Paus Fransiskus Klaim Vatikan Ikut Misi Perdamaian Rusia-Ukraina

Jakarta, law-justice.co - Paus Fransiskus mengakui Vatikan terlibat dalam misi perdamaian demi mencoba mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina. Pihaknya juga siap membantu memulangkan anak-anak Ukraina yang dibawa ke Rusia atau wilayah yang diduduki Moskow.

“Ada misi yang sedang berlangsung sekarang tetapi belum bisa dipublikasikan. Ketika sudah bisa (dipublikasikan), saya akan mengungkapkannya,” kata Paus kepada wartawan dalam penerbangan pulang setelah kunjungan tiga hari ke Hongaria, dikutip Senin (1/5/2023)

Baca juga : Respons Ukraina Pasca Volodymyr Zelensky Masuk Daftar Buron Rusia

"Saya pikir perdamaian selalu dibuat dengan membuka saluran. Anda tidak akan pernah bisa mencapai perdamaian saat semua tertutup. Ini (perjuangan yang) tidak mudah."

Paus menambahkan, dia telah berbicara tentang situasi di Ukraina dengan Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban dan dengan Uskup Metropolitan Hilarion, perwakilan dari Gereja Ortodoks Rusia di Budapest. Dalam pertemuan itu, pihaknya tidak hanya berbicara tentang Little Red Riding, namun juga berbicara tentang semua hal. Dia meyakinkan, semua orang tertarik pada jalan menuju perdamaian.

Baca juga : Resmi, Presiden Ukraina Zelensky Masuk Daftar Buronan Rusia

Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022, Paus Fransiskus telah memohon agar dilakukan perdamaian hampir setiap minggu. Dia berulang kali menyatakan keinginan untuk bertindak sebagai perantara antara Kyiv dan Moskow.

Tawarannya sejauh ini gagal menghasilkan terobosan apa pun. Paus Fransiskus, 86 tahun, sebelumnya mengatakan dia ingin mengunjungi Kyiv dan Moskow dalam misi perdamaian.

Baca juga : 2 Tahun Rusia-Ukraina: Ekonomi, Presiden RI, Harapan Mengakhiri Perang

Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal sudah bertemu Paus di Vatikan pada Kamis, 27 April 2023 lalu. Keduanya membahas "formula perdamaian" yang diajukan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Shmyhal juga meminta bantuan dalam upaya pemulangan anak-anak Ukraina. Kyiv memperkirakan hampir 19.500 anak telah dibawa ke Rusia atau Krimea yang diduduki Rusia sejak Moskow menginvasi pada Februari tahun lalu. Hal ini juga dikecam sebagai deportasi ilegal.

"Tahta Suci bersedia melakukan ini (membantu memulangkan anak-anak) karena itu adalah hal yang benar. Semua gerakan manusia membantu tetapi gerakan kekejaman tidak membantu. Kita harus melakukan semua yang mungkin secara manusiawi," kata Francis di pesawat.

Paus Fransiskus, yang tampak dalam kondisi relatif baik selama perjalanan, juga berbicara tentang kesehatannya setelah dirawat di rumah sakit pada akhir Maret 2023. Vatikan saat itu menyebut Paus Fransiskus terkena bronkitis. Paus disebut merasakan sakit yang kuat di akhir audiensi umum pada Rabu, 29 Maret dan mencoba untuk tidur.