PalmCo Berpotensi Jadi Pemilik Lahan Sawit Terluas di Dunia

law-justice.co - PalmCo, sub-holding PTPN,  berpotensi memiliki lahan sawit seluas 600.000 hektare dalam jangka waktu waktu 2 – 3 tahun. Dengan kepemilikan lahan tersebut, PalmCo berpeluang menjadi salah satu perusahaan sawit terbesar di dunia.  

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo meyakini PalmCo, akan menjadi salah satu perusahaan sawit terbesar di dunia dari sisi luas lahan. “Itu nanti (PalmCo) akan menjadi one of the largest plantation company in the world,” ujarnya, Sabtu (30/12/2023) sebagaimana dikutip Bisnis.

Baca juga : Pemutihan Lahan Sawit Ilegal: Bukannya Dihukum, Malah Dikasih Hadiah

Menurutnya, kepemilikan lahan tersebut akan membuat nama PalmCo bersanding dengan Sime Darby, perusahaan kelapa sawit raksasa asal Malaysia. Sime Darby diketahui memiliki luas lahan 266.488 ha dan area tertanam 193.758 ha.

Meski demikian, tak mudah untuk mencapai titel tersebut. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibereskan oleh Kementerian BUMN. “Salah satu yang perlu dilakukan adalah replanting atau penanaman kembali pohon sawit,” ujar Tiko.

Baca juga : Ternyata 7,5 Juta Hektare Lahan Sawit Indonesia Tak Bayar Pajak

“Karena waktu dulu di masa lalu, saat masih kurang cash flow, banyak yang tumbuhnya kurang terawat. Jadi, kami sekarang fokus replanting sawit,” pungkasnya.

Sebelumnya diketahui, Menteri BUMN Erick Thohir Bakal Pangkas BUMN hingga Sisa Kurang dari 40 Perusahaan Progres Pembubaran 7 BUMN, Penjualan Aset Pailit Capai Rp561,3 Miliar Kementerian BUMN yang dinahkodai Erick Thohir diketahui telah menggabungkan 13 perusahaan di bawah holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) menjadi dua subholding, yakni PalmCo dan SupportingCo pada awal Desember 2023.

Baca juga : Bejat! Siswi SD di Pandeglang Diperkosa 3 Orang di Kebun Sawit

PalmCo dibentuk melalui penggabungan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V, VI dan XIII ke dalam PTPN IV sebagai entitas bertahan dan pemisahan tidak murni PTPN III ke PTPN IV. Sementara itu, pembentukan SupportingCo ditempuh melalui penggabungan PTPN II, VII, VIII, IX, X, XI, XII, dan XIV ke dalam PTPN I.

PTPN dipercaya mampu berkontribusi meningkatkan produksi crude palm oil (CPO) nasional dan minyak goreng dalam negeri. Produksi minyak goreng diproyeksikan meningkat dari 460.000 ton/tahun pada 2021 menjadi 1,8 juta ton/tahun pada 2026.

Adapun, SupportingCo akan menjadi perusahaan pengelola aset perkebunan unggul, yang mencakup kegiatan pemanfaatan aset perkebunan melalui optimalisasi dan divestasi aset, pengelolaan tanaman perkebunan, serta diversifikasi usaha lainnya.