Gapki Prediksi Harga Minyak Sawit Bakal Meningkat pada Tahun Depan

Jakarta, law-justice.co - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) meramal harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dunia bakal naik pada tahun depan.

Ketua Umum Gapki, Eddy Martorno mengatakan kenaikan ini terjadi karena beberapa faktor, salah satunya adanya penurunan produksi yang disebabkan oleh El-Nino pada tahun ini. 

Baca juga : Update Terkini Banjir Bandang Sumbar: Korban Tewas Jadi 41 Orang

Di sisi lain, Indonesia sebagai produsen minyak sawit terbesar mengalami stagnasi produksi dalam beberapa tahun terakhir akibat lambatnya kemajuan dalam melaksanakan program peremajaan sawit rakyat (PSR). 

Sehingga, akan terjadi ketidakseimbangan antara permintaan dan ketersediaan akan minyak sawit mentah dunia. 

Baca juga : Usai Hajar Man Utd, Arsenal Kembali Geser Man City di Puncak Klasemen

"Jadi kami memperkirakan harga akan bullish pada tahun 2024," terang Edy dalam Indonesia Palm Oil Conference 2023 di Nusa Dua, Kamis 2 Oktober 2023.

Meski begitu, ia melihat pada tahun depan industri sawit juga mengalami hambatan yang cukup berat terlebih setelah diterapkannya Peraturan Defrestasi Uni Eropa (EUDR). 

Baca juga : RUU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Peraturan ini tentunya akan berdampak signifikan terhadap biaya produksi tidak hanya bagi produsen kelapa sawit, kayu, kedelai, daging sapi, kulit, dan produk pertanian lainnya. 

Namun, juga bagi perusahaan makanan dan minuman, karena mereka harus mematuhi peraturan baru mengenai penggunaan sumber bahan, kemasan plastik, barang sekali pakai, dan pengurangan limbah makanan.

"Segala biaya yang timbul, pada akhirnya akan ditanggung oleh konsumen akhir," ungkap Eddy.

Sementara dengan adanya peraturan EUDR ini dapat dipastikan bahwa petani kecil termasuk petani sawit akan tersingkir dari rantai pasok.

Menyikapi hal tersebut, ia berharap pemerintah dapat mengambil langkah-langkah yang bijaksana untuk menjaga daya saing industri kelapa sawit Indonesia dengan memperkuat produksi minyak sawit berkelanjutan dan tidak mengeluarkan peraturan yang kontraproduktif. 

"Sebagian besar dari kita optimis menyambut peluang di tahun 2024. Kami yakin dengan kebijakan pemerintah yang tepat, industri kelapa sawit dapat tumbuh dengan mantap di tengah dinamika pasar dan perekonomian," pungkas Eddy.***