Mesir Abbas Kamal dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Mesir Osama Askar.

Pertemuan antara pejabat militer Israel dan Mesir bertepatan dengan pengumuman Israel, bahwa mereka akan "melanjutkan" serangan ke Rafah.

Baca juga : PBB: Akan Ada Tragedi Besar jika Israel Tetap Nekat Invasi Rafah

Kekhawatiran utama Mesir adalah invasi Rafah dapat menyebabkan gelombang besar warga Palestina yang ingin menyeberang perbatasan.

Sebagian besar pengungsi Palestina di Rafah kini disebut sudah mengungsi ke wilayah lain. Sementara perbatasan Mesir adalah satu-satunya jalan keluar bagi para pengungsi, jika terjadi invasi Israel.

Baca juga : Imbas Gempur Gaza, Utang Israel Melesat Jadi Rp697 Triliun

Mesir menyebut jika skenario seperti itu terjadi, maka bisa menyebabkan putusnya hubungan dengan Israel dan berpotensi membahayakan perjanjian damai kedua negara tahun 1979.

Sementara itu, pihak Israel menyebut koordinasi dengan Mesir sangat penting sebelum memulai serangan ke Rafah.

"Semua orang menunggu arahan Netanyahu untuk mulai mengevakuasi warga sipil dari Rafah. Dia perlu menyelesaikan masalah ini dengan Amerika dan Mesir," kata seorang pejabat senior Israel.

Hal ini lah yang dianggap menjadi alasan utama diadakannya pertemuan "rahasia" di Kairo. Belum diketahui apakah Mesir akan memberikan "restu" ke Israel untuk melanjutkan invasi.

Sebagian besar rencana invasi tersebut memerlukan koordinasi dengan Mesir, meski rincian mengenai hal ini belum dikonfirmasi pemerintah di Kairo.

Menurut pejabat senior Israel, Mesir dan Uni Emirat Arab telah mendirikan tenda perlindungan besar antara Rafah dan Khan Younis serta daerah Muassi di barat laut Rafah, sebagai persiapan serangan militer.

Pejabat keamanan Mesir juga menegaskan koordinasi antara Mesir dan Israel mengenai invasi Rafah bukan berarti persetujuan Mesir terhadap operasi itu.

Mesir sebelumnya telah memperingatkan bahwa setiap serangan Israel terhadap Rafah "akan menyebabkan pembantaian besar-besaran, kerugian dan kehancuran yang luas."***